7.

37 2 0
                                    

Aku memandang datar kearah Rani dan teman temannya. "Cupu banget sih, masa gak ngelawan kaya siswa siswa lain hhhh" ucap Dita.

"Jangan mentang mentang lo menang basket kemarin, lo bisa bebas dari gue" ucap Rani

BUGHHT

"Ahhkk" ringisku karna perutku ditendang oleh Anita salah satu teman Rani dan hal itu membuatku tersungkur.

PLAKK. Aku bangkit dan menapar orang itu satu persatu hingga menimbulkan tanda berwarna merah dipipinya.

"Begini cara kalian mencontohkan perilaku yang baik pada adik kelas?" Tanyaku

"Berani banget lo nampar kita" ucap Anita

"Emang lo siapa?, Pemilik sekolah ini?" Tanyaku tersenyum miring

"Sebenerna bisa aja gue laporin kelakuan ini ke guru BK, tapi gue kasian liat lo dihukum panas panasan dilapangan"

"Lo-" belum selesai berbicara sudah terpotong olehku.

"Apa?" Tanyaku tersenyum miring

"Jadi orang itu jangan kecakepan kak, iya gue tahu lo itu emang cantik, tapi cara lo buat nunjukin kecatikan lo itu salah" ucapku

Dia hanya terdiam mencerna ucapanku. Aku melangkah pergi dari dalam toilet menuju taman belakang sekolah. Mengeringkan pakaianku yang basah karna siraman Rani. Aku duduk dibangku yang berada dibawah pohon beringin tetapi masih terkena panas.

"Sabar syah ini baru awal, lo jangan buat masalah dulu" ucapku bermonolog.

Mengeringkan baju membutuhkan waktu yang banyak. Sudah satu jam aku duduk dibangku itu. Aku tidak masuk pelajaran kali ini. Hingga jam istirahat tiba, bajuku baru kering.

Dari kejauhan aku melihat Citra berjalan kearahku dengan berkacak pinggang.

"Bolos lo?" Tanyanya dengan tatapan tajam

"Nggak" jawabku

"Terus ngapain lo disini, enak enakan duduk padahal dikelas lagi pusing pusingnya tadi" ucapnya panjang kali lebar.

"CK, gue disiram tadi di toilet sama kakel- kakel kemarin" ucapku malas.

"Bukanya masalah udah selesai waktu lo kalahin dia basket kemarin?" Tanyanya

"Nggak tahu gue" ~aku

Asik berbincang, tak sadar bel masuk kembali sudah berbunyi. Aku dan Citra kembali masuk ke dalam kelas. Tak lama guru masuk.

"Pagi anak anak" sapa guru Litta guru bahasa indonesia. Guru itu terkenal prik, di tengah mengajarnya ia selalu diselingi candaan hingga membuat siswanya tak pernah bosan pada mapel bahasa indonesia.

"Pagi buu" jawab siswa serempak.

"Bisa dimulai palajaran?" Tanya bu Litta.

"Bisa bu" jawab siswa penuh semangat.

Lama pelajaran bu Litta kini waktunya berganti pelajaran. "Baik, waktu ibu mengajar dikelas ini sudah selesai, ibu akhiri wassalamu'alaikum warrah matullahi wabarakatuh" pamit bu Litta.

"Wa'alaikumsalam warrah matullahi wabarakatuh" jawab siswa sekelas.

Setelah keluar bu Litta. Kini masuklah Pak Beni selaku guru ipa.  Lama pelajaran Pak beni kini waktu istirahat ke tiga berbunyi. Aku dan Citra keluar dari kelas menuju perpustakaan.

Sesampainya diperpus, aku melihat banyak buku yang tertata rapih. Aku memilih milih buku yang menurutku menarik untuk dibaca. Tak lama aku menemukan buku itu. Ditengah asiknya membaca buku, bel tanda masuk kembali berbunyi. Aku segera mengembalikan buku itu pada tempatnya dan kembali ke kelas.

Jalan Hidupku (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang