Kandungan Aisyah kini sudah memasuki bulan kesembilan. Bulan yang ditunggu tunggu oleh sepasang kekasih itu. Tinggal menunggu beberapa hari lagi untuk melihat anak yang dikandung Aisyah.
Vaerel kini tengah tertidur di sofa dengan paha Aisyah yang ia jadikan bantal. Tangan Aisyah tak berhenti mengusap rambut Vaerel sesekali memijitnya.
"Mas" panggil Aisyah.
"Iya sayang?" Ucap Vaerel membuka matanya memandang wajah sendu Aisyah.
"Nanti kalo aku pergi pas aku ngelahirin anak kita kamu harus ikhlas yaa, kamu harus kasih anak kita kasih sayang yang tulus, kamu juga ga boleh benci sama dia. Kalo kamu cari ibu sambung buat dia kamu harus cari yang bisa menyayangi dan mencintai dia selayaknya anak kandung" ucap Aisyah dengan senyum yang tak pernah luntur dari bibirnya.
"Kamu ngomong apa si sayang? Aku ga bakal nyari pengganti kamu, kamu juga ga bakal pergi kalo kamu pergi mas juga ikut pergi kita bakalan rawat anak kita sama sama sayang" ucap Vaerel yang kini sudah duduk tegak di samping Vaerel.
"Aku ga suka ya kamu ngomong gitu!" Sambungnya.
"Ajal ga ada yang tau mas" ucap Aisyah menatap wajah Vaerel lamat Lamat.
"Aku boleh peluk mas?" Tanya Aisyah lagi .
"Ya boleh dong sini" jawab Vaerel merentangkan tangannya siap menerima pelukan dari Aisyah.
"Tidur yuk udah malem" ajak Vaerel.
"Gendong" dengan setulus hati Vaerel berdiri dan mengangkat tubuh Aisyah, menggendong tubuh Aisyah ala bridal style. Aisyah dengan senangnya mengalungkan tangannya ke leher Vaerel dan kepala yang bersandar di dada Vaerel.
Sampainya dikamar Vaerel menurunkan Aisyah di ranjang dengan sangat hati hati.
"Ehh kan belum wudhu" ucap Aisyah teringat jika mereka belum melakukan sunah rasul sebelum tidur.
"Ohh iya, yaudah yuk wudhu dulu" Aisyah pun bangkit dari ranjangnya dan berjalan menuju kamar mandi bersamaan dengan Vaerel. Selesai berwudhu mereka kembali ke kamarnya menaiki ranjangnya dan duduk bersandar dikepala ranjang.
Mereka dengan kompak melafalkan ayat demi ayat yang disunnahkan rosul sebelum tidur, setelah selesai mereka melafalkan doa sebelum tidur lalu merebahkan tubuh mereka dan mulai memejamkan mata. Tangan Vaerel mengusap perut buncit Aisyah.
Keesokan harinya sekitar pukul 07.00 kini mereka tengah melakukan sarapan sebelum Vaerel pergi bekerja. Niat hati Vaerel ingin cuti untuk menemani kehamilan Aisyah yang sudah memasuki usia 9 bulan. Ia takut terjadi apa apa dengan Aisyah dan tidak ada Vaerel disampingnya. Namun Aisyah menolaknya, ia menyuruh Vaerel untuk tetap bekerja, ia beralasan jika ia bisa jaga diri.
Selesai makan Vaerel hendak pergi keluar, Aisyah membawakan tas Vaerel hingga mobilnya, ia menyalim tulus punggung tangan Vaerel lalu Vaerel mengecup kening dan pipinya, juga bibirnya. Setelahnya Vaerel masuk ke dalam mobil.
"Mas berangkat ya sayang?" Ucap Vaerel setelah menstater mobilnya lalu menjalankan mobilnya meninggalkan pekarangan rumahnya. Aisyah kembali masuk ke dalam rumah. Duduk diruang tengah sembari menonton televisi. Hingga dentingan ponsel mengganggu kegiatan menontonnya.
TING
Aisyah meraih ponselnya yang ia letakan di atas meja.
08***
Suami Lo bukan?Siapa ya?
Iya dia suami saya?
Suami Lo kecelakaan, kita ga bawa kerumah sakit karna kita ga ada kendaraan, disini juga ga ada kendaraan lewat.