Seungri [1]

142 27 29
                                    

Biasakan untuk menghargai karya seseorang dengan memberinya vote dengan menekan ⭐di akhir cerita biar authornya juga semangat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Biasakan untuk menghargai karya seseorang dengan memberinya vote dengan menekan ⭐di akhir cerita biar authornya juga semangat. Karena menciptakan sebuah karya itu sulit.
.
.
.
.
.

   "Hai, Hyung, aku roommatemu yang baru. Namaku Lee Seungri, tapi semua orang suka memanggilku Justin Timberlake-nya Gwangju, salam kenal!"

   Itu adalah kata-kata pertama yang dia ucapkan 15 tahun yang lalu saat kami bertemu. Lee Seungri, bocah yang dua tahun lebih muda dariku saat itu adalah salah satu trainee baru yang berhasil lolos audisi untuk menjadi idol sepertiku.

   Karakternya yang paling menonjol adalah kenarsisannya, dia juga sangat berisik. Dia selalu menempel padaku dan bertanya ini itu, mengomentari semua yang dia lihat. Dia seperti anak anjing yang baru melihat dunia luar. Namun, saat itu aku membencinya.

   Aku telah menjadi trainee di YG selama bertahun-tahun, sejak aku masih kecil sekali. Melihat Seungri yang masuk begitu saja hanya dengan audisi dan melihat kepercayaan dirinya yang seperti akan melakukan debut besok, aku sangat membenci nya.

   Namun, perlahan aku mulai mengenalnya. Aku melihat dia memang berlatih begitu keras dan begitu gigih. Bukan hanya aku, sebagai maknae bagi semua trainee yang ada di sana, Seungri sering mendapatkan perundungan. Dia yang selalu membersihkan tempat latihan, dia yang selalu dijadikan pesuruh oleh semua orang, dia yang selalu diejek serta ditertawakan, tapi senyum dan wajah ceria itu tidak pernah berubah.

   Hingga suatu hari saat semua anak-anak trainee diizinkan pulang kampung untuk merayakan Chuseok, Seungri adalah satu-satunya yang tinggal di asrama. Dia bilang dia tidak punya rumah untuk pulang.

   Dari sanalah aku tahu bahwa Seungri adalah seorang yatim piatu. Dia nekat pergi dari panti asuhan di mana dia dibesarkan karena tidak ingin menjadi beban lagi. Kondisi panti asuhan saat itu sedang tidak baik dan Seungri berharap bila berhasil menjadi artis, dia bisa membantu saudara-saudaranya di sana.

   Perasaanku berubah setelah mengetahui itu dan saat pertama kalinya aku melihat Seungri menangis, aku sadar kalau aku telah jatuh cinta padanya.

   Selama 15 tahun mengenalnya, aku baru dua kali mengunjungi panti asuhan "Rainbow Field", di kota Gwangju. Pertama, ketika Seungri mengajakku merayakan natal di sana setelah debutnya sukses. Sebagai idola baru, dia memang belum mendapatkan bayaran yang besar, namun pemuda itu bilang kalau setidaknya dia bisa memberikan sesuatu untuk adik-adik angkatnya sebagai hadiah natal.

   Seungri memang kadang terlihat menyebalkan dengan sifat narsis dan tukang pamernya, tapi sebenarnya dia orang yang murah hati. Dia juga kadang bermulut besar dan mengatakan hal-hal yang hebat tentang dirinya pada anak-anak panti. Namun, dia melakukan itu untuk menghibur mereka. Agar anak-anak itu memiliki mimpi yang tinggi dan tidak menyerah dengan keadaan.

   "Anak-anak di sini selalu berharap pada orang dewasa yang datang untuk membawa mereka ke rumah dan memberikan kehidupan yang lebih baik. Namun, harapan itu akan pupus seiringnya bertambah usia. Itu artinya mereka harus mengandalkan diri sendiri untuk tumbuh dewasa. Aku ingin mereka tahu bahwa mereka bisa jadi apa saja yang mereka mau walau tidak memiliki orang tua. Aku ingin sukses dan menunjukkan pada semua orang bahwa aku bisa menjadi sehebat dirimu walau tanpa dukungan siapapun. Aku ingin orang tuaku menyesal telah membuangku karena itu aku tetap memakai nama asliku sebagai nama panggung, agar mereka mengenaliku," ucap Seungri saat itu membuatku semakin mengaguminya.

My Universe Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang