Setelah berdiskusi Alya dan suami sudah mendapatkan kesepakatan untuk mempublikasikan status pernikahan mereka. Secara hukum dan pemerintah. Karena akan lebih baik dan lebih terbuka dengan semua orang, tidak terjadi fitnah dan salah faham.
Karena saat ini Alya merasa ada perubahan dalam diri suaminya. Bahkan sepanjang pernikahan dengan nya, Rendi tak pernah bermain perempuan, mabuk, dan hal-hal yang ia lakukan kepada mantan-mantan istrinya terdahulu. Ketika Alya pergi pun, Rendi dengan setia menunggunya kembali. Lalu alasan apalagi dengan tidak menerima iktikad baik suaminya yang ingin meresmikan secara Hukum dan negara? Alya yakin semua pasti akan baik-baik saja.
Semua ia awali dengan "Bismillah, dan niat untuk hidup berumah tangga."
Hidup berumah tangga itu, bukan sekedar menasehati, tetapi saling mengerti,dan memahami dari dua sisi.
Dengan kesepakatan itu Rendi dengan gesit mempersiapkan segala persiapannya. Ia mengutus Niko sang sahabat sekaligus tangan kanannya untuk mempersiapkan segalanya sesuai apa yang diminta oleh Rendi. Rendi ingin pernikahannya kali ini, beda dari yang lain. Harus lebih dari yang sudah-sudah. Karena ini adalah pernikahannya dengan seorang yang sangat spesial dalam hidupnya.
Seorang yang telah merubah sudut pandangnya mengenai perempuan. Seseorang yang telah mengenalkan arti cinta dan kesetiaan, kasih dan sayang.
Ketulusan dalam sebuah hubungan, dan saling menerima kekurangan untuk menjadi kelengkapan dalam mahligai pernikahan." Mas, walaupun pesta, yang sederhana saja aku dah cukup." Kata Alya.
" Sayang, semua biar aku yang urus. Yang penting kamu persiapkan diri dengan sebaik mungkin atau kamu punya pernikahan impian? Katakanlah?"
Alya menggelengkan kepala. "Bagiku tetap dihadiri keluarga itu lebih dari cukup. Oh ya mas, aku boleh mengundang Amelia dan Agnesia?" Pintanya
"Boleh dong sayang. Kenapa tidak?kalau mereka tidak keberatan."
" Aku yakin mereka pasti bakal bisa datang." dengan senyum yang merekah.
"Baiklah. Ini malam sudah sangat larut, kita istirahat dulu sayang." Sambil melihat jam yang menunjukkan pukul 01.15 WIB.
***
Alya memanggil suaminya untuk segera bergabung dengan yang lain untuk sarapan. Pandanganya menyapu kamarnya dari ranjang yang berukuran king,tempat kerja suaminya yang sebelahnya ada tempat make up nya,semua nihil. Lalu kearah balkon yang masih tertutup juga kosong. Menyapu pandangan ke pintu kamar mandi yang tertutup.
" Hwek huwek...!!!" Suara itu datang dari dalam kamar mandi.
Seketika Alya menjadi panik. Mendengar suara yang tidak asing lagi.
" Mas,?! Mas... Kenapa?" Cemas Alya dengan mengetok pintu kamar mandi." Tenang sayang... Cuma.. huwek, huwek.!!" seru Rendi yang ingin menenangkan istrinya dan kembali ia memuntah kan isi yang ada dalam perutnya sampai benar-benar kosong. Dan ia pun keluar dengan muka pucat dan keadaan yang lemah.
Alya yang sudah menunggu diambang pintu kamar mandi, langsung cekatan membantu memapah suaminya menuju ranjang kamarnya.
" Mas, kita periksa kerumah sakit yuk." Khawatir Alya.
"Beberapa hari ini aku selalu mual dan bahkan muntah. Mungkin kecapekan jaga Alea dirumah sakit." Tuturnya mengingat -ingat. Karena bukan kali pertama ia memuntahkan isi perutnya.
" Kalau begitu. Kamu harus periksa sayang! Tidak ada penolakan!." Tegas Alya karena khawatir.
" Ah, apa sayang katakan lagi. Tadi kamu panggil aku apa?" Senang Rendi menggoda istrinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Duren(Duda Keren)&Alya
General FictionAlya Kusuma, seorang janda ber anak satu. Perempuan sederhana, bersahaja, keibuan dan mempunyai aura yang meneduhkan. Menikah dengan Rendi Rahardian Wijaya duren(duda keren) beranak dua. Lelaki playboy yang sering bergonta-ganti pasangan walau sudah...