2. Skip Punishment

281 12 0
                                    

Bukan-nya pergi menjalani hukuman. Haechan malah lebih memilih ngacir ke atas rooftop, bersama dengan sobat karib-nya Hwang Hyunjin.

Apalagi kalau bukan ngerokok. Mereka berdua memang menyimpan stok rokok di atas rooftop. Tentu saja di tempat penyimpanan yang hanya mereka berdua tau.

"Sekarang siapa lagi?" Tanya Haechan kepada Hyunjin. Seraya mengeluarkan asap rokok-nya, tepat di depan wajah Hyunjin. Bukannya merasa bersalah, Haechan malah tertawa.

Sementara Hyunjin, ia sendiri udah tau maksud dari pertanyaan yang Haechan lontarkan itu apa. Pasti Haechan bertanya mengenai siapa lagi perempuan yang ia dekati, untuk di jadikan target selanjutnya.

Haechan juga gatau apa kelebihan Hyunjin ini. Hyunjin itu gak putih banget kayak Mark, gak hitam atau sawo matang juga ya! Bukan hitam! Apalagi keling! Dia juga gak ganteng-ganteng banget. Masih gantengan Mark kalo kata Haechan mah. Tapi entah kenapa banyak banget cewe yang suka sama Hyunjin. Katanya sih Hyunjin ini orangnya humoris. Katanya juga, cewe tuh suka banget sama cowo yang humoris. Padahal mah Hyunjin ini bukannya humoris, dia sih lebih ke gak waras. Ada aja tingkahnya yang ngebuat Haechan emosi. Plis Chan, miror!

Jadilah mereka berdua. Haechan yang penuh dengan kejahilan dan tingkah gak waras-nya. Serta Hyunjin yang sering emosian, ibarat senggol langsung tebas. Bukan bacok lagi kalo Hyunjin lagi mode maung.

Tapi heran-nya mereka berdua selalu nempel, dan juga nyambung satu sama lain. Gatau deh mereka saling suka, atau ada  yang menyembunyikan perasaan sukanya satu sama lain. Yang jelas, Haechan gak suka! Dan gak akan pernah suka! Haechan tuh suka-nya cuma sama Mark! Titik, gak pake koma! Apalagi tanda seru!

Haechan juga gak tau kenapa bisa suka sama Mark, yang notabennya anak teladan. Padahal dulu tuh Haechan  sukanya sama cowo badboy. Karma mungkin?

Ya walaupun tampang-nya Mark ada  badboy, tapi kelakuan-nya goodboy. Lagipula Mark ganteng banget. Haechan gak munafik ya! Haechan tuh suka banget sama cowo ganteng! Kalo kata orang-orang mah memperbaiki keturunan. Soalnya kalau kata Albert Einsten, fisik serta ketampanan seorang anak itu, 95% di warisi oleh sang ayah.  Terlebih kalau pria itu berduit! Haechan bakalan suka banget tuh.

Ya terserah kalian mau nganggap Haechan itu perempuan seperti apa. Bagi Haechan, jika laki-laki bisa dan boleh mandang fisik seseorang wanita sebelum mendekati wanita itu. Masa iya perempuan gak boleh melakukan hal yang sama?

Haechan suka juga cowo yang berduit, bukan berati Haechan itu cewe matre nan miskin ya! Haechan itu berasal dari kelas atas juga! Kalo dia dari kelas bawah? Gak mungkin dia bisa masuk ke sekolah ini!

Yup, Neo High School itu sekolah yang di peruntukan untuk anak yang ekonominya menengah ke atas. Di sini gak ada program beasiswa. Ya walaupun sekolah ini terkenal sering-nya tawuran, tapi yang bisa masuk sekolah ini bukan murid ecek-ecek.

Haechan suka cowo berduit itu karena realistis. Ia tau kalau orang tua-nya itu susah payah, dan selalu berusaha agar kebutuhan dia tercukupi dengan maksimal. Orang tuanya juga gak mau ngeliat dia sedih, hanya karena apa yang dia inginkan tuh gak tercapai. Tapi Haechan juga bukan termasuk anak yang boros ya!

Haechan juga bukan anak yang sombong, dan tidak mau berteman dengan anak kelas bawah! Haechan itu manusia yang berteman sama siapa aja, gak pernah mandang apapun. Tak jarang Haechan membantu temannya, yang ekonominya ada kelas bawah, yang ada di luar ruang lingkup sekolahnya. Tapi dengan cara berbeda. Ia akan membantu teman-nya yang berjualan. Ia gak malu untuk jualan untuk membantu teman-nya.

Intinya tuh, Haechan gak suka cowok yang miskin dan bergantung sama keadaan. Iya! Dia gak suka sama cowok yang gak ada usaha sama sekali. Yang kalo udah miskin, ya pasrah aja gitu! Itu yang Haechan gak suka. Ia paling anti dan langsung ilfeel sama cowok yang seperti itu.

"Gaada Chan." Sahut Hyunjin, yang langsung di balas decakan tidak percaya oleh Haechan.

"Alah tai ayam! Bilang gak ada juga nanti sore pulang bareng cewe!" Rutuk Haechan kesal. Kalau gak ingat dia lagi megang rokok, dan tangan satunya lagi menompang tubuhnya, sudah di pastikan Hyunjin akan mendapatkan toyoran kepala dari Haechan.

Iya! Hyunjin tuh cowo yang gak pernah jelas! Pagi berangkat sama siapa, pulang sekolah sama siapa, dan kalo malam jalan sama siapa. Pokoknya dalam satu hari tuh bisa gunta ganti wanita.

"Percuma gue bilang sama anak tuyul juga gak akan percaya. Dia yang nanya, gue yang jawab, tapi dia yang gak percaya. Terserah lo deh Chan, chan." Pasrah Hyunjin, yang sudah sangat lelah menghadapi Haechan.

"Gue beneran gak ada Chan. Makanya cariin gue cewe dong." Pinta Hyunjin, yang langsung di balas tatapan geli.

"Udah gue bilang sama Yeji aja! Kalian berdua tuh sama-sama cocok! Sama-sama punya mulut lemes, berisik,  bar-bar, kang gosip dan masih banyak lagi deh cocok-nya. Udah gitu muka lo juga kayak anak kembar! Tapi lo-nya malah nolak. Sok ganteng lo ah!" Sunggut Harchan yang turut kesal karena Hyunjin yang selalu menolak Yeji.

"Gak ah! Kasihan nanti keturunan gue,  kalo gue jadinya sama Yeji. Yang beneran dikit dong! Kayak lo aja cari cowo yang kayak Mark Lee." Celetuk Hyunjun, yang sukses membuat ingatan Haechan kembali mengingat tentang kejadian tadi.

Reflek tangan Haechan langsung melempar sepatu yang sudah ia lepas. Ke arah Hwang Hyunjin, dan langsung tepat mengenai tubuh Hyunjin. Membuat sang empuh meringis kesakitan.

"Yak! Lo gila?!" Protes Hyunjin akan tindakan Haechan.

"Lo yang gila! Mulut lo gak bisa di jaga banget ya Njing! Bisa-bisanya lo bilang gue suka sama Mark, di depan orang-nya langsung. Masih mending kalo misalkan lo bilang ketika keadaan gue lagi alim, adem, anyem. Ini lo bilangnya pas gue lagi ketangkep, dan di introgasi kayak narapidana!" Protes Haechan, yang benar-benar malu ketika mengingat kejadian tadi.

Hancur sudah reputasi yang sudah Haechan bangun di depan Mark. Ya walaupun sebenarnya Haechan itu tidak perlu menjaga lagi reputasi dan citra buruk-nya. Karena percuma saja! Toh seluruh sekolah sudah tau siapa itu Lee Haechan. Atau mungkin Mark Lee juga tau siapa itu Haechan?

"Adem anyem apanya! Lagian seluruh antero sekolah juga udah citra buruk lo Chan! Gak usah di tutupin lagi. Toh Mark lee juga pasti udah tau siapa lo kok." Balas Hyunjin, yang terus membela dirinya.

"Tapi setidaknya lo gak ngomong di depan orang-nya langsung juga Hwang Anjing Hyunjing! Gimana kalo dianya risih dan berakhir menjauhi gue? Kan kasihan banget gue-nya! Udah di jauhin sebelum ngedeketin." Seru Haechan, di iringi desahan frustasi. Gak ngerti lagi dia jalan pikiran Hyunjin tuh.

"Ya itu derita lo." Balas Hyunjin sekena-nya saja.

Haechan merengut dan hendak beranjak dari duduknya. "Yah Njin, parfume-nya mana?" Tanya Haechan, ketika mencari parfume di tempat persembunyian mereka, tapi gak ada.

"Kemarin habis di bawa Jay." Sahut Hyunjin.

"Ambil Njin. Bisa ketauan kita kalo abis ngerokok. Gak mungkin juga gue pake parfume cowo." Pinta Haechan.

"Ya udah, lo tunggu sini ya. Biar gue ambil parfume-nya." Titah Hyunjin, yang langsung di setujui Haechan.

Haechan langsung kembali duduk, dan melanjutkan acara merokok-nya. Satu batang lagi, sambil nunggu Hyunjin kembali.

"Kamu gak ada kapok-kapoknya ya Lee Haechan! Tadi habis ketahuan sama bapak karena tawuran, sekarang malah ketahuan ngerokok!" Kalimat yang di lontarkan Minho, sukses membuat Haechan meringis. Baru juga satu hisapan, dia udah ketahuan aja.

Minho langsung menghampiri Haechan, dan menjewer telinga Haechan. Ia langsung menyeret Haechan,  yang terus-terusan meringis di sepanjang jalan mereka menuruni anak tangga rooftop.

TRIAL - MARKHYUCKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang