4

1.3K 245 55
                                    

Kini, (Y/n) sedang rebahan di kasurnya dan berguling guling pelan. Dia benar benar bosan. Tetapi dia sendiri juga tidak ada kegiatan apapun.

Tighnari sedang tidak ada. Dia sedang patroli di sekitar hutan avidya. Karena itulah, sekarang (Y/n) tidak bisa melakukan apa apa. Toh, Tighnari juga melarangnya untuk bepergian sendiri.

(Y/n) bosan. Dia masih belum kenal dengan orang orang baru di sekitarnya dan dia takut untuk berkenalan dengan mereka.

Mendengus, (Y/n) berdiri dan melihat keluar.
Orangnya tidak banyak. Kemungkinan besar mereka sedang bertugas. Yg ada di sekitar sekarang hanya seorang bapak tua dan anak anak yg bermain.

Setelah melihat ke dalam sebentar, (Y/n) mengeratkan kepalan tangannya dan berjalan keluar.

Ya, dia sedang melanggar perintah tighnari.

Dia pergi menuju hutan untuk melihat lihat. Toh, dia juga tidak pergi jauh dari rumahnya.

Ya... Awalnya dia kita begitu.
Tapi sepertinya, sekarang dia justru tersesat. Dan parahnya, dia malah berhadapan dengan padang pasir.

"Astaga..." Gumam (Y/n) dengan sedih.

Dia ingin berbalik dan kembali. Tapi dia tidak tau jalan. Berbalik lagi, (Y/n) menatap ke arah padang pasir dalam diam.

"Tempat ini... Cukup menarik" batinnya.

Tanpa sadar, (Y/n) berjalan mengikuti instingnya menuju padang pasir.
Semakin jauh dia berjalan, dia juga semakin takjub dengan apa yg dia lihat.

Baru sekali ini dia melihat tempat seperti ini. Pemandangannya mirip seperti Padang bersalju snezhnaya. Hanya saja tempat ini panas. Panas sekali.

Kelelahan karena berjalan jauh, (Y/n) memilih untuk mendudukkan diri di belakang sebuah batu dan bersandar.

Bodohnya, dia tidak membawa minuman atau makanan apapun. Jadi, saat perutnya berbunyi meminta makan, (Y/n) sangat kebingungan.

Suhu panas yg luar biasa dan rasa haus yg luar biasa membuat (Y/n) menjadi pusing. Dia kembali berdiri untuk mencari desa ataupun sumber air terdekat.

Namun tubuhnya yang tidak bisa beradaptasi dengan suhu sepanas ini justru memeperburuk keadaan.
Pandangannya mulai mengabur, jalannya juga sudah oleng.

Tidak lama setelah itu, (Y/n) pun akhirnya ambruk.


.
.
.
.

Tangan terkepal, gigi menggertak, sedikit rasa marah dan rasa khawatir yg luar biasa.

Tighnari diam menatap kamarnya.

(Y/n) tidak ada. Padahal dia sudah bilang padanya untuk tidak kemana mana. Tapi sepertinya anak satu itu cukup nakal.

Padahal tighnari sudah sengaja menyelasaikan tugasnya lebih cepat agar dia bisa libur besok untuk mengajak (Y/n) berkeliling sumeru.

Mendengus, tighnari pun mau tidak mau harus kembali mengelilingi hutan untuk mencari (Y/n).

Awalnya dia mencari di seluruh avidya forest. Tapi sayangnya (Y/n) tidak ada sama sekali.

Karena itu, tighnari juga mulai mencari di tempat lain.
Dia sudah bertanya kesana kemari. Tetapi naas, tidak ada satupun orang yg melihat ataupun mengenal (Y/n).

Malam pun tiba.
Tighnari terduduk di dekat sungai. Telinganya terturun. Dia juga memegangi kepalanya frustasi.

(Y/n) tidak tau jalan. Dia pasti tersesat. Tapi kemana dia pergi tighnari juga tidak tau. Mencarinya dalam waktu 1 hari tidak akan cukup.

Tighnari X Reader {Orogin}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang