5

2.2K 303 72
                                    

(Y/n) berdiri menatap langit dengan mata berbinar.
Senyuman lebar merekah di wajahnya.

"Apa kau suka pemandangannya?"

"Uhm! Sangat!"

Childe yang berdiri di sebelah (Y/n) ikut tersenyum. Dia lalu ikut menatap langit yang dipenuhi oleh bintang.

Sepertinya tidak ada salahnya dia membawa (Y/n) kabur keluar.

Mungkin nanti dia akan dihukum. Tapi childe tidak peduli. Dia hanya ingin membuat (Y/n) bahagia. Habisnya (Y/n) selalu saja dikurung di kamarnya sendirian.

Entah kenapa tsaritsa melarang (Y/n) untuk keluar semenjak dia mendapatkan vision.

Mungkin dia khawatir. Tapi mengurung (Y/n) dikamar, bukannya itu berlebihan?

"(Y/n), apa kau tidak kesepian?" Childe bertanya tanpa menatap.

"Kesepian? Apa itu?"

Childe segera menatap (Y/n) yang juga menatapnya.
Wajah (Y/n) terlihat bingung. Jadi dia benar benar tidak paham?

"Kesepian itu seperti... Kau merasa sedih karena kau sendirian. Apa kah pernah merasakannya?"

"Ahh.... Kalau itu, sepertinya sih pernah. Jadi itu namanya kesepian ya?"

"Apa kau tidak memiliki teman bermain sama sekali?"

(Y/n) menggeleng. "Kata ibu aku tidak perlu teman..."

Childe terdiam. Dia tidak bisa membalas ucapan (Y/n).
Perkataan tsaritsa adalah mutlak bagi (Y/n). Tentu saja dia tidak berani membantah.

Tangan childe bergerak untuk menarik (Y/n) dan memeluknya.

Mata (Y/n) terbelalak. Dia mengerjap karena bingung dengan aksi childe yang cukup tak terduga.

"Ajax?"

"(Y/n), betemanlah denganku!"

"Eh?"

Childe mengeratkan pelukannya. Dia juga mengelus punggung (Y/n) lembut.

"Mari kita berteman. Jadi kau tidak akan kesepian lagi" ujar childe.

(Y/n) diam. Ada sedikit perasaan hangat di dalam dirinya. Dia membalas pelukan childe dan memgangguk.
Wajahnya dibenamkan di dada childe yang jelas lebih tinggi darinya.

Air mata menetes. Senyuman tipis terbentuk di wajah (Y/n) yang tak bisa dilihat childe.

Di umur ke-11 nya, (Y/n) akhirnya mendapatkan teman pertamanya...

.
.
.
.

Memasuki tenda, (Y/n) langsung disambut dengan aroma makanan yang enak.

Cyno yang baru saja selesai membuat makanan menatap (Y/n) dan mengisyaratkannya untuk mendekat.

(Y/n) melakukan apa yang diminta cyno. Dia lalu duduk di atas kain, begitupun dengan cyno.

"Makan" ujarnya singkat padat dan jelas.

Mengangguk canggung, (Y/n) mengambil chiken skewer dan memakannya.
Saat dia baru saja menggigit, matanya langsung berbinar takjub atas rasa dari skewer buatan cyno.

"Ini enak sekali~" puji (Y/n).

Cyno melirik. Dia lalu terkekeh pelan. Sangat pelan sampai sampai (Y/n) tidak bisa mendengarnya.

"Bagus kalau begitu" sahutnya.

Keduanya kembali makan. Cyno sedikit merasa lucu karena (Y/n) makan sangat lahap. Dan lagi, dia terlihat sangat santai saat makan selahap itu di depannya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 01, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Tighnari X Reader {Orogin}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang