6. Si rambut merah dan si jahat

881 75 3
                                    

Jangan lupa untuk memberikan dukungan melalui vote atau comment!
***

SUDAH 2 MINGGU terhitung dari terakhir kali ralat terakhir dan pertama kalinya Jiandra serta Arjuna bertemu, selama itu pula Jiandra selalu mengecek ponselnya dan berharap Arjuna memberikan sebuah pesan. Namun, hasilnya nihil. Ia terlalu berharap padahal ia sendiri tahu kalau hal yang dia harapkan tidak mungkin bisa terkabulkan, bahkan di hari mereka melakukan kegiatan tersebut pun Arjuna sudah mengatakan kalau hal yang mereka lakukan bisa saja hanya akan menjadi sebatas one night stand tanpa ada hubungan berkelanjutan. Namun Jiandra sangat bodoh dan terlalu berharap pada Arjuna—si ketua preman yang mungkin saja sudah tidak ingat kalau mereka pernah berbagi kehangatan.

"Bodoh kamu, Ji." Jiandra berdesis saat orang di sampingnya memaki-maki dirinya, kini mereka berdua sedang berada di dalam mobil milik seseorang yang baru saja memberi makian kepada Jiandra.

"Duh Marcel, aku harus gimana ini? Bener kata kamu kalau aku bodoh."

Mereka berdua kini sedang berada tepat di depan rumah milik teman Arjuna, lebih tepatnya rumah tempat ia serta Arjuna melakukan aktivitas seks mereka. Iya, Jiandra meminta Marcel untuk mengantarnya dengan alibi kalau ia akan bertemu dengan temannya. Marcel tentu saja mengiyakan permintaan Jiandra karena ia tidak tahu kalau rumah yang Jiandra maksud adalah rumah milik komplotan preman, Jiandra pun sama bingungnya setelah mereka sampai tepat di depan rumah tersebut.

Rumahnya ramai, banyak sekali orang-orang yang keluar masuk, ada pula yang hanya diam di halaman entah melakukan kegiatan apa dan Jiandra tidak mau menerka-nerka serta melihat-lihat apa yang sedang terjadi di dalam rumah tersebut. Waktu pun bergulir menit demi menit, ia rasa mereka sudah berdiam diri selama hampir 20 menit, tetapi ia belum juga melihat batang hidung Arjuna dari sekian banyaknya orang yang keluar masuk rumah tersebut.

"Masih mau nunggu atau kita pulang aja?" Tanya Marcel membuat Jiandra menggigit bibirnya bimbang, Jiandra jelas tidak mau salah satu dari orang-orang itu menghampiri mobil mereka jika mereka berdiam lebih lama lagi, padahal mobil mereka terlihat sangat mencolok dengan berdiam tepat di depan pagar rumah tersebut yang terbuka dengan lebar.

"Kita pulang aja."

Marcel dan Jiandra memasang kembali seatbelt yang sempat mereka lepas, Marcel bersiap untuk menyalakan mobilnya saat tiba-tiba saja Jiandra menepuk-nepuk lengannya membuat ia mengurungkan niat awalnya.

"Itu... Itu... Itu temennya Arjuna." Jiandra menunjuk seseorang dengan tampilan nyentrik, rambut merah yang sangat khas membuat Jiandra jelas ingat dengan dirinya. Yoga yang dulu datang membawa perlengkapan untuk ia gunakan.

"Siapa? Yang mana?" Marcel memicingkan matanya karena sesungguhnya ia memiliki penglihatan buruk, apa lagi sekarang ia sedang tidak menggunakan kacamatanya sehingga membuat dirinya sulit untuk melihat dengan jelas.

"Itu yang rambut merah." Jiandra melepas kembali seatbelt yang ia pakai dan dengan segera membuka pintu mobil lalu turun membuat Marcel panik karena hal yang dilakukan Jiandra benar-benar di luar dugaannya, ia tidak menyangka kalau Jiandra dapat bergerak secepat itu.

"Ji astaga... Memang Jiandra tuh manusia paling bodoh yang aku kenal." Marcel berdecak sebelum ikut turun dari mobilnya, ia terpaksa harus mengikuti Jiandra karena takut terjadi sesuatu pada temannya itu. Ia mengeratkan masker serta topi juga menyiapkan ponselnya menyala dan berada pada tampilan siap untuk menelepon polisi, tentu saja ia tidak sebodoh Jiandra.

"Hey! Tunggu! Aduh... Hey kamu rambut merah, tunggu!"

Yoga celingukan saat mendengar seseorang yang ia rasa memanggil dirinya, sedangkan Jiandra terus berjalan mendekat sembari mengangguk saat Yoga mengarahkan telunjuknya yang menunjuk dirinya sendiri.

FREEDOM [kyuhoon]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang