3. Setelah malam yang panjang

2.2K 116 4
                                    

Jangan lupa untuk memberikan dukungan melalui vote atau comment!
***

ARJUNA ADALAH seorang pemimpin kelompok preman terkenal di kota. Jiandra baru mengetahui hal ini semalam setelah mereka selesai melakukan aktivitas seks, sebuah aftercare yang Jiandra yakini dapat membuat pipinya memerah saat membayangkannya.

"Kamu pakai tato karena untuk nakut-nakutin orang lain atau karena seninya?"

Jemari lentik Jiandra mengusap lembut tato yang berada tepat di dada sebelah kiri Arjuna, sebuah tato bergambar berlian yang bahkan tidak terlihat menakutkan sama sekali dan juga tidak keren—menurut Arjuna.

"Kalau yang lo maksud itu tato yang lagi lo sentuh, itu tato gagal. Enggak gagal juga sih... Temen gue lagi belajar bikin tato dan dia jadiin gue sebagai kelinci percobaannya."

"Aku boleh ketawa?" Jiandra menatap geli pada Arjuna lalu melingkarkan lengannya pada leher Arjuna. "Gambarnya ada di tubuh kamu, entah aku yang terlalu mabuk sama kamu atau memang apapun yang ada di diri kamu semenarik itu?"

"Tadi lo bahkan mau ketawa," Arjuna berdecak kesal, tetapi lengannya bergerak mengusap lembut punggung Jiandra dan tatapannya tidak lepas dari menatap lekat wajah Jiandra. "Lo cakep banget."

"Apa kita harus seks lagi biar kamu romantis? Padahal dari tadi kamu muji aku cantik, kenapa sekarang jadi cakep?"

"Sama aja. Artinya sama, lagi pula lo enggak butuh validasi dari gue karena semua orang juga tahu seberapa cantiknya orang yang beberapa menit lalu... Desahin nama gue tanpa ampun."

Jiandra merenggut lalu memberikan pukulan di punggung Arjuna. "Brengsek. Kenapa semua hal yang brengsek itu bikin tergila-gila sih?"

"Yang brengsek itu harusnya dihindari, bukan malah nyerahin diri gitu aja."

"Tapi kamu juga mau."

"Karena gue brengsek, jadi udah pasti gue mau."

Jiandra menatap Arjuna tepat di matanya, lalu tangannya menangkup pipi Arjuna dan memberikan usapan lembut membuat mata Arjuna terpejam merasakan usapan lembut di kedua pipinya.

"Lo bahkan tau kalau gue itu preman—"

"Juna..." Jempolnya ia usapkan lembut di kedua pipi Arjuna dan seketika tersenyum saat melihat Arjuna membuka kedua matanya setelah ia memanggilnya. "Aku enggak akan pernah nyesel sama malam ini dan aku harap kamu juga enggak akan terus-menerus buat bandingin status sosial kita."

"Kita bahkan baru kenal tadi sore, lo engga kepikiran kalau malam ini tuh cuma... One night stand?"

Jiandra mengangkat kedua bahunya, membuat Arjuna mengernyit karena tidak dapat dengan jelas mengartikan tindakan Jiandra tersebut. Setelahnya Jiandra melingkarkan kembali lengannya pada leher Arjuna dan berbisik meminta Arjuna untuk terus mengusap punggungnya hingga tertidur, Arjuna bergumam untuk menjawab permintaan Jiandra tersebut.

Katakan saja jika Jiandra terlalu buta akan nafsu, ia bahkan tidak terpikirkan oleh kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi setelah malam panjang yang ia lewati bersama si preman yang bahkan baru saja ia temui pada sore harinya, Jiandra bodoh.

Ia mengedarkan pandangannya ke seluruh sudut kamar yang kini sedang ia tempati, ia mendesah ketika baru menyadari keadaan di dalam kamar sekarang karena semalam ia tidak sempat memindai bahkan mengamati setiap sudut kamar ini. Lagi pula apa yang mau kita harapkan pada seseorang yang mabuk akan nafsunya sendiri?

Cklek

Pandangan Jiandra bertemu dengan seseorang yang berjalan masuk sembari membawa sebuah nampan, Jiandra menegakkan tubuhnya dan menarik selimut yang sedang menyelimuti dirinya agar lebih naik hingga kelehernya.

FREEDOM [kyuhoon]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang