7. Pertemuan dan kesepakatan

737 75 1
                                    

Jangan lupa untuk memberikan dukungan melalui vote atau comment!
***

DENTUMAN MUSIK yang memekakkan telinga tidak sedikitpun membuat Jiandra merasa terusik, ia justru dengan semangat dan senang meliukkan tubuhnya menyatu dengan puluhan orang yang juga sedang melakukan aktivitas yang sama dengan dirinya. Jiandra bahkan tidak memperdulikan beberapa orang yang sejak tadi menyentuh tubuhnya, ia tidak mau tahu siapa orang-orang tersebut, ia juga tidak merasa keberatan karena ini sudah menjadi resiko untuk dirinya.

"Ji."

"Ya?"

Jiandra dan Marcel tertawa mendengar teriakan mereka, Marcel menegak minumannya sebelum berteriak tepat di kuping Jiandra. "Aku lihat cowok, ganteng banget!"

"Apa? Aku enggak denger?"

"Budeg!" Marcel mendengus, ia menarik lengan Jiandra menjauh dari gerombolan dan musik yang memekakkan lalu berteriak kembali. "Aku tadi lihat cowok, ganteng banget."

"Enggak usah teriak-teriak!" Jiandra terkekeh mendengar ucapan Marcel karena suara musik di sekitar mereka sudah tidak memekakkan seperti tadi. Jadi, seharusnya Marcel tidak berteriak, apa lagi berteriak tepat di kuping Jiandra yang membuat kupingnya sedikit berdenging.

"Kirain enggak denger." Ucap Marcel dan ikut terkekeh.

Marcel menunjuk segerombol orang-orang yang sedang terduduk di pojok ruangan. Kalau tidak salah, jumlahnya ada sekitar 8 orang. Itu pun kalau Jiandra tidak salah melihat dan menghitung karena penglihatannya tidak begitu jelas. Ke-8 orang tersebut terlihat sedang berbincang sembari tertawa dengan banyaknya botol alkohol kosong di atas meja, bahkan satu di antaranya terlihat sedang menahan mual pada perutnya membuat Jiandra mengernyit dan merasa geli.

"Terus yang menurut kamu ganteng... Itu yang mana?"

"Tuh," Marcel menunjuk tepat seorang pria yang sedang memainkan ponselnya sembari tertawa menanggapi celotehan orang-orang di sekelilingnya, "ganteng banget 'kan Ji?"

"Itu? Yang lagi mainin hp?" Ucapan Jiandra dibalas anggukan oleh Marcel, Marcel menaik turunkan alisnya membuat Jiandra mendengus geli, "kenapa? Yakin nih mau disamperin?"

"Please..." Kedua lengan Marcel terkatup, ia menatap Jiandra dengan tatapan memohon andalannya, "sayang banget kalau kita enggak samperin, yah... Ngobrol doang juga udah oke kok."

"Yaudah, boleh deh..." Jiandra tersenyum, lalu mereka berdua berjalan menghampiri segerombolan orang—lebih tepatnya, seseorang yang membuat Marcel sedikit tergila-gila karena ketampanannya.

Siulan menyebalkan diterima Jiandra serta Marcel di beberapa langkah terakhir, ternyata segerombolan orang-orang tersebut menyadari—atau mungkin percaya diri, kalau Jiandra dan Marcel berjalan menghampiri mereka.

Selain siulan, kata-kata menyebalkan yang bisa disebut sebagai pelecehan juga didapatkan oleh Jiandra serta Marcel. Dengan wajah rupawan milik mereka berdua, sudah pasti membuat segerombolan orang-orang ini semakin semangat untuk menggoda Jiandra dan Marcel.

"Duh? Ada apa nih cowok-cowok ganteng plus seksi dateng kesini?"

"Wanginya minta dikawinin."

"Langsung dah langsung bawa ke kamar."

Mereka tertawa karena ucapan tidak senonoh yang mereka lontarkan untuk Jiandra dan Marcel, Jiandra meremat lengan Marcel saat mereka sudah berada tepat dihadapan ke-8 orang tersebut.

"Uhm... Mau gabung, boleh 'kan?"

Segerombolan orang-orang tersebut langsung mempersilahkan Jiandra dan Marcel untuk ikut duduk di sofa, bahkan dua orang yang tadi sedang terduduk dengan senang hati bangkit dan mempersilahkan Jiandra serta Marcel duduk di tempat bekas mereka.

FREEDOM [kyuhoon]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang