Bulan menatap gedung yang menjulang tinggi di hadapannya dari balik kacamata hitamnya. Jantungnya berdegup kencang karena kemungkinan dia akan bertemu dengan lelaki yang dia benci selama 9 tahun terakhir ini. Lelaki yang membuatnya mengurangi berat badannya dan juga menghilangkan jerawat yang penuh di wajahnya dengan susah payah. Sekarang, dia berubah menjadi gadis cantik yang fashionable dengan tubuh yang merupakan idaman seluruh wanita. Belum lagi karirnya sebagai fashion designer terkemuka pastilah akan membuat lelaki itu berdecak kagum padanya.
Ya, kembalinya ke Indonesia adalah untuk membalaskan segala rasa sakit hatinya selama ini.
"Nona Bulan, kenapa anda berdiri saja di sini?" tanya Pak Diman sopir pribadi yang diutus perusahaan milik Dirga menatapnya keheranan.
"Saya hanya mengagumi betapa besarnya gedung milik 'Adore' ini pak," jawab Bulan tanpa mengalihkan pandangannya dari gedung berlabel 'Adore' yang ada di depan matanya itu.
"Permisi, apakah anda adalah Nona Bulan Cantika?" tanya seorang gadis yang mengenakan kacamata yang telah berdiri di samping Bulan.
Bulan menoleh ke arah sumber suara dan melihat gadis yang berpenampilan sederhana di sampingnya. "Benar, saya adalah Bulan Cantika. Anda ..." Bulan menghentikan perkataannya dan menunggu jawaban dari gadis itu.
"Ah iya. Maaf saya belum memperkenalkan diri. Saya adalah Adel, asisten anda selama bekerja di Adore." Gadis itu mengulurkan tangannya kepada Bulan dengan senyum canggungnya.
"Saya harap kita bisa bekerjasama dan saling membantu, Adel." Bulan menyambut uluran tangan gadis dengan badan kurus itu dengan senyuman di wajahnya.
Adel sedikit terkejut reaksi dari atasannya tersebut. Dia tak pernah menyangka bos-nya yang lulusan sekolah fashion terkenal di kota Paris, Esmod terlihat sangat ramah padanya.
"Ba-baiklah Nona Bulan Cantika. Saya akan mengantar anda bertemu dengan Tuan Dirga di ruangannya." Adel mempersilahkan Bulan untuk mengikuti langkahnya masuk ke gedung yang menjulang tinggi itu.
Bulan berjalan dengan penuh percaya diri melewati lobi yang dipenuhi banyak karyawan yang berlalu lalang. Pakaiannya yang terlihat sangat modis dan unik membuatnya menjadi santapan empuk netra-netra para penikmat fashion. Tak ayal beberapa karyawan laki-laki pun tak mau melepaskan pandangannya dari makhluk cantik yang sedang lewat di depan mereka sambil mengagumi kecantikan Bulan.
Tidak ada kekhawatiran sedikit pun yang bulan rasakan. Tidak ada lagi ketakutan akan tatapan mata semua orang yang tertuju padanya. Dia merasa dirinya memang pantas untuk dikagumi. Tidak seperti Bulan 9 tahun lalu yang selalu dicemooh bahkan dianggap menjijikan oleh orang-orang.
"Lihatlah, dia begitu cantik," bisik seorang wanita dari belakang ketika Bulan berdiri menunggu pintu lift terbuka.
"Bajunya benar-benar sangat bagus dan unik, bukan?" timpal salah satunya sambil berbisik juga.
"Betul. Aku jadi ingin tahu dia beli di mana pakaian yang dia kenakan saat ini," bisik yang lain lagi.
Bulan hanya terdiam dengan raut wajah yang datar walaupun mendengar semua pujian yang tertuju padanya.
Tring!
Pintu lift terbuka dan tanpa komando Bulan melangkahkan kakinya memasuki ruangan sempit yang ada di depannya. Semua orang yang ada dibelakangnya pun ikut masuk ke dalam lift tersebut.
Pintu lift akan tertutup ketika sebuah tangan mencegahnya hingga terbuka kembali.
"Tunggu aku," ucap seorang gadis sambil terengah masuk ke dalam lift.
Tit Tit Tit Tit.
Sebuah alarm tiba-tiba saja berbunyi dan semua orang menatap gadis yang baru masuk ke dalam lift tersebut dengan wajah sebal.
YOU ARE READING
Sweet Revenge
Romance"Cih dasar babi jelek! Kamu lebih pantas bernama babi atau gorilla daripada namamu yang sekarang!" Bagi Bulan Cantika kata-kata hinaan itu adalah makanannya sehari-hari. Tubuhnya yang penuh lemak, perut buncit serta jerawat di seluruh wajahnya membu...