-Chapter 1

57 8 0
                                    

• Tunggu •
Mawar de Jongh - Tiba Tiba Hilang

—satu hari di 2020.

Amarra Parastika Dera. Gadis cantik yang masih setia duduk di bangku salah satu coffee shop untuk menunggu seseorang yang tak kunjung datang. Dengan pakaian formal hitam-putih lengkap dengan heels hitam 5 centimeter, hati Amarra semakin tak bisa menahan kesenangan yang akan terjadi di hari ini. Bahkan mungkin seharusnya sudah terjadi sejak satu jam yang lalu. Yap, sudah satu jam ia menunggu tapi seseorang yang ditunggu tak juga menampakkan batang hidungnya.

"Permisi Kak, sudah selesai menentukan mau memesan apa?" tanya seorang pelayan pada Amarra yang sedang asik memainkan jemari tangannya yang gugup sambil memandang ke arah luar.

"Eh? Emm, saya pesen greentea latte nya satu aja ya Mba soalnya masih nunggu temen saya." Ucap Amarra yang kembali sendiri setelah pelayan tersebut mencatat pesanannya dan berlalu dari hadapan Amarra.

30 menit kembali berlalu dan sosok yang Amarra tunggu tak datang juga. Akhirnya setelah membayar secangkir greentea latte yang ia pesan, Amarra memutuskan untuk pergi dari coffee shop. Dengan langkah cepat ia memasuki mobil sedan putih milik sang Ayah dan terdiam cukup lama. Perasaan kesal dan kecewa terus berputar dalam pikirannya.

Untuk kesekian kalinya ia kembali di kecewakan. Mungkin jika satu atau dua kali masih wajar dan tak jadi masalah bagi Amarra. Namun jika sebanyak ini? Apa harus ia memaafkan kembali dan suatu saat nanti 'dia' akan mengulang kesalahan yang sama dan terus menerus seperti ini?

Amarra masih terdiam. Ia tak ingin menangis ataupun marah saat ini. Tidak sama sekali. Ia hanya bingung. Bingung akan apa yang harus ia lakukan saat ini. Amarra mengerti jika bagi seseorang yang ia tunggu tadi, tugasnya adalah segala-galanya. Namun lebih baik tak usah menjanjikan jika akhirnya malah mengecewakan.

Setelah cukup lama terdiam, akhirnya Amarra mulai menyalakan mesin mobil dan melaju menuju rumah. Sepanjang jalan pikirannya masih terus berkecamuk. Sampai kapan ia menunggu dan terus menunggu seperti ini? Sampai kapan ia harus sabar menghadapi semuanya? Dan sampai kapan ia akan mendapatkan jawaban atas kejelasan hubungannya?

Amarra sangat membenci ingkar dari sebuah janji yang semestinya di tepati.

•x•x•x•x•x•x•x•x•x•x•
Thank's for the voted.
{360 words}

- by; Amanda Puspita -

MY ARMY (Pt. 2 - New Story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang