"Oke. Jadi gitu aja ya rapat buat kali ini. Hari senin depan kita gladi kotor dulu buat ospeknya. Bentar aja kok. Gitu ya? Ada yang mau nambahin?"
Ketua panitia ospek mengakhiri rapat kali ini dengan salamnya. "Oh iya. Kalo mau rapat per divisi juga bisa ya! Dah itu aja."
Kemudian setelah itu, rapat perdivisi pun dilakukan. Cantika duduk melingkar bersama dengan divisi pembimbing lainnya. Di sebelahnya ada Kafi selaku partner pembimbingnya.
"Hai Cantika. Cantik banget si! Untung lo cantik ya Can, coba kalo jelek terus nama lo Cantika. Kan gimana gitu ya." Ucap Kafi tanpa memfilter ucapannya yang tentu saja hanya di tanggapi senyuman kecil oleh Cantika.
"Ih lo tuh emang rada pendiem ya Can? Tapi kata Hani lo asik-asik aja. Tapi kok diem banget." Ucapnya lagi.
"Iya, gue kalo sama orang baru suka bingung mau ngomongin apa soalnya." Ujar Cantika. Ah dia tak suka ini. Dia memang suka menggosip, well, siapa di dunia ini yang tak suka menggosip? Tapi dia tidak senyablak Kafi ini. Atau dia yang baperan aja? Oh iya, dia sedang dapet saat ini, pantas saja dia sangat sensi sekarang.
Selama sebulan ini, mereka sering rapat namun selama sebulan itu pula pembicaraan antara Kafi dan Cantika hanya terjadi beberapa kali. Cantika lebih sering mengobrol dengan anak-anak yang lain. Dia tak menyangka Kafi yang malah menjadi partnernya.
"Ih, santai aja atuh Bund. Gue asik kok orangnya--" Baru juga Kafi akan melanjutkan ucapannya. Ketua divisi pembimbing sudah meminta perhatian dari orang-orang.
"Ya jadi ini gue kasih daftar anak-anak maba yang kalian pegang beserta nomor dan id line nya. Terserah kalian bikin grup dimana tapi kalo bisa di line aja ya?" Ujar ketua divisi itu sambil membagikan kertas yang sedari tadi dipegangnya.
"Gugus lima puluh." Panggil Enji selaku ketua divisinya. Cantika dan Kafi sontak terbangun dari duduknya dan menghampiri Enji. "Mohon bantuannya ya!" Ucapnya sambil tersenyum pada keduanya yang dibalas anggukan.
"Jadi yang bikin lo atau gue nih?" Tanya Cantika saat keduanya sudah terduduk kembali.
"Lo aja deh. Gue males ambil handphone."
"Emang ponsel lo dimana?" Tanya Cantika sambil membuka telepon genggamnya dan mulai membuat grup gugus 50.
"Di tas." Kafi cengengesan. Kafi ini sosok laki-laki yang mempunyai wajah imut, dan terlihat baby face Kafi, tidak terlalu tinggi namun masih lebih tinggi dari Cantika, dan seperti lelaki pada umumnya malas yang ribet-ribet. Dia mempunyai teman di mana-mana karena memang dia selalu nyambung kalau diajak bicara tentang apapun. Mau itu tentang sepak bola, skincare, otomotif, sampai pada produk pertanian saja dia tau. Maka dari itu dia sangat terkenal di kampusnya.
Cantika memutar matanya malas. "Cuman di tas doang males lo."
Kafi semakin tertawa mendengar itu. "Ya kan biasanya yang ribet-ribet itu tugas cewek Can."
"Udah nih. Tinggal sebar link ajalah ya? Suruh masukin di grup besar." Cantika meminta pendapat Kafi dan lelaki itupun hanya mengangguk.
Kemudian sambil menunggu grup mereka terisi oleh mahasiswa baru yang mereka bimbing. Kafi dan Cantika melanjutkan obrolan yang tak bisa Cantika sangka-sangka.
Dia kira Kafi tidak akan bisa sefrekuensi dengannya, nyatanya dia bisa mengimbangi obrolan Cantika! Cantika sangat takjub dengan orang ini.
"Terus-terus lo sampe nginep gitu di kafe itu? Nggak diusir?" Tanya Cantika antusias.
Saat ini Kafi sedang menceritakan pengalamannya saat menulis laporan praktikum di semester dua kemarin. Dia sempat menginap di sebuah kafe untuk mengejar asisten praktikumnya yang sedang kerja lapangan. "Ya gitu. Mana itu paginya gue ada kelas. Gila banget emang. Tapi seru sih."
KAMU SEDANG MEMBACA
It's You
Teen FictionBercerita tentang Laut yang akhirnya menemukan Cantiknya kembali. Cerita di ambil dari Keluarga Biru, cerita bagaimana awal pendekatan Laut Biru sampai akhirnya bisa pacaran dengan Cantika Suez.