Bab 3

56 13 2
                                    

Tak terasa waktu telah berlalu begitu cepat. Hari ini adalah ospek universitas hari pertama sehingga sedari pagi tadi Cantika sudah bersiap untuk memulai hari sibuknya.

Dilihatnya masih jam setengah lima pagi saat dia dan Kristal sampai di kampusnya. Tentu saja masih sepi, hanya ada anak-anak panitia yang sudah berkeliaran untuk mengecek peralatan dan yang lainnya.

Mereka semua dikumpulkan untuk briefing terakhir dan berdoa sebelum ospek dimulai. Setelah semua panitia dibubarkan, mereka mulai menjalankan tugas masing-masing. Dan di sinilah Cantika dan Kafi berdiri, di bagian belakang lapangan kampusnya. Berjaga-jaga apabila ada mahasiswa baru gugus mereka yang sudah sampai.

"Kristal mana?" Kafi bertanya pada Cantika dan mulai celingukan mencari sahabat Cantika.

Cantika yang sedang memperhatikan ponselnya untuk mengecek anak-anak asuhnya mendongak ke arah Kafi. "Tadi lagi dibriefing sama anak-anak kesehatan. Kayaknya buat ngasi pita buat yang sakit."

Tak lama kemudian, Kristal datang dengan hebohnya sambil membawa kertas serta pita berwarna merah dan biru. Memberikan pita tersebut kepada Cantika yang bertanya-tanya karena tak tau maksudnya.

"Hai Kafi." Sapanya kemudian sibuk mencari sesuatu di dalam tasnya.

"Itu yang warna merah buat yang sakitnya agak parah kayak asma, jantung gitu ya. Yang fatal. Kalo yang biru buat yang pingsan, magh, gitu-gitu. Udah ada lengkap kok itu gue tulis." Ujarnya sambil menusukkan sedotan pada susu kotak yang tadi diambilnya dari dalam tas.

Menyodorkan susu itu ke depan mulut Cantika dan sebuah roti, "Minum. Kata kak Ayu lo belum sempet makan tadi. Gue juga ada roti. Nih pegang sendiri."

"Ih lo berdua so sweet banget sih. Gue jadi iri." Kata Kafi yang sedari tadi memperhatikan aksi Kristal.

"Cari pacar gih Kaf." Kristal menjawab sambil tertawa kecil.

"Lo aja gimana?" Tanya Kafi.

Kristal memutar bola matanya malas, "Ogah. Lo nggak tulus soalnya."

Kafi hanya cemberut dan mencibir Kristal pelan. Padahal dia serius.

Sementara Cantika sudah hampir menghabiskan roti yang tadi diberikan oleh Kristal, anak-anak maba sudah mulai memasuki lapangan untuk upacara pembukaan.

"Nih, mending lo aja yang ngasih langsung." Cantika kembali menyodorkan pita-pita itu ke arah Kristal.

"Lo aja. Gue nggak tau nama-nama mereka. Atau nggak si Kafi aja gih." Kristal mengoper ke arah Kafi yang tentu saja dibalas gelengan oleh Kafi.

"Gue emang mau ke sana buat ngobrol sama anak-anak gugus 50 tapi mending cewek aja gih yang ngasih." Kemudian dia meninggalkan Kristal dan Cantika yang masih berdiri melihat kepergiannya.

"Tch, dari kemaren disuruh malah ganti balik nyuruh tuh orang." Cantika menggerutu melihat tingkah Kafi.

"Maklumin aja. Emang suka ngobrol tuh anak. Dah sana kasih pita-pitanya. Udah banyak yang dateng tuh." Kristal mengambil plastik dan kotak susu yang ada di tangan Cantika dan mendorongnya menuju kerumunan.

Cantika berdiri di belakang kumpulan maba itu dan melihat jam sudah menunjukkan pukul setengah tujuh. Mengambil nafas dalam dan menghembuskannya dengan pelan.

Sebenarnya dia sedikit gugup. Sudah lama sekali dia tidak berdiri berbincara di depan banyak orang seperti ini. Tentu saja bicara pada kamera dan bicara langsung kepada orang sebanyak ini terasa sangat berbeda.

Dia berdehem pelan, "Permisi. Mohon perhatiannya untuk gugus 50." Suaranya keluar sedikit lebih keras daripada yang diinginkannya sehingga beberapa orang dari gugus sebelahnya ikut menoleh.

It's YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang