3. Inquetude.

514 117 16
                                    

Penulis : meowcico

penyunting : jenrusahi handsforharuto

.

.

.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

.

.

Haruto terbangun, dengan mata yang terbuka lebar. Ia merasakan bahwa, tubuhnya berada di atas sebuah kasur kapuk, yang terlihat sudah lama tidak digunakan. Di sebuah ruangan atau bisa dibilang kamar, yang termasuk kecil.

Haruto mendudukkan dirinya, dan menatap ke sekeliling. "Kali ini aku ada di mana, ya? Apa aku bakal ketemu lagi sama Jeongwoo yang berbeda, di dunia ini?" Gumamnya, bertanya pada diri sendiri.

Haruto sudah mulai beradaptasi, dengan apa yang terjadi pada dirinya. Ia mulai mengerti, alur hidupnya kali ini. Meskipun, ia sendiri awalnya sempat ragu, dan tentu saja tidak menerimanya.

Yang ia ingat, sebelum ia terbangun di kamar yang ia tempati ini, ia berhasil menjadi seorang kekasih dari Park Jeongwoo. Haruto juga ingat, jika Jeongwoo yang ada di dunia sebelumnya, telah terlebih dahulu meninggalkannya. Sebelum akhirnya, ia juga ikut menghembuskan nafas terakhirnya dan berakhir kembali terbangun di ruang yang ia tempati ini.

"Padahal, tinggal bentar lagi aku dan Jeongwoo bisa hidup bahagia bersama. Kenapa kami harus mati, sih?!" Racau Haruto, sambil mengacak-acak rambutnya frustasi. Ia kemudian memilih untuk bangkit dan keluar dari kamar yang ia tempati itu, untuk mencari tahu di mana ia sekarang.

Setelah berhasil keluar, Haruto hanya mendapati ruangan yang cukup luas, yang di lantainya terdapat tikar yang digelar. Di atas tikar, terdapat banyak barang seperti beberapa tas dan selimut. Tidak ada orang selain dirinya, di sebuah bangunan yang tampak seperti sebuah rumah itu.

Haruto masih belum tahu, di mana dan sebagai apa dirinya kali ini. Yang ia tahu hanyalah, ia berada di sebuah rumah yang tidak terlalu besar. Ia pun, memutuskan untuk keluar dari rumah itu.

Saat Haruto keluar, dari arah kanannya terlihat dua orang perempuan yang datang menghampirinya. Mereka menggunakan jas almamater berwarna biru.

"Loh? Haruto, udah sembuh?" Tanya salah satu dari mereka.

Haruto yang merasa namanya dipanggil pun, menengok ke arah mereka tanpa menjawab pertanyaan itu.

Dua orang tadi, semakin mendekati Haruto, "Halo Haruto, udah sehat? Udah nggak pusing lagi?"

"Eh, eh ... i-iya udah sehat, kok."

"Syukurlah! Ini gue sama Lia mau ke rumah Pak Kades, mau minta kunci pintu balai desa buat cek kesehatan besok. Lo, mau ikut?"

Fast Wear : The Infinity UniverseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang