chapter 3

417 40 5
                                    

Beberapa hari telah berlalu sejak hari itu. Berbagai rasa penasaran mulai menyerang remaja berusia 17 tahun itu.

Yah, tentu saja. Masa remaja memang masa dimana kita akan mulai penasaran tentang berbagai hal. Tak terkecuali dalam Hal percintaan.

Begitu juga laki-laki kesayangan Kita. Park Hyungseok. Dia sedang penasaran dengan berbagai hal. Jadi dia mencoba untuk mencari tau berbagai hal itu.

Jay, seorang remaja yang duduk di depan Hyungseok mengetuk meja Hyungseok. Membuat Hyungseok yang sedari tadi tadi menatap keluar jendela tersenyum pada laki-laki bersurai pirang itu.

"Ada apa Jay? Kau butuh sesuatu?"

"....." Jay tersenyum pada Hyungseok.

"Ah... Aku sedang tidak memikirkan apa-apa kok"

"......"

"Tentu saja, jika Ada masalah aku akan memberitahumu Jay"

"Oh iya Jay, ngomong-ngomong apa kau punya pacar? Melihatnya banyak sekali cewek yang suka kau" 

Jay menggaruk ringan pipinya Dan menggeleng.

"....."

"Kenapa? Padahal ku kira kau punya pacar. Ternyata Kita sama-sama jomblo ya"

"Yah,apa boleh buat sih... Ahh,aku penasaran kenapa orang yang pacaran itu.."

"Bisa melakukan ciuman ya" tambah Hyungseok dengan berbisik.

Jay hanya terdiam melihat wajah penasaran Hyungseok.

"Apa yang tengah kalian bicarakan?" Zin tiba-tiba saja datang membawa minuman untuk Hyungseok dan Jay. Membuat suasana menjadi agak canggung.

"... Bukan apa-apa"

Zin mendecak kesal pada Hyungseok.

"Jay, bilang dong tadi apa yang kalian bicarakan??" Zin menatap Jay dengan mata berbinar-binar, tapi sayangnya Jay hanya menggeleng dan berbalik kedepan dan kembali membaca bukunya.

"Ah dasar kau Jay. Pelit banget sih"

"Seok kasih tau aku apa yang kalian bicarakan" rengek Zin.

"Bukan apa-apa. Bukan hal penting juga"

Hyungseok tersenyum dan beranjak dari tempat duduknya saat melihat mijin dan haneul tersenyum padanya. Seolah memberikan isyarat untuk pergi bersamanya.

"Zin, kau gak ikutan?"

"... Eh,oke Ayo"

Keempat remaja itu pergi ke taman bersama. Park Hyungseok terlihat gugup saat berbicara dengan haneul. Begitupun haneul, dari awal haneul memang tertarik dengan Hyungseok.

Bagaimana tidak, Hyungseok adalah Incaran gadis-gadis di jurusan fashion. Bahkan anak jurusan lain juga menyukainya. Bukan parasnya saja yang rupawan,tapi dia juga ramah,suka membantu dan tidak pernah berbuat onar disekolah. Hyungseok juga tipe anak yang mudah didekati.

Sayangnya, laki-laki tampan idola gadis-gadis itu sekarang tengah mengalami krisis. Dia itu tipe orang yang 'mati topik' atau bisa dibilang gak ahli dalam mencari topik pembicaraan.

Sudah beberapa saat mereka bersama tapi dua orang ini hanya saling senyum dan diam seribu bahasa setelah membicarakan tugas. Sungguh, Hyungseok benar-benar gak tau harus bicara apa lagi.

Zin yang mengetahui hal itu langsung sigap membantu Hyungseok. Dia ini seperti ksatria Park Hyungseok yang akan melakukan apa saja untuk rajanya.

"Haneul, bagaimana menurutmu Park Hyungseok?" Celetuk Zin yang duduk di samping Mijin.

"..e-eh? I-itu... Hyungseok baik,Dan ramah"

"Tentu saja. Semua orang juga tau itu. Ada Hal lain gak, seperti apa kau menyukainya?" Ucap Mijin mencoba memanaskan suasana.

Hyungseok diam-diam mencuri pandang pada haneul,begitu juga dengan haneul. Saat Mata mereka saling bertatapan Hyungseok berdiri dan pamit pergi ke toilet. Membuat haneul merasa kecewa, dan

Zin mengangguk pada Mijin dan pergi mengejar Hyungseok. Sedangkan Mijin masih menatap hanuel yang duduk menatap punggung Hyungseok yang Kian menjauh.

"Haneul.. apa kau menyukai Hyungseok?"

Mendengar hal itu wajah haneul langsung memerah. Tanpa mendengar jawabannya, semuanya sudah jelas terlihat diwajahnya.

"Kenapa kau tidak mengatakannya saja, aku rasa Hyungseok juga menyukaimu"

Haneul menggeleng, "... Aku rasa tidak. Hyungseok selalu diam dan pergi saat bersama denganku"

Mijin menggenggam tangan haneul dia mencoba menghiburnya.

" Hei hei tidak seperti itu. Hyungseok itu orangnya pemalu, berbeda dengan Lee Zin yang suka mengoceh seenaknya. Jadi kurasa kau harus lebih berani menghadapinya"

"Begitukah?"

Mijin mengangguk. Sepertinya tekat haneul menjadi lebih kuat setelah berbicara dengan sahabatnya itu.

_____

Semenjak hari itu, haneul berubah menjadi lebih aktif kepada Hyungseok. Dia mulai aktif mengirimkan pesan dan kadang menelpon Hyungseok. Kadang-kadang mereka berdua juga menghabiskan banyak waktu di study cafe dengan dalih belajar bersama. Semua orang yang melihat juga tau,kalau mereka sedang pdkt.



"Sudah hampir bell tapi Hyungseok masih belum kembali ke kelas. Kemana dia?"

"Jay, kau Tau dimana Hyungseok?"

Jay hanya menggeleng.

"Ck, sialan kalau dia telat bakalan gawat mapel sejarah kan gurunya gak main-main"

Zin bergegas mencari Hyungseok, dia menuju perpustakaan setelah mendengar siswi yang sedang membicarakan Hyungseok yang tengah belajar disana.

"Hyungseo.....k"

Langkah kaki Zin terhenti saat haneul mendekatkan wajahnya kepada Hyungseok. Dia langsung mengalihkan pandangan Dan bersembunyi di balik rak buku di samping kedua orang itu.

Tak ada orang disana, dengan suasana yang sepi seperti ini. Memang pas jika mereka melakukannya.

*Tettt*

Bell berbunyi, membuat Hyungseok Dan haneul terkejut. Merekapun bergegas berlari meninggalkan perpuskaan.

"Ah, untunglah belum terlambat" ucap Hyungseok sambil melepas genggaman tangannya sebelum memasuki kelas.

Haneul mencuri pandang Hyungseok dengan wajah yang memerah.

"Jay jay, kau tau Zin pergi kemana?" Kenapa dia belum kembali?"

Jay menatap Hyungseok dengan heran.

"....."

"Begitukah? Kenapa aku tidak melihatnya ya. Hmm kemana perginya orang itu, gak mungkin kan dia membolos tiba-tiba?"

Friend with Benefits?!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang