Chapter 7

278 33 15
                                    

Lagi dan lagi, haneul selalu menempel pada hyungseok.

Anak-anak Yang melihat tingkah haneul merasa dia terlalu berlebihan dan terlihat membuat hyungseok canggung.

Pasalnya entah didalam kelas ataupun diluar kelas. Dia selalu menggandeng lengan hyungseok dan tersenyum seolah-olah hyungseok miliknya.

Jam olahraga dimulai.

Anak-anak tampak antusias memainkan permainan lempar Bola berpasangan.

Dengan peraturan setiap pemain depan harus menjaga partner yang memegangnya dibelakang agar tidak terkena bola. Dan juga, keduanya tak boleh terpisah. Jika pemain terpisah,maka Tim itu Akan kalah.

Semuanya tampak sangat antusias mengikuti permainan ini.

Selain untuk bermain, mereka juga menggunakan kesempatan ini untuk pdkt atau semacamnya.

Zin menoleh kearah hyungseok berada, dia tersenyum menghampirinya Dan ingin mengajaknya untuk membuat tim.

Tapi lagi-lagi, gangguan selalu datang. Dia melihat hyungseok yang tengah menggandeng haneul dan keduanya terus tersenyum.

Melihat hyungseok yang terus tertawa dengan haneul yang tengah memeluk hyungseok dari belakang dengan wajah yang memerah membuatnya merasa kesal.

Dia mengepalkan tangannya Dan mengertakkan giginya. Melihat hyungseok terus menghalau Bola, dan beberapa Kali terkena lemparan, namun dia masih terus tertawa menikmati permainan ini. Mereka bahakan terlihat seperti pasangan kekasih.

'ck... Apa-apaan tuh. Hyungseok sama sekali gak cocok dengannya. Dia paling cocok denganku'

'cih menyebalkan'

Tiba-tiba Zin tersadar oleh apa yang baru Saja dia pikirkan.

"Arghh... Mikir apa sih Zin! Gila apa, udah jelas mereka saling suka. Hah kurasa aku benar-benar akan gila jika terus melihatnya.."

Pada akhirnya Zin berbalik dan duduk di tepi lapangan. Dia terlihat tak bersemangat.


"Minumlah..."

Zin menoleh ke arah datangnya suara itu.

Dia melihat mijin berdiri dibelakangnya dengan mengulurkan minuman kaleng padanya.

Zin menerimanya dan membolak balikkan minuman itu.

"Tumben kau ngasih minuman?"

"Juga rasa mangga? Kau tau kan aku gak terlalu suka rasa mangga"

Mijin tersenyum Dan duduk Di sampingnya.

"Tentu Saja tau. Itu minuman favoritku, seharusnya kau merasa terhormat Aku ngasih itu"

Zin tertawa mendengarnya.

"Hmm, tentu. Aku saaaangatttt, merasa ter.hor.matt!" Keduanya tertawa sambil saling meledek satu sama lain.

Untuk sejenak keduanya hanya menatap anak-anak lain bermain. Hingga mijin mulai membuka suara pertama.

"Kau gak ikutan main?"

"Hmm... Aku tak tertarik. Bukankah itu membosankan?"

"Entahlah? Aku rasa tak begitu membosankan?"

Zin menoleh ke arah mijin dengan ekspresi mengejek.

"Kalau gitu,Sana main sama anak-anak. Kenapa juga kau malah duduk disini"

"Kau pikir Aku mau disini nemenin orang bodoh kayak kamu?"

"Asal kau tau ya, Aku Gak bisa ikut main Karna partnerku Gak mau main"

"Yaudah, suruh partnermu ikut main"

Friend with Benefits?!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang