Beberapa hari ini Zin bersikap aneh. Dia selalu menghindari Hyungseok, bahkan sekedar bertatapan atau bertukar sapapun tidak mereka lakukan. Semuanya ikut penasaran dengan karjadian ini, bagaimana tidak? Zin yang dulunya selalu menempel mengekori Hyungseok kini mengjindarinya. Dia sekarang lebih sering bermain dengan anak jurusan sebelah bersama vasko, bumjae Dan teman-teman dari jurusan otomotif.
"Kalian bertengkar?"
Hyungseok menatap haneul dengan bingung.
"Hmmm, sepertinya tidak"
"Lalu kenapa dia menghindarimu? Apa yang terjadi diantara kalian" Mijin melontarkan sebuah pertanyaan juga. Tapi Hyungseok juga tidak tahu harus menjawab apa.
Karna dia memang berfikir tidak Ada Hal yang terjadi setelah Hari itu.
"Zin gak mungkin menjauhimu tanpa sebab Seok. Jujurlah, apa yang terjadi pada kalian" haneul menggenggam tangan Hyungseok, dia tampak khawatir.
Hyungseok terdiam, dia memikirkan kejadian hati-hati sebelumnya.
"... Benar-benar tidak ada yang terja-"
Hyungseok terkejut mengingat kejadian malam itu.
_____
-flasback 3 Hari yang lalu-
"Hyungseok"
"Ya?"
Zin membolak balikkan buku, dia duduk disamping Hyungseok yang tengah belajar. Seolah Ada yang ingin dia katakan, wajahnya tampak gelisah.
"Ada apa??"
"Tentang tadi Siang..."
"Kenapa?"
"Itu... Katanya kau mau belajar"
Hyungseok hanya mengangguk Dan terus menulis tanpa memandang Zin yang sedari tadi menatapnya.
"Ayo belajar sekarang"
Hyungseok menoleh ke arah Zin, "kau gak lihat, kita kan memang sedang melakukannya"
"Bukan ini. Bukan belajar ini yang aku maksud. Kau Tau... Belajar yang tadi kau katakan..."
Wajah Hyungseok memerah mengingat ucapannya.
"Ahh sial! Giliran soal beginian aja aku cepet ingetnya"
Zin tertawa mendangar ocehan Hyungseok.
"Jadi, bagaimana? Latihannya, haruskah Kita mulai?"
Hyungseok terdiam sejenak. Dia menoleh kearah Zin yang tampak antusias.
"Tidak, bukan hari ini"
ekspresi Zin tampak lesu,dia kecewa mendengarnya. Tapi entah kenapa Ekspresinya justru tampak menggemaskan.
".. padahal aku udah siap-siap. Aku ingin belajar" ucap Zin dengan murung
hyungseok tak tahan melihat wajah Zin yang semakin menggemaskan. Dia tertawa Kemudian merapikan bukunya Dan kembali berbicara kepada Zin.
"Haaahh... Baiklah, Aku gak bisa biarin sahabatku ini cemberut terus. Ayo kita lakukan"
Ekspresi Zin langsung berubah cerah.
Keduannya saling bertatapan. Zin beberapa kali mengedipkan matanya, dia terlihat gugub.
"Haruskah Kita mulai sekarang?"
Hyungseok mengangguk. Dia terus mengatakan pada dirinya sendiri bahwa ini hanyalah sebuah latihan, tidak lebih.
Zin memberikan kecupan singkat beberapa kali pada Hyungseok sambil mengamatinya.
Ekspresinya masih sama, Tak Ada penolakan sama sekali. Zin sadar dia Dan Hyungseok melakukan ini murni hanya karna latihan.
Tidak Ada niatan khusus, tapi aneh. Saat dia melihat wajah itu, kenapa Zin merasa dadanya sakit namun disisi lain Ada perasaan yang mengelitik dari dalam hatinya.
"Seok..."
Hyungseok memejamkan matanya saat lidah Zin beberapa kali menjilati bagian depan bibirnya, memintanya untuk membuka mulutnya Dan keduannya saling bertauan. Tanpa mengatakan apa-apapun keduanya Tau apa yang mereka lakukan.
Zin memegang tengkuk Hyungseok, dan semakin berani menjelajahi seluruh ruangan Hyungseok. Sedangkan Hyungseok terus memegang erat baju Zin. Dia menghisap bibir bawah Zin Dan terus-menerus mengikuti arah permainan Zin. Hingga beberapa saat ciuman mereka terlepas, keduanya saling bertatapan dengan nafas terengah-engah.
Zin memberikan kecupan singkat Dan mengusap ringan bibir hyungseok dengan tangannya. Membuat Hyungseok merinding terkejut.
"Bagaimana?" Ucap Zin penasaran.
Hyungseok hanya terdiam, membuat Zin merasa gelisah.
"Tidak buruk"
Zin tersenyum lega, dia memeluk Hyungseok.
"Jadi, seperti ini rasanya ciuman"
"Rasanya seolah kau menarikku kedalammu. Aku hampir Tak bisa bernafas"
"Seburuk itukah ciumanku? Maaf aku..."
Hyungseok menatap wajah Zin yang muram
"Tidak, itu tidak buruk kok. Justru itu terasa aneh, terasa lembut, manis Dan menggelikan"
"Apa Kau tadi makan strowberry?? Rasanya manis seperti itu..."
Hyungseok tersenyum, "bisakah kita melakukannya lagi?"
Zin terkejut mendengarnya, tapi dia juga tidak menolak. Karna bagi Zin, berapa kalipun dia mencobanya dia seolah tak pernah puas.
Mereka saling menautkan lagi lidahnya, perlahan Dan semkain dalam. Satu kali mencoba dan dia terus menerus menginginkan lebih.
"...mnhh Zin..."
Zin semakin memperdalam ciumannya ketika mendengar suara Hyungseok. Jadi Tak Ada pilihan lain, Hyungseok mengigit bibir bawah Zin untuk melepaskannya.
"... Maaf.." ucap hyungseok yang kehabisan nafas
Zin tersenyum dan menyeka bibir Hyungseok.
"Aku yang seharusnya minta maaf. Maaf aku terlalu berlebihan "
Hyungseok tertawa mendengarnya. Membuat Zin juga tertawa dibuatnya.
____
Wajah Hyungseok memerah saat teringat kejadian itu, dia mencoba mengalihkan pandangannya.
Mijin memandang Hyungseok dengan tajam.
"Kau yakin Tak terjadi apa-apa dengan kalian?"
Hyungseok mengangguk. Haneul terus menggenggam tangan Hyungseok.
"Jika Hyungseok berkata seperti itu. Maka memang tak Ada yang terjadi. Mungkin Zin Hanya sedang ingin berkumpul dengan vasko Dan teman-teman lain"
Hyungseok tersenyum sambil menepuk ringan kepala haneul. Dia juga berharap seperti itu. Bagaimanapun, Hyungseok harus menyelesaikan masalah ini tanpa melibatkan orang lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Friend with Benefits?!
FanficSaling memanfaatkan antar teman itu hal yang biasa. Jadi tidak perlu di lebih-lebihkan. #bl #1821