O 2

29 10 4
                                    


– sweet daddy ~*

Jena mau yang kucing daddy” ucap jena yang memilih boneka hewan yang ia inginkan, “hm? tumben biasanya kau selalu memilih anak doggy atau samoyed...” bingung jeno yang menoleh keputri kecilnya yang ada digendongannya.

“kalena jena lindu kak jiena daddy” jelas jena yang langsung memajukan bibir kecilnya, “haeh? padahal baru dua hari yang lalu kau berkenalan dengannya... kemarin juga kau sempat bertemu dengannya dicafetaria bukan?” bingung jeno, “hmph, daddy libet banget! pokoknya jena mau yang kucing, titik.” ketus jena yang menoleh kearah lain sambil mengeratkan boneka kucing ditangannya.

“baiklah-baiklah... daddykan hanya bertanya sayang, jangan marah yahh” ucap jeno yang menahan kegemasannya pada putri kecilnya.

yah habisnya jena tumben sekali cepat akrab dengan orang baru, biasanya butuh waktu beberapa minggu untuknya terbiasa atau kenal dengan orang baru” batin jeno yang sedikit kagum akan hubungan jena dan jiena.

“daddy, jena lapel mau mamam” sahut jena yang kembali menoleh dan menatap jeno dengan sayu, “baiklah, kalau begitu kita pergi kekampus sekarang terus makan dicafetarianya, okeh? siapa tau jena ketemu kak jiena kan?” ucap dan jelas jeno, “okehh!” balas jena yang kembali senang.

“kalau begitu ayo pergi... oh iyah, cuman mau satu ini saja? Tidak mau tambah yang lain?”

“daddy, nenek bilang jena tidak boleh beli mainan banyak-banyak tau!”

“i-iyah iyah, maaf tuan putri...”

- - -

uhuk! uhuk!... ya ampun, kenapa aku harus sakit sekarang?gumam jiena yang tengah bersandar didinding koridor kampus yang sudah lumayan sepih dikarenakan hari yang sudah sore dan cuaca diluar yang tengah hujan deras.

Hari ini jiena memang tengah sakit dikarenakan kemarin malam sempat kehujanan saat ia pergi kemini market untuk berbelanja kebutuhan makanannya, namun karena hari ini dia dan teman-teman jurusannya akan memeriksa dan meneliti kain baru jadi ia tidak bisa melewatkan hari tersebut dan izin.

Jienapun kembali terbatuk dan mulai memijat keningnya yang panas, ia sudah sempat memeriksa wajahnya yang pucat dan terlihat sayu seperti mayat hidup.

Hahh, yuna juga tengah ada urusan jadi aku harus pulang sendiri dan menunggu sampai hujan ini reda... tapi aku ingin sekali sampai diapartemenku dan istirahat...” batin jiena yang berusaha menguatkan tubuhnya.

Namun dari tadi tubuhnya seperti tak mendengar dan ingin terus bersandar disuatu tempat karena lemah, jadi jiena terus terdiam didinding tersebut seperti hiasan yang terpajang.

“dingin sekali... ku-kuharap aku tidak pingsan saja disini...” gumam jiena yang kemudian menunduk, ia mengerjapkan matanya beberapa kali karena pandangannya mulai kabur, jiena takut jika ia tiba-tiba pingsan dan tak sadarkan diri disini, ini bukanlah tempat yang tepat, saat ia keUks juga ruangan itu tengah tutup.

Hahh aku tidak kuat lag–

“Kak jiena?”

Jiena dengan perlahan menolehkan kepala dan sesuai tebakannya, ia mendapati jena dan juga rektornya yang merupakan ayah dari gadis kecil itu yang tak lain adalah jeno.

Sweet Daddy || Lee JenoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang