Sweet Daddy || Lee Jeno

03

– sweet daddy

“ba-baiklah, ayo jena waktunya tidur... ini sudah malam, dan kak jiena juga harus kembali istirahat, jadi sementara daddy tidur sama jena yah” ucap jeno sedikit canggung setelah ucapan tak terduga dari jena tadi.

“hmmh, tapi jena mau bobo sama kak jienaa” balas jena yang tak mau digendong oleh jeno, “tidak bisa sayang, kak jiena itu sedang sakit, nanti terganggu kalau ada jena” larang jeno dengan lembut.

“ishh, daddy mahh” sebal jena yang langsung melipat kedua tangannya dan memajukan bibirnya.

“hehe, boleh saja kok jena... tapi kak jiena lagi sakit, nanti kalau ketularan kejena bagaimana? nanti kalau sakit harus disuntik dokter loh, sakitt” jelas jiena yang membujuk jena, jena yang mendengar kata suntikan pun langsung merinding sendiri, alhasil diapun mau digendong oleh jeno dan meninggalkan jiena.

“baiklah kalau begitu kami permisi dulu... segeralah istirahat lagi agar lebih membaik, aku dan jena ada dikamar sebelah, jika butuh apa-apa kau juga bisa menelfonku dinomor yang tadi kuberi...” jelas jeno, “iyah, sekali lagi terimakasih atas semuanya... ka-kak jeno” ucap jiena yang sedikit kaku ketika memanggil jeno dengan sebutan kak.

Setelah jena memberi saran yang sangat mengejutkan tadi tentang bagaimana jiena harus memanggil jeno, keduanya langsung sepakat dengan sebutan 'kak' saja agar jena tidak semakin menganjurkan sarannya tadi.

“hm, tidak masalah...”

“selamat malam kak jienaa, bobo yang nyenyak dikamal daddy yahh”

“hehe iyah jena, kamu juga bobo yang nyenyak yah”

“babayy”

- - -

Jeno duduk disofa sedang berwarna putih-pink yang ada disudut kamar putrinya Jena, ia akan kembali menyelesaikan sisa kerjanya untuk hari ini, sedangkan jena, ia tengah mewarnai gambar-gambar yang jeno telah printkan juga melihat-lihat buku ceritanya untuk cari kantuk dikarpet empuknya.

“daddy-daddy... altinya momma itu apa?” sahut dan tanya jena, “momma? oh artinya sama kayak mommy jena, atau mama” jawab jeno tanpa menoleh kejena.

“ohhhh~ Hmm jena jadi pengen ada mommy nya jena juga... kenapa mommy jena pelgi teyus daddy?” ucap dan tanya jena, jeno yang mendengar itupun langsung tersentak kecil dan menoleh kearah jena yang kembali melihat-lihat bukunya.

Pandangan jeno langsung sayu, ia selalu merasa bersalah ketika putrinya itu mengatakan bahwa ia menginginkan sosok ibunya yang sebenarnya juga merupakan mantan istrinya.

Singkat cerita, dulu saat berumur 18 tahun jeno dijodohkan dengan anak dari teman kerja orangtuanya, hanya saja keduanya tidak pernah memiliki rasa pada satu sama lain, apalagi mantan istrinya, dan karena perasaan mereka yang bertolak belakang, keduanya pun sepakat akan tetap menikah diusia 19 tahun dan memiliki seorang anak agar orangtua mereka tak kecewa tapi setelahnya, mereka akan bercerai dan jeno yang akan menjaga dan mengurus bayi mereka yang tak lain adalah jena.

Dan semua rencana juga kesepakatan mereka pun benar terjadi, setelah jena lahir dan berusia sekitar satu setengah tahun, jeno dan istrinya bercerai dan berpisah, bahkan setelah itu, jeno langsung tak tau kemana mantan istrinya pergi namun sedikit ia tau, perempuan itu pergi berkeliling dunia dan bergonta-ganti kekasih.