⁴ Refuse To Lose [all five]

30 2 0
                                    

▸ 5 members 〰️ school life 〰️ Changmin centered ◂

。☆✼★━━ 東方神起 ━━★✼☆。

"CEPAT! CEPAT! CEPAT!"

"LARIIII!!"

5 orang pemuda berseragam sekolah menengah atas menambah kecepatan lari mereka ketika mendengar teriakan dari arah gerbang sekolah. Di sekeliling mereka juga banyak siswa siswi yang hendak menuju sekolah. Rata-rata mereka berjalan kaki. Tapi sebagian ada juga yang membawa sepeda kayuh.

Mereka semua mempunyai kesamaan: sama-sama terlambat. Bel masuk sekolah sudah berbunyi dua menit yang lalu.

"STOP! KALIAN BERHENTI DI SITU!!"

Dua puluh sembilan murid mendadak mengerem kaki mereka. Siswa siswi yang membawa sepeda cepat-cepat turun dan meletakkan sepedanya di sembarang tempat. Keringat dingin menuruni pelipis.

Di depan pintu gerbang ada Ibu Boa dan Bapak Key. Dua guru tatib yang diketahui tidak kenal ampun. Keduanya menyeringai melihat anak-anak itu terlambat. Mangsa-mangsa empuk di pagi hari yang dingin ini.

"Berbaris jadi dua! Putra sendiri! Putri sendiri!" perintah Bu Boa sambil menyilangkan lengan.

Kedua puluh sembilan anak itu terpaksa berbaris dengan patuh. Ada dua puluh siswa berbaris di bagian depan-dan sembilan siswi berbaris di barisan belakang.

Kali ini Pak Key yang melangkah maju. Dia berjalan mengelilingi dua baris siswa siswa itu. Tidak ada yang berani memandang ke depan. Semua sibuk menunduk. Lalu beliau menuju ke siswa berdiri paling ujung. Dia dikenal sebagai siswa paling tampan dan paling kaya di kelasnya.

"Choi Siwon!!" teriak Pak Key.

"Ya, ssaem?"

"Kau terlambat?!?!"

"Ya," jawab Siwon pelan. Wajahnya terlihat menyesal.

"Tiffany Young!" Kali ini giliran Ibu Boa menanyai siswi di barisan belakang. Tiffany adalah siswi pindahan dari luar negeri. "Jangan samakan jam karet di negaramu dengan di sini. Sekolah kita di Korea! Semua tepat waktu di sini!!"

"Ya, ssaem," jawab Tiffany sambil menganggukkan kepala. Ikatan ponytail miliknya ikut bergoyang.

"Kim Jaejoong!"

Pemuda bermata doe yang berbaris di bagian tengah menjawab panggilan. "Saya, ssaem."

"Kamu kan ketua kelas?! Apa tidak malu kalau terlambat?"

"Saya..."

Ucapan Jaejoong terpotong oleh bentakan Pak Key, guru yang bahkan tidak lebih tinggi darinya. Hujan lokal alias cipratan air liur sempat menerpa wajahnya.

Setelah ceramah kurang lebih lima menit, Ibu Boa dan Pak Key meminta buku tatib masing-masing siswa untuk ditandatangani dan distempel. Semua maju untuk memberikan buku tatib mereka.

𝐂𝐇𝐄𝐂𝐊𝐌𝐀𝐓𝐄! ☆ 𝐓𝐕𝐗𝐐 ☆ 𝐃𝐁𝐒𝐊 [𝟓] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang