Seorang wanita Meneguk sampanye Samapi tandas tanpa menyisakan setetes pun .
Pemandangan Kota Seol dari atas roof top cafe Sudah menjadi Tempat paling tenang bagi wanita itu. Ya dia adalah Kim Minju seorang wanita biasa dari keluarga sederhana yang menjadi harapan besar bagi orang tua nya.
"Aku harap saat aku di luar negeri, orang yang menempati Tempat ku saat ini adalah orang yang memiliki sifat yang sama dengan ku" Minju bergumam sendiri, hal ini sudah menjadi kebiasaan minju , Tidak memiliki teman bukan masalah untuk nya selagi ia masih memiliki keluarga yang sangat ia sayangi.
"Ehem" suara dehaman pria membuat minju berbalik dari duduk nya untuk memastikan ada orang di belakangnya. Dan benar saja seorang Pria berpakaian formal Tengah berdiri di belakang nya dengan raut wajah datar.
Minju yang melihat itu kembali berbalik dan duduk seperti semula, mungkin ia salah, pria itu tidak berdeham untuk nya , pasalnya saat minju berbalik pria itu tidak mengatakan apapun jadi ia pun tidak perlu repot menanyakan apakah pria itu ingin mengatakan sesuatu."Ehem" lagi ,pria itu kembali berdeham membuat minju penasaran "apa ia dia ingin bicara dengan dengan ku" batin minju .
Lalu wanita itu kembali berbalik ."Apa anda perlu sesuatu tuan" tanya minju malas .
Sementara pria itu menaik turun kan alis nya "kau tidak mengenali ku" tanya pria itu.
Minju yang mendapat pertanyaan itu sedikit berpikir untuk mengingat, memang wajah pria di depannya ini seperti tidak asing .
"Ah aku ingat kau adalah Tuan jaewok pemilik perusahaan industri terbesar se Asia, lalu ada apa bertanya begitu pada ku" .
Dia Lee jaewok merasa tidak di hargai baru kali ini ada orang yang mengabaikan nya , biasanya orang lain akan langsung memberi penghormatan atau sekedar menunduk saat melihat kehadiran nya ,tapi tidak dengan wanita di depan nya ini .
"Anak buah saya sudah mereservasi cafe ini untuk satu jam kedepan" ujar jaewok tetap mempertahankan wajah datar nya.
Setelah mendengar penuturan dari pria itu minju kemudian kembali berbalik dan duduk seperti semula
"Baiklah tuan aku akan pergi setelah satu jam ke depan" ucap minju dengan posisi membelakangi jaewok.Habis sudah kesabaran jaewok, wanita di depan nya ini benar-benar tidak sopan. "Nona apa kau tau, sebelum satu jam ke depan bisa saja nyawa mu hilang saat ini juga" ujar nya dengan nada rendah
Minju sedikit ngeri dengan ucapan pria itu , tapi ia tetap terlihat biasa saja, minju pikir apa yang dikatakan pria itu hanya untuk menggertak nya.
Brak ! Jaewok menggebrak meja tempat minju , membuat wanita itu terkejut bukan main, minju melihat air muka pria itu benar-benar menyeramkan.
Minju lalu berdiri menghadap jaewok dengan ekspresi yang di buat se santai mungkin, ia tidak mau terlihat lemah oleh siapapun pun tidak terkecuali pria di depannya ini.
"Sebenarnya apa masalah anda tuan Lee jaewok" tanya Minju dengan sarkas
Cup! minju menegang saat jaewok mengecup singkat bibir nya.
"Kau, kurang ajar apa anda sudah gila" sentak minju marah.
"Pergi atau aku akan ulangi yang tadi"
Minju yang ingin memaki jaewok lagi mengurungkan niatnya, sejujurnya ia takut akan ancaman pria itu , karena baru saja hal yang tidak terduga sama sekali sudah terjadi.
"Saya hitung sampai tiga , satu" sebelum kata dua terucap Minju kembali bersuara.
" Urusan Kita belum selesai" Minju berujar sambil menunjuk ke arah wajah jaewok, lalu minju melongos pergi dengan menabrak lengan jaewok , memberikan isyarat perang pada Pria itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sydney witness our love
ChickLitHidup Kim minju yang tadinya aman dan tentram tiba-tiba berantakan karena ulah pria gila namun sangat kaya memasuki hidupnya . minju pikir Kuliah Di luar negeri akan menjadi pengalaman terbaik di hidup nya , bertemu pria asing dan mejalin asmara sud...