Setelah hari itu, aku beberapa kali kirim chat ke kamu. Iseng. Nanyain kucing kamu, nanyain kerjaan kamu, nanyain hari kamu, nanyain paket kamu yang suka nyasar ke tetangga kamu, nanyain makan siang kamu yang sudah seminggu menunya opor telur gak ganti-ganti, nanyain kopi americano dari kedai kopi langganan kamu. Banyak deh.
Kamu balas chat aku. Nanyain balik kerjaan aku, nanyain porsi makanku yang udah kayak kuli, nanyain rekomendasi restoran nasi padang yang enak, nanyain kelas-kelas apa lagi yang menarik untuk didatangi di akhir pekan, nanyain kapan aku mau daftar les nyetir... Hehe. Enak juga ada yang nanyain gini lagi setelah sekian lama.
Aku beberapa kali papasan sama mantan kamu yang nyaris sempurna itu di kantor. Kalau diperhatikan, dia tampak nggak baik-baik aja, sama seperti kamu. Dia memang masih berfungsi, tapi kayak mesin lagi error, dia sering tiba-tiba ngeblank pas meeting sehingga beberapa kali dicover sama teman sedivisinya si Tian.
Aku jadi lebih berhati-hati kalau lagi chatting sama kamu. Masalahnya, mungkin hampir satu kantor ini tahu kalau kamu itu pacarnya Rama. Raden Pramadipta Atmodjo, pemilik darah biru yang nyaris sempurna itu. Kalau tiba-tiba ketahuan aku chatting dan dekat sama kamu, bisa-bisa aku langsung dikasih tatapan tajam sama seisi kantor karena mungkin mereka pikir, punya apa aku untuk saingan sama pangeran yang nyari sempurna itu?
Padahal aku bisa jawab pakai lagunya Andmesh. Yang kupunya hanyalah hati yang setia tulus padamu...
"Bang, proposal yang kemarin udah acc nih. Bungkus."Bimo mendatangiku dengan proposal yang sudah bertanda tangan penanggung jawab proyek. Saat itu juga chat dari kamu muncul, membuatku buru-buru membalikkan ponsel karena takut Bimo akan melihat.
Benar saja. Ia langsung paham kalau ada sesuatu yang sedang kusembunyikan darinya.
"Widih-widih. Cewek mana nih Bang? Akhirnyaaa. Gue sempet ngira lu homo tau, Bang."
Si Bimo ini kalo ngomong emang suka sembarangan. Aku usir aja dari tempatku. Menimbulkan kerusuhan pasti kalau dia melanjutkan omongannya yang bakal makin ngaco.
Btw, aku suka chatting sama kamu. Pesan-pesan kamu selalu diwarnai emoticon dan stiker yang menggemaskan. Ada beberapa stiker yang aku save dari stiker kamu dan suka kukirim ke Mama. Ada suatu ketika Mama bingung karena koleksi stikerku yang bertambah. Pengen banget aku langsung bilang ke Mama kalau ada perempuan yang masuk ke hati anak semata wayangnya ini. Tapi namanya ibu-ibu yang anaknya sudah mau kepala tiga, kalau dikasih tau begitu, bisa-bisa besok udah nentuin tanggal lamaran berdasarkan weton.
Aku baca chat kamu setelah Bimo pergi dari ruanganku.
Kayla Anindita
Bri, lembur gak hari ini?Brian K. S.
Nooope
Why why
Mau ajak mkn apa lg?Kayla Anindita
Niceee
Haha udah siap nih dijuriin Masterchef
Malem aku anter ke apart kamu ya?OMG. Kaylaaaaaaa. Titik kelemahanku itu di perut. Kalau kamu kasih aku makanan yang kamu buat pakai tangan kamu yang halus nan lembut itu, bisa-bisa aku udah bukan sekedar naksir sama kamu, tapi langsung pindah keyakinan jadi menyembah kamu. Gimana dong?
Tapi ya... Tanganku sih gerak sendiri untuk balas chat kamu.
Brian K. S.
Brian sent a sticker
Panggil saya chef Brian hari ini ya***
@ RAMA menurut gw sih lu harus gercep ya Ram
KAMU SEDANG MEMBACA
Pukul 4 Pagi
FanfictionTerinspirasi dari puisi Aan Mansyur dengan judul yang sama. "Jika ada seorang telanjur menyentuh inti jantungmu, mereka yang datang kemudian hanya akan menemukan kemungkinan-kemungkinan." by hwangaurora