"I'm sorry, La. Saya nggak bermaksud-..."
"It's okay. Aku udah nggak apa-apa, kok."
Kamu itu bukan pembohong yang baik, Kayla. Matamu yang tadi bersinar saat nonton film sekarang berubah kelabu, yang mau dilihat siapa juga akan langsung ketauan kalau kamu lagi sedih.
Sekarang semua terasa lebih masuk akal. Kepingan-kepingan puzzle yang tadinya berantakan sekarang mulai tersusun rapi. Pantas saja kamu tidak menghabiskan akhir pekanmu bersama pacar-eh-maksudku mantanmu yang nyaris sempurna itu. Pantas saja kamu mengiyakan ajakanku-yang single dan tinggal sendiri ini-untuk datang ke apartemenku. Pantas saja... Sekarang air wajah kamu benar-benar tampak sendu.
"Kalau kamu... Mungkin ada yang mau diceritain, I'm all ears."tawarku. Aku mau menghibur kamu, tapi aku juga tidak tahu apa yang bisa aku lakukan untuk menghibur kamu.
Kamu menggeleng, mungkin aku belum masuk kriteria untuk jadi tempat curhat kamu. Nggak apa-apa. Di sini, kenyamanan kamu adalah yang nomor satu. Aku siap menunggu sampai kamu siap cerita ke aku dan siap menerima aku untuk jadi tempat curhat kamu.
"Aku nggak pengen orang-orang jadi ada prejudice yang enggak-enggak terhadap putusnya hubungan aku ini, Bri. Aku masih mau simpen dulu semua. Bahkan aku baru cerita kulitnya aja sama teman-teman dekatku. Walau kejadiannya udah lewat sebulan lebih, aku masih butuh waktu untuk proses ini semua."jawabmu lugas.
Aku nggak tahan untuk nggak menepuk bahu kamu, mencoba untuk comfort kamu meski sedikit. Aku tahu rasanya. Putus cinta mana ada yang enak. Apalagi aku dengar kamu sama mantanmu yang nyaris sempurna itu sudah berhubungan bertahun-tahun. Aku yang baru setahun pacaran lalu putus aja, pernah ditemukan terkapar tidak berdaya di kamar karena mabuk berat. Mama sampai siram air untuk bangunin aku.
"Saya ngerti sekarang pasti perasaan kamu masih nggak keru-keruan. Mungkin ada rasa sedih, marah, kecewa, dan lain sebagainya yang campur aduk jadi satu. Good thing is, kamu tau apa yang kamu butuhkan dan apa yang kamu mau lakukan untuk menghadapi situasi yang kamu hadapi ini. Semoga kamu bisa merasa lebih baik sesegera mungkin, ya."
Air mata kamu sudah tampak di pelupuk mata kamu. Aku cuma bisa berdoa supaya air mata itu nggak jatuh, karena aku pasti nggak akan bisa tahan untuk nggak peluk kamu kalau air mata itu sampai jatuh.
***
Bisa aje lo Bri, ah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pukul 4 Pagi
FanficTerinspirasi dari puisi Aan Mansyur dengan judul yang sama. "Jika ada seorang telanjur menyentuh inti jantungmu, mereka yang datang kemudian hanya akan menemukan kemungkinan-kemungkinan." by hwangaurora