14

1K 59 1
                                    

Kini siang pun sudah tiba, kedua anak yang berada di ruang tamu, sedang ngobrol dan tertawa tawa, sambil berpegangan tangan, seperti Jeno dan Haechan, mereka sedang membicarakan masalah masalah dan masa bahagia nya, Jeno masih beruntung jika ia mempunyai lelaki cantik dan baik ini menjadi pasangan nya, begitu pun dengan Haechan, Haechan sangat berterima kasih pada tuhan karena menciptakan sebuah manusia yang baik dan mencintai nya, Haechan sangat beruntung sekali.

kini mereka di temani oleh sang nenek dan kakek, mereka duduk di depan kedua anak itu, Jeno dan Haechan, nenek melihat Haechan bahagia itu sudah cukup bagi nya, apapun jika cucu nya bahagia, sang nenek pun ikut bahagia, sedangkan sang kakek, selalu menasehati Jeno supaya tidak pernah mengecewakan cucu nya itu, selalu bilang " jangan pernah kecewain Haechan ya nak, Haechan butuh sekali hiburan yang begitu besar menyenangkan, jika kamu ninggalin Haechan, itu membuat dia merasa fisik nya sudah melemah, kakek cuman ingin satu yang ingin kamu kabulkan, jangan lakukan apa saja, seperti jangan pernah melakukan kekerasan pada nya, kakek tak ingin cucu kakek menjadi sakit nak, dulu Haechan selalu saja di bandingkan oleh keluarga nya, selalu bermain fisik sampai sampai semua tubuh nya menjadi lemah, kakek mohon padamu, buatlah Haechan bahagia, jangan pernah menyakiti nya, ya nak Jeno, Haechan hanya ingin semua nya menjadi kebahagiaan, itu saja yang kakek bilang " kakek berbicara itu pada Jeno

" kalian tak ingin makan malam? " Tanya nenek pada kedua pasangan itu

" heumm bolee, ayoo nono bikin makan buat kita, sama nenek dan kakek, " seru Haechan beranjak dari sofa lalu berjalan ke arah dapur, sedangkan Jeno mengikuti dari belakang

Mereka sedang memotong motong bumbu mereka ingin membuat makanan banyakk,

" Nono ambill ituu " tunjuk Haechan, Jeno ngelirik ke kiri dan melihat bumbu bumbu lain, setelah itu Jeno ngambil lalu menaro nya

Jeno kini memeluk Haechan, dari belakang dan memegang pinggang nya wajah nya di atas pundak Haechan, sedangkan Haechan hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat wajah kusut nya Jeno

" Kamu kenapa heumm? " Tanya Haechan sambil memasak

" Ga apa apa, aku hanya ingin memeluk kamu aja, kalau meluk kamu itu nyaman jadinya " jawab Jeno masih memeluk Haechan dengan sedikit erat

Haechan terkekeh melihat wajah gemas kekasih nya itu, Haechan mencium pipi nya Jeno dan kehadapan dengan Jeno, melihat wajah merah Jeno membuat Haechan tertawa

" hahah merah wajah kamu " Haechan tertawa melihat wajah merah itu

Jeno memegang pipi yang merah, benar saja wajah nya panas,

" hahahaa lucu banget siii " Haechan mencubit pipi merah Jeno, dan mencium nya lagii

" Haha sudah sudah ayo fokus masak nanti di tungguin nenek lohh " ucap Haechan lalu melanjutkan pekerjaannya

Jeno pun ikut memasak daging sapi dan Haechan bikin sayur dan mengambil kimchi dari kulkas dan potong potong menaro nya dipiring, Haechan lalu taro semua makanan nya di meja makan, setelah mereka sudah masak, Haechan dan Jeno beranjak dari situ dan berjalan ke ruang tamu, nenek dan kakek masih saja mengobrol disitu

" Nenek kakek ayoo makan duluu " ucap Haechan memegang lengan nenek dan membantu sang nenek nya itu buat berdiri

" Iyaa iya sayang sebentar " ucap nenek itu dan memegang tangan Haechan yang ada di lengan nya itu

" Sudah ayo kita makan dulu " ucap Jeno dan mendorong kursi mundur dan membantu sang kakek duduk, Jeno pun ikut duduk di samping Haechan, sedangkan kakek bersama dengan nenek

" Ayoo nek dimakan, ini echanie yang masak loh buat nenek " ucap Haechan lalu kasih lauk lauk lain ke piring nya nenek dan kakek, Jeno pun membantu nya

" ayo makan " jawab Haechan lagi lalu langsung makan dengan lahap, nenek dan kakek sama Jeno pun ikut makan,

value | Lee HaechanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang