❝Pt.3 - Misi❞

31 3 2
                                    

⇢ ˗ˏˋ Happy Reading (ayank.g)࿐ྂ

Akhirnya setelah pertemuan itu selesai, mereka berdua hendak membuat rencana untuk menjalankan misi yang diberikan oleh Komandan Vangeance.

Langris dan [Name] keluar ruangan sambil sedikit mengobrol. Tiba-tiba Langris berhenti berjalan di dekat pintu ruangan tersebut, diikuti dengan dirimu juga yang berhenti.

Langris: "[Name]-chan, aku masih belum yakin..."
[Name]: "Huhh.. harus ku katakan apa padamu. Kan aku sudah bilang ini amanah dari Komandan."
Langris: "Iya sih kamu benar, tapi-"

[Name] menutup mulut Langris dengan telunjuknya. Dan ia berbisik di telinga Sang Wakil Komandan sambil berkata:

[Name]: "Sini aku ceritakan pengalaman ku menjalankan sebuah misi yang cukup sulit."

Banyak pertanyaan muncul di kepalanya setelah [Name] berkata tadi.
Langris: 'Hah?? Pengalaman? Sulit?'
Itu beberapa pertanyaan yang muncul di kepalanya.

Mereka bergegas keluar dari koridor Markas, pergi keluar dan menuju Cafe di luar markas.
[Name] menyebut ini adalah pengalaman rahasia ia dalam menjalankan misi pertamanya, jadi harus di tempat yang agak jauh dari markas nya. (Takut ada yang menguping pembicaraan mereka jika bercerita di markas)
Sesampainya di Cafe, ia duduk di salah satu kursi cafe. [Name] duduk sambil waspada takut ada yang mendengarkan pembicaraan mereka. Dan mulai lah [Name] curhat dengan Langris.

[Name]: "Mau aku ceritakan sekarang?"
Langris: "Iya dong!"
[Name]: "Ini rahasia. Hanya aku, Komandan, dan kau yang tau."
Langris: "Apa?"
[Name]: "Okay, dengar ceritaku dulu."

"Jadi dulu itu sebelum aku mendapatkan Grimoire, aku menjalankan sebuah misi. Yang di mana misi itu sulit ku jalani, tapi karena sihirku ini sangat kuat sebelum aku mendapat Grimoire. Karena itu aku bisa menjalankan misi ini dengan kemampuan ku sendiri.

Syukurlah, aku berhasil menyelesaikan misi tersebut. Berjuang sendiri dengan kemampuan sendiri. Mungkin karena pengalaman ku itu, aku bisa masuk ke Pasukan Golden Dawn dan menemani mu menjelajahi Dugeon."
Langris: "Kau dulu sendirian? Bukankah itu mustahil? Dengan kemampuan sihir dan mana sebesar itu kau sendirian?"
[Name]: "Uhh, tolong pertanyaan satu-satu.."
Langris: "Ehehe.. maaf aku agak penasaran dan khawatir...."
[Name]: "Aku dulu itu... aku tinggal bersama ibu ku tapi saat aku pergi berlatih dan meninggalkannya di rumah.. ibu.."
"Hiks.. hiks.."

[Name] tiba-tiba menangis saat menceritakan tentang ibunya.

Langris: "A-ah, [Name]-chan g-gomen.. sudah membuatmu menangis.." Tangan Langris sambil mengelap air mata [Name] yang jatuh di pipi tembemnya itu.

[Name]: "Tidak, ini bukan salahmu kok. Hanya saja aku sedih jika di ceritakan kembali." [Name] tersenyum kembali walau masih ada air mata yang membekas di wajahnya. Langris melihat hal itu kasian, jadinya dia sudahi saja perbincangan itu. (Takut sang ayang mewek.g. blm jd pcr ygy)

Langris: "Ya, sudah jangan bercerita lagi."
[Name]: "Tapi kan-"
Langris: "Aku tau perasaan mu saat ini. Jadi, lebih baik tidak usah diceritakan."
[Name]: "Uhm..beneran?"
Langris: "Perasaan harus lebih di utamakan [Name]-chan, dibandingkan dengan rasa penasaran."

Ya, kalian tau kan perasaan Langris gimana. Ngegantung banget, karena ceritanya [Name]. Tapi menurutnya perasaan [Name] lebih penting dibanding rasa penasarannya itu. asik dedi( ͡° ͜ʖ ͡°) eh om

Karena Langris tau cara membuat-seorang gadis tersenyum bahagia, makanya dia memesan beberapa makanan untuk [Name] dan dirinya.

[Name]: "L-lah k-kok.." [Name] berkata sambil terheran-heran karena banyak manisan (mbak NEM sukanya kue jadi kue aja ya) yang sangat menggoda iman untuk dimakan.
Langris: "Makan. Ini aku yang traktir. Aku kan bangsawan banyak duit pastinya." Nadanya agak sombong.
[Name]: "Ternyata kehidupan seorang bangsawan itu berbeda dari yang aku bayangkan." /Sweatdrop
Langris: "Sudah ayo makan."
[Name]: "Iya!" Senyumnya yang manis membuat kue yang dimakan Langris makin manis.g (karena Langris makan kuenya sambil ngeliatin [Name] )

Suka sama gadis tapi bocil??[LANGRIS X READERS]  Where stories live. Discover now