Ada perasaan abadi yang tak akan hilang meski kisahnya sudah berakhir lama
Orang bilang, itu cintaAda perasaan asing yang kian terasa kala melihatmu bersamanya
Kata orang, itu luka—seseorang disuatu tempat
☆☆☆
Kanzi tuh, sebenarnya biasa aja. Bukan badboy ala-ala novel kekinian, bukan siswa pintar apalagi murid teladan, bukan juga cowok cool boy crush yang jadi incaran cewek satu sekolah.
Kanzi kadang bandel dan sering diberi teguran lisan, kadang pintar kalau urusan olahraga—Kanzi pintar main catur dan jago basket—, dan kadang menyebabkan darah tinggi kalau sedang dikasi tau.
Intinya, Kanzi dan beragam sifatnya yang membuat Hanin suka.
Walaupun ya, cuma dia aja yang suka ternyata.
"Oliv berantem lagi."
"Sama siapa? Kapan?" Hanin heran Banyak banget musuhnya tuh anak.
"Ammar. Tadi malam di base. Dia ngatain lo, Ammar gak terima. Bales-balesan pake kata kasar. Ngeri ketikannya,"
Tadi malam gara-gara membujuk kakaknya untuk pulang kerumah, Hanin ketinggalan banyak hal ternyata.
"Dia masih dendam banget kayaknya sama lo,"
Jelas. Tidak diberitahu Tea pun, Hanin paham sekali hal itu.
"Sebenarnya sih, yang mulai Jesica. Oliv cuma ikut-ikutan, tapi yang berantem hebat dia. Jesica ngilang gitu aja."
"Jesica yang itu?" Hanin menunjuk seseorang yang tampak duduk merenung disebelah bendahara kelas mereka. "Kelas kita?"
Tea mengangguk. "Lo tau kan dia gak begitu akur sama kita? Makanya nyari gara-gara. Tapi gak berani kalo di real life,"
Bisa-bisanya. Hanin tak habis pikir. Jesica rekan sekelasnya itu memang agak tertutup. Kalau bukan karna sekelas, Hanin tak yakin dia tau sosok Jesica sekolah di MHS.
Dengan karakter begitu, jelas Jesica punya permasalahan dengan pergaulan. Teman terdekatnya tidak tau siapa. Kadang dia berkumpul bersama Yesa—bendahara kelas mereka, kadang juga sendirian ntah karena apa.
Hanin sih kasihan, tapi anaknya memang agak susah diajak kerja sama.
Bicara tentang Oliv, Hanin tak tau harus memulainya dari mana.
Dulu, waktu masih kelas sepuluh. Hanin baru kenal Oliv waktu itu, tidak terlalu dekat meski mereka satu kelas. Hanya sekedar tau nama dan sesekali bertegur sapa.
Sejak awal, memang sudah ada desas desus yang mengatakan Oliv naksir Zein. Anak-anak kelas juga banyak yang menjodoh-jodohkan Zein dengan cewek itu. Zein tak protes, dan Oliv tentu tak keberatan. Bahkan sesekali, mereka berdua tampak dekat dan akrab. Tapi plot twist tak terduga justru datang sebelum ujian semester ganjil, Zein nembak Hanin.
Didepan kelas.
Cowok pendiam yang sedari awal sudah beraura ketua kelas itu tampak malu-malu mengutarakan perasaan. Hanin jelas saja menolak. Alasannya cukup kuat, tak enak dengan Oliv dan dia menyukai Kanzi. Untungnya, Zein tak keberatan. Cowok itu sama sekali tak tersinggung meski harus menahan malu dua hari.
Tapi Oliv tak mengerti. Cewek itu mengira Hanin sengaja mengejeknya. Hari-hari setelah itu hubungan mereka yang memang tak terlalu baik, semakin memburuk. Beberapa kali, Oliv membuat Hanin dalam situasi sulit. Untung saja, Hanin bukan tipe protagonis dalam novel.
KAMU SEDANG MEMBACA
MHS Series #1 : Just Feel It
Teen Fiction2023 "Gue gak capek. Karna emang, selama ini gak ngarepin apa-apa." "Padahal tinggal bilang, kenapa malah ngilang." "Harusnya gue gak confess waktu itu." "Makasih, ya. Gue pamit," "Ajarin gue jatuh cinta, bisa?" ◇◇◇ "Don't asking, just feel it." ◇◇◇...