3.Karena Aku Percaya Padamu

193 13 1
                                    

Setelah helikopter mendarat di atas atap gedung perusahaan Marchetti, Monica meletakkan megaphone di atas bangku sebelum akhirnya melompat keluar dari helikopter. Tubuh sexy Monica terbentuk jelas dalam jaket dan celana kulit hitam. Segera wanita itu menarik turun resleting jaketnya dan melepaskan celana kulit itu. Mengubah pakaian wanita itu menjadi gaun hitam dengan potongan sampai lututnya. Kemudian dia melepaskan ikatan rambutnya membuat rambut coklat kemerahan yang bergelombang itu jatuh menyentuh bahunya.

"Aku benar-benar gugup." Monica menghela nafas berat.

"Aku yakin Signore D'Angelo akan menerima lamaran anda kali ini, Signorina." Ucap seorang pria menyerahkan kotak cincin yang selalu dibawa Monica saat melamar Nino.

Mata abu-abu keperakan milik Monica menatap tajam ke arah Roberto. "Kalau Nino menolak lamaranku kali ini, aku pasti akan membunuhmu."

Seketika wajah Roberto berubah pucat. Pria berusia tiga puluh lima itu langsung menggelengkan kepalanya. "Tidak, Signorina. Kumohon ampuni aku. Aku tidak akan bicara sembarangan lagi."

Namun Monica tidak mau peduli. Seperti inilah wanita berhati dingin ketika berhadapan dengan orang lain. Es dalam hatinya hanya bisa dilelehkan oleh Nino. Pertemuan pertama Monica dengan Nino adalah satu tahun yang lalu di mana Monica sedang terluka karena mendapatkan tugas dari sang ayah. Nino menyelamatkannya. Dia membawanya ke rumah pria itu dan mengobati luka Monica. Yang membuat Monica jatuh cinta adalah cara Nino memperlakukannya dengan lembut. Sebagai anak seorang mafia keluarga Vittori, Monica terbiasa dengan kekerasan. Dia bahkan dikelilingi oleh banyak lelaki yang suka membunuh untuk mendapatkan apa yang diinginkan. Sehingga ketika mendapatkan perlakuan yang lembut dari Nino membuat Monica jatuh cinta untuk pertama kali dalam hidupnya.

Langkah Monica terhenti di tempat yang sudah dihiasi oleh bunga-bunga yang ditata oleh orang-orang suruhannya. Monica berdiri dengan membawa kotak cincin di tangannya. Monica tidak pernah gugup. Hanya Nino yang mampu membuat wanita itu merasakan perasaan itu. Dia hanya bisa memejamkan matanya dan berharap agar Tuhan mengabulkan doanya supaya Nino menerima lamarannya.

Pintu yang menghubungkan bagian dalam gedung dan atap terbuka. Membuat Monica membuka matanya. Saat itulah tubuh Monica membeku di tempat. Pasalnya selama ini orang yang selalu muncul adalah Jonas. Tapi kali ini dia bisa melihat Nino berjalan menghampirinya. Monica tidak bisa berhenti mengagumi Nino dalam balutan celana kain hitam yang dipadankan dengan sweater putih serta coat coklat muda. Pria itu sama tampannya seperti saat Monica pertama kali bertemu. Bahkan Monica merasa jauh lebih tampan.

Langkah Nino terhenti tepat di hadapan Monica. Pria itu terkejut dengan perubahan Monica. Tadi dia melihat wanita itu menguncir rambutnya saat berada di helikopter. Sekarang wanita itu menggerainya membuat Monica terlihat semakin cantik. Dia tidak menyadari hal itu sebelumnya. Karena Nino dibutakan oleh rasa kesal karena Monica terus menerus mengganggunya.

"Kamu bilang ingin mendengar jawaban atas lamaranmu ke tiga ratus. Apakah kau akan mendengarkanku kalau kamu terus bengong seperti itu?" ucap Nino menyadarkan Monica dari kekagumannya.

"Aku hanya terkejut kamu benar-benar muncul di hadapanku. Bukan lagi pria berkacamata itu."

"Maksudmu Jonas?"

Monica menganggukkan kepalanya. "Aku tidak peduli siapa namanya. Aku hanya peduli pada jawabanmu. Apakah kamu mau menikah denganku, Nino?"

Wanita itu membuka kotak di hadapannya lalu berlutut di hadapan pria itu. Tindakan yang seharusnya dilakukan oleh laki-laki justru dilakukan oleh Monica. Bahkan Nino saking terkejut mundur satu langkah melihat tindakan wanita itu.

"Kamu benar-benar wanita yang unik, Signorina Vittori. Tapi sebelum aku memberikan jawabanku, bisakah kamu berdiri lebih dahulu. Aku merasa tidak nyaman bicara dengan posisi seperti itu."

Kesempatan Kedua Sang CEO (Terbit di FIZZO - TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang