2.Lamaran Ke-300

238 14 1
                                    

Jason meletakkan dokumen di atas meja atasannya. Nino yang saat ini sedang mengenakan setelan berwarna abu-abu menatap dokumen itu dengan tatapan bingung.

"Apa ini?" tanya Nino menunjuk ke arah dokumen itu.

"Ini adalah proposal proyek adik anda, Signore. Anda hanya perlu menandatanganinya. Setelah itu adik Anda yang akan mengurusnya." Jelas pria berkacamata yang saat ini berusia dua puluh enam tahun.

Nino ingat jika hari ini dia seharusnya menandatangani proposal proyek yang diminta oleh Antonio. Jika Nino menandatangani proposal ini, maka kejadian di kehidupan sebelumnya akan terulang kembali. Morchetti Company akan mengalami kerugian yang sangat besar. Itu semua adalah ulah adiknya yang tidak bertanggung jawab. Dia memohon agar Nino menyetujui proyek yang ditanganinya sehingga dana yang didapatkan bisa dia gunakan untuk kesenangannya.

"Aku tidak akan menandatanganinya."

Seketika mata Jason melotot di balik kacamatanya. "Apa saya tidak salah dengar, Signore? Anda tidak mau menandatanganinya?"

Nino menggelengkan kepalanya. "Tidak, Jason. Kamu tidak salah dengar. Aku memang menolak proposal ini."

Pria dengan tinggi seratus delapan puluh itu membenarkan kacamata yang merosot dari atas hidungnya. Jason tidak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya. Sebelumnya atasannya begitu bersemangat dengan proyek ini karena sang adik akhirnya mau bekerja dengan baik.

Tapi sekarang justru bosnya berubah pikiran. Bahkan Nino terlihat begitu benci melihat proposal itu. Jason bertanya-tanya apa yang sudah membuat bosnya berubah pikiran.

"Tapi mengapa tiba-tiba anda menolak proyek ini, Signore? Bukankah sebelumnya anda benar-benar menantikan kerjasama ini?" heran Jason.

"Aku ingin meminta pendapatmu secara pribadi, Jason. Menurutmu siapa yang paling diuntungkan dalam kerjasama ini?"

Jason menyentuh dagunya dengan jari telunjuk untuk berpikir. "Jika melihat proyek ini lebih dalam lagi, maka bisa dilihat jika proyek ini sama sekali tidak menguntungkan. Karena sudah mengenal Signore Antonio sangat lama, sehingga saya tahu dia bukanlah orang yang bisa diberikan tanggung jawab besar. Jika kita menyetujui proyek ini, maka Marchetti Company akan mengalami kerugian besar. Dewan direksi juga sudah memberitahu anda tentang kemungkinan ini. Tapi anda bersikeras percaya pada Antonio karena dia adalah adik anda."

Asistennya memang benar. Sebelumnya Nino terlalu bodoh untuk percaya pada Antonio hingga tidak mempedulikan apa yang terjadi pada perusahaannya.

"Saat itu aku memang sudah dibutakan oleh kata 'persaudaraan', Jason. Sekarang mataku sudah benar-benar terbuka. Kamu bisa mengurusnya, Jason?"

Jason menganggukkan kepalanya. "Tentu saja bisa, Signore. Saya akan menjelaskannya kepada adik anda."

"Terimakasih, Jason. Apakah tidak jadwal lagi?"

Jason menggelengkan kepalanya. "Tidak ada, Signore. Jadwal anda berikutnya adalah jam dua siang nanti. Anda bisa makan siang lebih dulu."

"Baguslah. Perutku memang sudah sangat lapar."

Saat Nino berdiri sebuah suara membuat perhatian mereka teralihkan. Suara berisik itu terdengar seperti suara helikopter sedang terbang. Tatapan Nino dan Jason tertuju pada dinding kaca. Terlihat di luar ada sebuah helikopter sedang terbang tepat di depan mereka. Helikopter itu pun mengubah posisinya jadi menyamping. Lalu sebuah banner kain terbuka lebar dari pinggir pintu helikopter. Terdapat sebuah tulisan dengan ukuran besar.

NINO, SPOSAMI!

(Nino, Menikahlah denganku!)

Tak perlu mencari tahu karena Nino dan Jason tahu siapa yang menyiapkan lamaran itu. Karena selama satu tahun ini hanya ada satu wanita yang terus menerus mengajukan lamaran pada Nino dengan cara yang tidak biasa seperti halnya caranya kali ini. Dia adalah wanita paling gila yang pernah Nino kenal. Orang berhati dingin yang sangat berbahaya bernama Monica Vittori.

Kesempatan Kedua Sang CEO (Terbit di FIZZO - TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang