Lisa memarkirkan mobilnya tepat di depan perusahaan dengan garis polisi yang mengitari keseluruhan perusahaannya disana, ada banyak mobil polisi yang berada di sana, beberapa warga sekitar yang penasaran juga datang untuk melihat entah dari jarak dekat ataupun kejauhan.
Gadis jangkung itu menoleh pada Jennie yang ada di sampingnya, dia mengangguk kecil untuk memberi kode pada Jennie jika mereka bisa turun sekarang.
"Lisa." Panggilan Jennie membuat Lisa yang hendak melepas sabuk pengamannya mengurungkan niatnya, dia kemudian menatap si Kim yang keadaannya jauh lebih membaik, Jennie menggunakan kemeja putih dengan celana jeans panjang sekarang.
"Ya?" Sahut Lisa lembut, dia menatap Jennie yang hanya menatap lurus ke depan, menunggu apa kalimat yang akan dikatakan oleh gadis bermata kucing di hadapannya.
"Kau belum siap untuk turun?" Tanya Lisa begitu Jennie hanya diam selama beberapa detik, sampai akhirnya gadis itu menoleh, membalas tatapan Manoban.
"Aku tidak bisa mempercayai siapapun lagi, bahkan polisi-polisi itu." Ucap Jennie sendu, dia kadang tidak habis pikir, Limario selalu bersikap baik pada semua staff nya, begitu pula dirinya, dia dekat dengan hampir semua karyawan disana tapi ternyata tetap saja ada orang yang menyimpan rasa tidak suka pada mereka.
"Aku tahu, aku juga, itu kenapa kita harus berhati-hati sekarang, kita harus lebih pintar daripada mereka untuk menangkap pelakunya, sekarang kita turun untuk bertanya bagaimana perkembangannya pada polisi dan detektif yang bertugas, empat hari sudah berlalu, mereka pasti memiliki jawaban atau setidaknya pasti ada orang yang sudah mereka curigai." Balas Lisa, Jennie sedikit tenang mendengar ucapan Lisa yang ternyata sama sepertinya.
Jennie kemudian menghela nafas panjang, dia mengangguk, "aku hanya percaya padamu dan keluargamu sekarang." Balas Jennie, Lisa tersenyum tipis, jika Jennie mempercayainya dan keluarganya, maka dia juga akan melakukan hal yang sama.
"Ya, kita harus saling mempercayai kalau begitu, kita turun sekarang?" Jennie mengangguk lagi, setelahnya keduanya membuka sabuk pengaman, Lisa mematikan mesin mobilnya sebelum turun dari mobil.
Lisa menunggu Jennie terlebih dahulu agar bisa berjalan berdampingan, gadis jangkung itu mengangkat garis polisi yang menjadi pembatas agar mereka bisa masuk ke dalam perusahaan, tiba didepan pintu perusahaan, seorang polisi kemudian menghalang jalan mereka.
"Kau pasti Lisa, putri bungsu keluarga Manoban." Ucapan pria itu membuat Lisa mengangguk kecil, keduanya kemudian berjabat tangan sekilas, begitupula dengan Jennie.
"Aku Kim Hyun Bin, kepala polisi disini." Ucap pria bernama Hyun Bin itu sambil menunjukkan identitasnya, "dan... Chang Wook, kemarilah." Hyun Bin menoleh ke belakang untuk memanggil seseorang lagi.
Jennie yang mendengar teriakan tegas pria itu kemudian mendekatkan tubuhnya pada Lisa, gadis jangkung itu yang menyadari pergerakan Jennie juga sama, dia mendekat satu langkah kecil ke arah Jennie.
"Ini adalah Ji Chang Wook, tangan kananku, dia juga merupakan detektif yang akan menangani kasus ini." Ucap Hyun Bin lagi.
"Lalu? Apa yang harus kami lakukan sekarang?" Tanya Lisa, ini pertama kali untuknya jadi wajar jika dia tidak mengetahui prosedur nya bukan?
"Apa kita bisa memakai ruangan untuk berbicara? Kami juga memerlukan keterangan kalian berdua." Ucap Hyun Bin, Lisa langsung mengangguk setelahnya.
"Ya tentu, mari pakai ruang meeting di lantai tiga." Ucap Lisa, dia berjalan masuk mendahului polisi yang dia yakin usianya jauh diatasnya itu, begitu juga dengan Jennie.
"Lisa." Panggil Jennie pelan, Lisa kemudian menoleh, "jangan takut, aku ada disini, tenang saja." Balas Lisa namun Jennie menggeleng.
"Bukan itu." Ucap Jennie sambil menghela nafasnya, "lalu?" Tanya Lisa, mereka berdiri di depan pintu lift sekarang, dengan lift ini pula kemarin mereka membawa Limario yang sudah terkuai lemas, itu pengalaman yang menyedihkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
KILLED LOVE - JENLISA [G×G]
FanfictionHal yang tidak pernah Jennie duga sebelumnya adalah tunangannya, Limario, terbunuh pada saat melakukan rapat di kantornya hanya karena meminum teh yang ternyata memiliki sianida di dalamnya. Jennie sangat terpukul dengan kejadian traumatik dalam hid...