9. the plan

223 32 1
                                    


Gelisah dan kesal adalah perasaan yang menggambarkan Jay saat ini.

ia sudah berada di restaurant ternama di jakarta selama 2 jam,  menunggu gadis itu untuk datang. 

bahkan private room yang ia reservasi sudah hampir habis waktunya. 

tiba tiba 

pintu private room itu terbuka dengan lebar. perempuan itu dengan malas berjalan dan tanpa basa basi langsung duduk didepan Jay. 

ia datang dengan baju yang santai, bahkan tidak memakai polesan bedak pada wajahnya. 

"Mana makanannya? kok belom dateng?"

Jay menatapnya sinis.

"Sekarang jam berapa ?"

"Jam 3 lebih 10 menit"

"You are suppose to be here at 1 , remember?"

"Jakarta macet! terus gue mampir dulu ke toko gitar"

"lo telat 2 jam 10 menit. sekarang gue harus extend reservasi ini."

"derita lo yah.  suruh siapa reserved di privateroom"

"We have something to disscuss, stupid!"

"ya ya ya. can we order first. anak anak gue berisik"

Gwen mengusap usap perutnya, tanda lapar. 

Jay hanya bisa sabar melihat kelakuan perempuan didepannya dan langsung memanggil pelayan untuk memesan makanan.

setelah memesan yang ingin dipesan, 30 menit mereka menunggu makanan hanya diisi dengan keheningan diantara mereka berdua.

mereka sibuk dengan dunia mereka masing masing.

30 menit berlalu...

semua makanan sudah berada di meja mereka. 

tanpa ba bi bu Gwen langsung menyantap makanannya. 

"slow down chipmunk!"

Gwen memberhentikan sendok yang hendak masuk kedalam mulutmya. tatapannya mengisyaratkan Jay untuk diam. 

Jay menyeringai tipis.

"here's a thing. Bisa gak, kita setidaknya akur untuk beberapa bulan kedepan. eventually after this, kita udah gak bakal ketemu lagi."

"kita ? akur ?" Gwen menatapnya sinis.

"act like we are best friend."

"Best friend ?"

"iya!! bisa stop nanya nanya yang obviously the answer is yes?!"

"aneh aja kalau kita tiba tiba akur"

"i have a long life career gwen. i hate to do this, but i'm begging you to do this with me."

"If you do this. gue kasih electric gitar punya. gue punya di apart gue."

"which one ?" 

"Prs SE silversky, the blue one"

seketika Gwen menyetop suapannya. 

matanya mulai bersinar saat Jay mengatakan bahwa ia akan memberikan gitarnya. 

tak lama Gwen mendengus pelan.memalingkan wajahnya.  jujur sebal sekali melihat laki laki didepannya ini. tetapi ia terlihat putus asa. 

Gwen mencoba memikirkannya lagi. mungkin memang seharusnya ia bersikap baik saat melakukan pekerjaannya. dia bukan lagi anak 17 tahun yang masih remaja. walau sebenarnya ada hadiah jika ia melakukan ini. 

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 02, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

yours truly ~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang