PROLOGUE

136 2 0
                                    


______

Gwe sadar se sadar sadarnya kalo Gwe punya obsesi besar pada cewek bernama Aditsya yang sialnya kekasih Bagas, Sepupu Gwe.

Gwe gak pernah berfikir buat jadi Gay apa lagi jadi salah satu dari mereka, tapi karena gak bisa ngontrol Obsesi Gwe. Gwe akhirnya terjerumus dalam kehidupan yang kata orang 'Dunia Pelangi 'itu. Sejak awal, Gwe gak pernah ngerasa nyaman hingga Aditsya datang dan nyadarin Gwe kalo semua itu salah. Parahnya cewek itu semakin buat Gwe terobsesi sama Dia dengan caranya yang buat Gwe kembali normal.

Menarik tangan William tanpa segan Aditsya menghentikan kegiatan yang nampak menjijikan di matanya itu dengan segera. Dia bukan benci pada dunia pelangi atau apa pun itu sungguh dia tak perduli akan hal itu. Tapi saat keluarga dan orang Orang terdekatnya ingin memasuki itu atau bahkan terjerumus sungguh dia tak akan diam saja.

"Lo apa apaan sih?! Sial William Lo ngerendahin keluarga Lo sendiri dengan dateng ke Sini!" menyentak tangannya dari genggaman tangan Aditsya. Wiliam yang sudah dalam pengaruh alkohol  menatap cewek di depannya dengan senyum miring, sebelum membalas ucapan cewek itu dengan sama kerasnya tanpa perduli pada beberapa orang yang menatap mereka aneh.

"Gwe gak perduli sialan! Gwe gak perduli sama apa pun! Gwe cuma mau ngilangin rasa sialan yang bahkan gak pernah bisa Gwe ungkapin!" Aditsya menatap tak mengerti namun cewek itu tetap kekuh menolak semua alasan William untuk semua ini.

"Gwe gak perduli apapun alasan Lo ada disini. Gwe gak perduli itu. Lo harus tau ini salah William! Lo gak bisa ada di sini atau ada dalam kelompok mereka!" Aditsya menatap dalam William yang terdiam, sebelum kemudian cewek itu memanggil dua bodyguard-nya agar membawa William pergi dari sana.

Bagas membawa langkahnya menuju ruangan yang menjadi tempat dimana  sang kekasihnya berada sekarang dengan sang sepupu yang kata wanitanya membuat masalah hari ini.

Memasuki ruangan yang bisa di bilang sebagai tempat istirahat Bagas mendapat William yang tengah duduk di samping ranjang dengan Aditsya-nya yang berdiri tak jauh dari cowok itu. Mendekat Bagas menjatuhkan pelukan juga ciuman hangat pada bibir Aditsya yang kemudian menatap pria-nya dengan gusar.

"Ada apa ini Honey? William ngelakuin apa?" Aditsya mengangguk sebentar sebelum menarik tangan Bagas agar menepi sebentar dari pandangan William.

"Apa?!"

Bagas tanpa banyak kata kembali mendekat pada William sebelum menjatuhkan sebuah tamparan pada pipi cowok itu keras. Aditsya yang melihatnya dengan segera menarik Bagas agar menghentikan gerakan tangan pria itu yang hendak kembali menampar William yang sekarang terlentang di ranjang.

"Lo kenapa gini Will? Hah? Siapa yang berani buat Lo kaya gini?!" William tak menjawab, cowok itu membiarkan Aditsya menarik kembali Bagas agar kembali menepi dari pandangannya.

"Tenang Bagas. Kita bisa kembali-in semua ini. William bakal bisa normal lagi, kamu tenang oke?" Bagas mengusap wajahnya kasar, sebelum menoleh pada wajah Aditsya yang menatapnya lembut.

"Gimana caranya Honey?" Aditsya mengangguk, dia sedikit ragu memang namun dia harus mencoba bukan?

"Boleh aku ngegoda William?"

"What!"

"Enggak enggak." Bagas menolak dengan tatapan tak habis pikir.

"Honey, aku ngerti kalo dia mungkin udah Gay. Tapi dengan kamu ngegoda dia itu gak mungkin bisa balikin dia juga kan?"

"Tapi kita bisa nyoba itu Bagas. Kalaupun kita manggil jalang, buat goda William itu juga belum tentu berhasil kan? Biarin aku mulai dulu, biarin aku ngegoda William. Seenggaknya sampe dia sadar kalau dia itu pria normal yang bisa teransang dengan sentuhan cewek." Bagas kembali mengusap wajahnya kasar. Bukan hal benar membiarkan William menjadi gay dan lebih gak benar lagi membiarkan Aditsya-nya menggoda cowok itu?

Tapi kata kata Aditsya ada benarnya. Dan sekarang dia bingung harus memilih apa? Tapi setidaknya Aditsya tau kalau wanita itu miliknya bukan? Dan dia tau kalau wanita itu tak akan berbuat sesuatu yang menampakan kesalahan di matanya. Seperti bersetubuh dengan sepupunya? Dia yakin Aditsya tak akan pernah melakukan itu. Dia tau itu.

Mengangguk, Bagas menarik tangan Aditsya untuk pria itu genggam. Dengan satu tangan yang mengusap pipi Aditsya lembut.

"Janji sama Aku gak lebih dari ngegoda? Kalian gak bakal ngelewatin batas? Janji Aditsya? " Aditsya mengangguk, memangnya dia serendah itu?

"Aku janji sama kamu Bagas." Bagas mengangguk dengan kecupan yang pria itu tinggalkan pada sudut bibir Aditsya sebelum berlalu meninggalkan ruangan yang hanya di isi Aditsya dan William itu.

Menatap pintu yang baru saja tertutup,  Aditsya mulai mengambil langkah mendekat pada William yang menatapnya dengan satu alis terangkat.

"Lo mau apa?" Aditsya mengulas senyum manis tanpa menghentikan langkah cewek itu untuk semakin mendekati William.

"Nothing. May be only touch you?" William mengulas smrik.

"Lo pikir Lo cukup buat ngegoda Gwe?"

Aditsya tertawa kecil bersamaan dengan menbungkuknya tubuh cewek itu tepat di depan William yang masih menatapnya tanpa ekspresi lain halnya dengan sorot mata cowok itu.

"Kita liat nanti, Baby" Aditsya menatap William nakal, sebelum kemudian memulai aksi cewek itu.

Menggoda William!

_____

Aku bilang apa? Ini bakal se excited Boyfriends. Janji deh. Hahah

See you!

TAK TUNTAS  |   Wiliam Satria Tanaka  🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang