_03 : Secantik itu memang Aditsya_

69 2 0
                                    


'Tak sadarkan, selama ini. Ku juga selalu menginginkan mu... Mengapa sulit untuk ku bisa miliki hati mu, bahkan selama ini hati ku tak berharga untuk mu'

-William S T-

______

William memasuki Markas kebangganya dengan wajah datar ala cowok itu, menatap Dika yang melihatnya dengan tatapan tanya.

"Abis kemana Boss?" William mengedikan bahu acuh lebih memilih mengambil tempat duduk di samping Dika di sofa panjang dengan beberpa anggotanya yang sudah berada di sana.

Menutup matanya dengan tengkuk yang di tumpukan pada badan sofa, William meresapi lagi rasa sakit yang kembali menjalar pada hatinya. Dia baru saja melihat Aditsya yang tengah berciuman dengan Sang sepupu, menjengkelkan!

Menangkap tangan yang mulai menggerayangi lehernya, William membuka mata, menatap Diana dengan pandangan malas. Sebelum menghempas tangan cewek itu kasar.

"Gwe lagi gak Mood. Pergi!" Cewek itu mendesah kecewa sebelum kemudian beranjak dan mendudukan diri di sofa singel sudut ruangan.

Dika yang melihat hal itu menatap William heran, boss nya itu nampak berbeda, tidak biasanya cowok dengan wajah blasteran itu menolak sentuhan Diana. Karena sungguh Dika terlalu sering melihat Wiliam bercinta dengan cewek itu. Lantas ada apa sekarang.

"Lo kenapa sih? Tumben tumbenan nolak Diana? Doi kesel noh! "

"Masa bodo!"

"Yehh, gak mau di masukin lagi baru tau rasa Lo mampus! " William merasa tak perduli kembali pada posisinya tadi, memejamkan mata pada badan sofa.

'Disaat hati mu terluka...
Aku yang selalu menemani mu...
Menghapus air mata mu...'

William mengernyit saat mendengar lagu yang mengalun lembut itu, nampak seperti perasaanya sekarang.

'Tak sadarkah selama ini ku juga slalu menginginkan mu...
Mengapa sulit untuk ku bisa miliki hati mu...
Bahkan selama ini hati ku tak berharga untuk mu..'

William membuka matanya spontan, dia mendelik pada Bayu yang memutar lagu itu.

"Kenapa Bos?" Cowok itu mencoba santai, walau dalam hati bergetar ketakutan.

"Matiin lagunya! Brisik!"

"Ya elah Will lagunya slow gitu Lo bilang brisik?" Dika menatap aneh.

"Bacot! Gwe gak mau denger lagu itu lagi di markas ini!" Tanpa bantahan Bayu segera mematikan lagunya, tepat saat William mulai beranjak naik ke kamar cowok itu.

_____

William kembali berada di sini, markas yang seolah menjadi tempat pesakitannya ini hanya untuk menghadiri acara yang dia tak mau tau apa alasannya. Persetan! Dia di sini hanya untuk melihat cewek itu, menatapnya yang tersenyum dan menyapa beberpa orang terdekat. Lain dengan dirinya yang kembali berada di pojokan enggan perduli pada sekitar.

Dia hanya ada untuk melihat cewek itu juga menghargai sepupu yang memintanya datang. Kalau tidak, dia mana sudi datang ke tempat ini. Tempat yang akan selalu ramai dengan para jalang yang haus sentuhan juga manusia manusia gila uang yang rela melakukan apapun. Menjijikan!

TAK TUNTAS  |   Wiliam Satria Tanaka  🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang