Alunan musik jazz yang berputar menemani Fang yang kini sedang meminum wine, di antara jari telunjuk dan tengah sebelah kirim mengapit sebatang rokok yang menyala. Di dada nya ada Ying yang sedang bersandar dengan tubuh yang hanya di tutupi oleh sehelai selimut.
"Kapan kamu akan mengakhiri hubungan mu dengan Yaya?"
Mendengar pertanyaan dari Ying, Fang tersenyum kecil sebelum ia menghisap rokok nya. Jika dengan Yaya ia terlalu bosan dengan gaya berpacaran itu-itu saja, bahkan ia tidak bisa merokok. Tapi dengan Ying ia melakukan apa saja yang ia mau. Gaya berpacaran bebas seperti inilah yang sangat di sukai oleh pria berdarah tionghoa ini sukai.
Dan Ying mampu mengikuti nafsu nya.
"Kamu tenang aja, aku akan menikahi Yaya untuk mendapatkan rumah yang layak dan juga mendapatkan saham yang besar, setelah itu semua aku dapat barulah kita menikah dan tidak perlu bersembunyi-sembunyi seperti ini." Jelas Fang dengan seringai jahat nya, tentu saja itu membuat Ying mengangkat sudut bibir nya membentuk senyuman, gadis itu lalu memberikan kecupan lembut di sudut bibir Fang.
"Kamu kejam sekali menyelingkuhi sahabat ku.." Ujar Ying yang membuat Fang tersenyum kecil, sang pria langsung mematikan rokok nya.
"Salah siapa kamu begitu menggoda.."
Itulah yang terakhir Fang katakan sebelum akhirnya mereka kembali melanjutkan aktifitas panas mereka. Cinta terlarang dan panas yang mereka jalani di belakang Yaya, bahkan Yaya tidak menyadari hal itu.
Karena Yaya sudah menaruh kepercayaan kepada dua orang yang salah.
----------
Sudah satu jam Blaze kini berdiri di dekat sofa, masih Blaze ingat saat ia keluar dari ruangan bekerja di rumah nya, ia mendapati Yaya yang sedang tidur dengan tv yang menyala di ruang tengah, jadilah Blaze mengambil selimut untuk gadis itu. Dan kini ia berdiri untuk menjaga Yaya, tentu saja ia berjaga agar Yaya tidak jatuh.
Lalu kenapa Blaze tidak membawa Yaya ke kamar gadis itu? Bukankah lebih aman?
Hidup di realita tidak seindah di drama kawan!
Pertama, dengan mengangkat Yaya, takut saja gadis itu malah terbangun karena merasa terganggu.
Kedua, kamar Yaya harus menaiki tangga karena kamar berada di lantai dua, tubuh Yaya cukup berat dan bagaimana jika Blaze malah membawa Yaya jatuh dari tangga? Apa kalian mau bertanggung jawab jika terjadi sesuatu terhadap Yaya?
Dan ketiga, pintu Yaya pasti tertutup, bayangkan bagaimana jika Blaze harus membuka pintu dalam keadaan kedua tangan yang menopang berat badan Yaya. Tidak mungkin kan Blaze harus menyuruh orang hanya untuk membukakan pintu?
Dan kenapa Blaze tidak menyuruh orang saja untuk berjaga seperti ini?
Tentu saja Blaze tidak mau orang lain melihat lama wajah tenang Yaya yang sedang tidur.
"Presdir, kenapa tidak membawa nona Yaya ke kamar nya saja?" Tanya Gopal yang saat ini membuatkan kopi untuk Blaze, sudah 1 jam dalam keadaan berdiri pasti sudah sangat pegal. Duduk dalam 1 jam tidak bergerak sama sekali saja akan membuat beberapa bagian menjadi nyeri, apalagi berdiri di posisi yang sama sejak tadi? Rasanya benar-benar tidak dapat di bayangkan.
"Sudah ku katakan, biarkan dia tertidur." Jawab Blaze tegas, dan saat yang bersamaan dengan itu bagian kepala Yaya hampir saja jatuh ke bawah, tapi untuk nya dengan cekatan Blaze langsung menunduk, menggunakan telapak tangan nya pria itu langsung menopang pipi Yaya, bahkan pria itu tidak masalah dengan iler Yaya yang mengenai telapak tangan nya.
Dengan penuh kelembutan dan hati-hati, Blaze kembali memperbaiki posisi kepala Yaya yang tadi hampir turun ke bawah.
Melihat hal itu, tentu saja membuat Gopal kaget. Biasa nya bukan Blaze yang berperilaku seperti ini. Malah Gopal berpikir bahwa Blaze saat ini sedang kerasukan.
"Presdir, apa butuh tisu?" Tanya Gopal yang malah ia merasa jijik sendiri melihat iler Yaya yang mengenai tangan Blaze.
Tapi alhasil Gopal malah merinding karena tatapan Blaze yang begitu marah, sudah jelas ini benar-benar Blaze dengan tempramen nya yang buruk.
"Ini kopi mu..."
Tidak mau di sembur oleh Blaze, Gopal langsung menaruh kopi yang tadi ia bawa di atas meja lalu melarikan diri, lebih baik Gopal mencari aman saja.
Sedangkan Blaze yang kini sudah tidak melihat Gopal kembali fokus pada Yaya.
Pria itu memegangi dada nya yang kini berdegub sangat kencang, sebuah senyuman kecil terukir di bibir nya.
"Paman Yah, dia aman bersama ku.." Batin Blaze kemudian ia menyingkirkan beberapa helai rambut yang keluar dari hijab menutupi bagian wajah Yaya. Dengan lembut Blaze menempelkan satu jari nya pada bibir Yaya, dan di jari itulah Blaze memberikan kecupan ringan.
--------
"Ada apa dengan mata mu?"
Pagi nya, Yaya bangun dari tidur nya tidur nya terasa begitu nyenyak dan begitu aman. Entahlah, padahal Yaya tertidur di sofa tapi ia merasa lebih nyaman di bandingkan tertidur di kasur.
Tapi saat bangun ia melihat Blaze yang kini sedang duduk di single sofa dengan lingkaran hitam di mata nya seperti panda.
"Semalam ada kecoa, jadi aku gak bisa tidur!" Bohong Blaze yang tentu saja tidak akan mengatakan ia tidak tertidur semalam.
Yaya mengernyitkan dahi nya.
"Tunggu, kau takut kecoa?" Tanya Yaya dan Blaze mengangguk seperti anak kecil.
"Pftt... Hahahaha.."
Seketika tawa Yaya meledak, hal itu membuat Blaze merasa kesal.
"Apa nya yang lucu! Kecoa itu bikin geli, apa lagi kecoa terbang.. Iiii mama ku aja gak suka!" Marah Blaze yang semakin membuat Yaya tertawa sampai perut nya merasa sakit.
Sedangkan dari jauh, ada Gopal yang merasa bingung. Semalam Blaze begitu manis, kenapa dia kembali ke mode asli?
"ada apa ini? Aku siapa? Ini di mana?" Tanya Gopal pada diri nya sendiri, pria itu menggaruk-garuk kepala nya yang tidak gatal.
Seperti nya Gopal harus memanggil pesulap merah, atau dukun saja?
Tbc.

KAMU SEDANG MEMBACA
ELEMENTAL LOVE : ANNOYING CEO (BLAZE X YAYA)
FanficGaji asisten satu bulan sebesar 50% penghasilan Ceo dalam sebulan? siapa yang gak mau? pasti mau lah! apalagi Yaya yang lagi butuh uang karena tantangan dari ayah nya. tapi kerja nya apa dulu? ya layak nya asisten pada umum nya, asisten pribadi. in...