07

544 45 11
                                    

Hal-hal guys, masih ada yang baca karya-karya ku gak? Hewhew.. Maaf ya baru lanjut karna ada kerjaan full, tadinya mau lanjut pas bulan puasa.. Eh ada hal yang gak mengenakan terjadi. Dan singkat cerita sekarang insyaallah author akan lanjut karya-karya ku.. Author bakal terus lanjut kalau masih ada yang baca, tapi kalau gak ada yang baca ngapain lagi di lanjut, wkwkwk..

Oh ya, ada baiknya kalian sebelum baca chapter ini baca dari awal ya, biar balik lagi feel nya, thanks.

Oke, selamat membaca semuanya..





Happy Reading..

.
.
.
.
.
.
.




Di dalam hubungan percintaan itu, setiap orang memiliki taktik nya sendiri bahkan tujuan tersendiri. Layaknya dalam bermain catur, kita harus memiliki strategi tersendiri untuk memang.

Begitu pun hal nya dengan Fang, dalam menghadapi lawan mainnya ia sudah menyiapkan taktik untuk mengelabui Yaya dalam hubungan percintaan ini. Dan dengan taktik yang hanya memiliki sedikit perbedaan ia mampu memenangkan hati dua gadis sekaligus.


Taktik Fang hanya modal omongan manis dan janji palsu, tapi taktik ini tidak berlaku untuk wanita yang sudah berpengalaman.



"Fang, kamu kenapa diam aja?"

Fang yang sadar dari lamunannya menoleh pada Yaya yang kini sedang menikmati gulali yang baru saja mereka beli, ia tersenyum tipis lalu menggeleng kan kepalanya.


"Yaya, kita sudah sangat lama kan? " Tanya Fang pada Yaya yang jelas saja mendapati anggukan dari gadis itu, bahkan hari ini adalah hari jadi mereka berdua.


"Sudah lama juga ayah kamu selalu nolak aku." Lanjut Fang yang membuat Yaya teringat dengan perjodohan yang ayah nya buat, perjodohan yang membuat Yaya harus bekerja dengan orang yang menyebalkan seperti Blaze.




"Fang, kamu sabar sedikit ya.. "






"Harus sampai kapan Yaya? Harus sampai kapan? Ini udah hitungan tahun aku sabar."

Dan tujuan dalam setiap hubungan pasti berbeda, karena yang Fang inginkan adalah harta Yaya lalu diam-diam bisa menikahi Ying dan menghidupi nya dengan harta keluarga Yaya. Tapi kenapa itu sangat lama?






Yaya hanya diam, ia juga tidak tau sampai kapan ia akan menjalani ini.






"Fang.. Aku."



"Nunggu kamu dapatin uang kayak yang kamu bilang?"

Yaya hanya menganggukkan kepalanya, Fang menghela nafasnya perlahan, demi uang makan Fang harus kembali bersabar.

Pria itu tersenyum kecil, taktik nya harus di mainkan kembali. Dengan lembut ia memeluk pundak Yaya dengan senyuman tipisnya.


"Maaf ya.. " Ujar Fang.


"Aku harusnya gak gitu tadi, ini hari jadi kita. Aku seharusnya ngertiin kamu."

Dan benar saja, wajah murung Yaya tadi seketika bersinar kembali, ia kembali tersenyum lebar dan melanjutkan perjalanan mereka.

Seperti yang Fang duga, memainkan hati Yaya sangat muda. Layaknya anak kecil yang merajuk kemudian di berikan satu permen lolipop dan dia akan kembali ceria.



"Kita kembali ke apartemen mu?" Tanya Yaya



"Hmm, mungkin Ying udah selesai... "






----------



Jam 11 malam.

Blaze duduk di balkon kamarnya, menunggu kehadiran Yaya yang bahkan sejak tadi belum juga pulang. Rasanya Blaze sangat khawatir saat ini, di tambah Yaya pergi dengan orang yang tidak di sukai oleh Blaze. Rasanya tadi Blaze ingin terus saja mengikuti Yaya, tapi ia tau hatinya bukan dari baja, ia tidak mau menjadi pembunuh dadakan karena sengaja menabrak Fang karena cemburu nantinya.


"Mobil ini... "

Sebuah taxi kini berhenti di hadapan gerbang rumahnya, dengan cepat Blaze berlari keluar dari kamar kemudian menuruti anak tangga agar ia bisa menggapai pintu terlebih dahulu. Dan ternyata Yaya yang terlebih dahulu membuka pintu di banding kan dirinya.



"Dari mana?!" Tanya Blaze langsung ngegas saat melihat wajah bahagia Yaya.


"Heh, kok ngagetin? Suka-suka aku lah!"

Blaze dan Yaya kini saling menatap tajam, Yaya merasa kesal karena Blaze terlalu ikut campur urusan pribadinya sementara Blaze merasa kesal karena Yaya tidak sadar dengan kekhawatiran nya.


Cih, ingin saja Blaze menikahi Yaya sekarang juga.

"Aku atasan mu!" Balas Blaze tidak Terima, ia kini menyandarkan pundaknya pada pintu. Ia tidak mau Yaya malah rusak oleh pria berambut landak dengan sifat brengsek tidak tau diri itu.




"Huh atasan ya di tempat kerja, ini di luar jam kerja.



" Kamu kerja 24 jam untuk mu.... "




"Heh!!"



"Apa?!"



Keduanya kini kembali saling menatap tajam bakal pisau belati yang siap untuk saling menusuk, entah siapa yang akan menang jika keduanya ikut dalam lomba tatapan tajam jika ada.






"Huh.."




Dan kemudian keduanya dengan kompak mengalihkan pandangan mereka. Bahkan Yaya dengan sengaja sedikit menabrak batu Blaze ketika akan masuk.



"Astaga kau membuat ku terjatuh!" Protes Blaze yang kini sudah terduduk di lantai, sementara Yaya menatap nya datar.

Bukankah ini terlalu berlebihan?





Yaya ingin tidak acuh saja dan pergi begitu saja ke kamarnya, tapi Blaze malah memanggilnya.


"Yaya pinggang ku sakit!" Teriak Blaze yang tidak Terima, ia harus berusaha keras agar Yaya tidak bertemu dengan Fang lagi. Dan Yaya bisa menghabiskan lebih banyak waktu dengan nya.


Misalkan, dengan sedikit drama.





"Lalu? " Tanya Yaya dengan wajah datar.


Kejam sekali! Tidak ada rasa bersalah sedikitpun, batin Blaze.





"Kata mama ku, kalau kamu bikin orang sakit, kamu harus rawat dia." Ujar Blaze dengan mata yang berkaca-kaca.

Bayi..


"Yaya, kamu gak kasian liat aku?"




Hampir saja Yaya di buat mimisan oleh sikap dan wajah ikut Blzae, Yaya tidak bisa bersikap tidak acuh jika begini.




"Yaya 🥺🥺"

Tatapan kasihan
Tatapan menyakitkan

Harus di rawat sepenuh hati....



Dan akhirnya Yaya mengalah.







Misi satu, merebut Yaya dari Fang.








Tbc.


Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 15, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ELEMENTAL LOVE : ANNOYING CEO (BLAZE X YAYA) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang