Drabble adalah jenis fanfiction singkat, bahkan lebih singkat dari oneshot. Panjang ceritanya hanya 100 kata. Tapi cerita ini saya buat lebih 100 kataan. Cepean kata dikit banget euy. Langgar ajalah aturannya, hehe. Setiap bagian A ke B sampai ke Z, nggak saling berhubungan ceritanya. Cuma setiap satu judul sekitar 500 kata kurang.
Artnius
* * *
A. Aduh
Menurut rumor yang beredar mengusap rambut Sasuke itu fatal. Jangankan mengusap, menyentuh saja merupakan suatu sikap di mana kau akan babak-belur oleh kemarahannya. Sasuke yang sifatnya sedingin es tidak segan mengujarkan makian-hinaan-beserta celaan tanpa peduli perempuan atau laki-laki. Belum lagi prilakunya yang urak-urakan tanpa mengenal aturan. Katanya larangan = perintah. Namun, sungguh, meski rumor yang beredar demikian, Sakura tetap menyukai sesosok Sasuke di sekolahnya tersebut, terlebih wajah jutek-tampannya yang sedingis es kutub. Begitulah sekiranya yang ada di pikiran Sakura, sampai, Sakura menemui keganjalan kala Sasuke bertemu Hinata siang itu. Kala Sasuke memaksa membuat langkah Hinata terhenti di tengah koridor.
Hinata memundurkan langkah takut melihat Sasuke mendekatinya dengan begitu ribut. Maksudnya lelaki itu sedang apa sih? Berlutut berjongkok di hadapan Hinata sembari mencengkeram pergelangan tangan Hinata kasar. Aduh, Hinata beneran tidak mau mencari masalah. "A-ano U-Uchiha-san..." Sudah berusaha berbicara, bukannya dilepas malah makin digenggam erat. Kening Hinata sudah terbanjiri keringat, wajah merah padam, dan tremor merinding seperti menyaksikan hantu. Siapa coba yang mau berurusan dengan Uchiha bungsu? Hanya mereka yang nakal-nakal saja mau berdekatan dengannya. Hinata sih termasuk siswa teladan, jadi sorry to sorry nih.
Sasuke mengarahkan paksa pergelangan Hinata yang gemetar, pada puncak rambut hitam yang berbentuk trend kekinian-ekhem menurut Sasuke-itu.
Seluruh penghuni kelas terperangah oleh keajaiban dunia. Termasuk Sakura yang menjadi salah satu saksi bahwa Sasuke sendiri loh yang menunjukkan tangan seorang gadis untuk menyentuh rambutnya. Sakura kan juga mau.
"Usap yang benar!"
...lah?...
Hinata mengerjap kaget oleh suara tinggi Sasuke. Spontan ia mengusap sesuai arahan perintah. Hinata mendadak teringat pada dosa-dosanya tempo lalu seperti akan menemui ajalnya, dan segera bergumam dalam hati meminta maaf pada kami-sama, agar diampuni.
Entah Hinata memang memiliki penglihatan rabun atau apa, tetapi, kedua mata rembulannya jelas melihat telinga dan ekor kucing yang mendadak hadir dalam sepersekian detik pada Sasuke seolah sudah menjadi jinak. Alam bawah sadar Hinata berbunyi menandakan bahaya. Seperti sebuah sinyal bahwa akan adanya musibah yang nanti menimpa perempuan itu. Hinata bersumpah akan lebih mendengarkan gosip-gosip tentang Sasuke di sekolahnya lain hari. Beneran deh, jadi tolong, Hinata mau pulang.
Sasuke berdiri tergesa, mengambur pada pelukan kuat mengarah ke Hinata. "Oke kau resmi jadi kekasihku, Hyuuga." Ujaran Sasuke mutlak.
"HUAAA SASUKE-KUN SUDAH MULAI PUNYA KEKASIH!"
Kini bukan hanya Sakura dan penggemar Sasuke yang menangis, tetapi Hinata juga ikut menangis.
End
* * *
B. Bunga
Sakura menyukai bunga. Bunga apa saja. Gadis itu sama sekali tidak pernah mempermasalahkan. Dia mudah menyukai banyak hal. Kali ini Sasuke terlihat sedang menggenggam satu tangkai mawar. Berjalan menuju ke arahnya bersama ekspresi itu. Ekspresi di mana, hanya dengan Sakura balas menatap wajah itu, Sakura akan jatuh cinta berulang kali. Sama seperti dirinya yang masih kecil menyukai Sasuke dibanding apa pun. Bagaimana Sakura berusaha begitu keras agar Sasuke kembali ke konoha. Jikalau bisa melupakan dendamnya pada Itachi. Namun sekarang sudah baik-baik saja. Lelaki itu benar-benar pulang. Dia kembali ke Konoha. Menyempurnakan tim 7 seperti sedia kala.