H. Hidup
Hinata menyorot kosong sebuah pisau yang mengarah ke dalam perutnya. Segores senyum itu tergambar hambar. "Kalau polisi datang, tenang saja, sidik jari Kaa-san sudah aku lap dan hilangkan." Senyuman yang melebar riang. "Katakan pada mereka bahwa aku sediri yang melakukan percobaan bunuh diri." Tarikan napas Hinata melemah. "Sampai kapan pun Hinata selalu menyayangi Kaa-san." Darah segar yang tiada berhenti mengalir dari luka terbuka itu, terasa semakin dingin. Dingin sekali.
Tatapan mata rembulan sayu Hinata jatuh menyaksikan Hikari melangkah mundur, berlutut, kemudian gemetar sebentar. Lalu sengaja melarikan diri menutup pintu kamar. Pergi seolah tidak terjadi apa-apa. Meninggalkan kesesakkan yang teramat dalam.
...mungkin ini memang akhirnya?
"Hinata."
Lamunan Hinata begitu saja lenyap, melirik Sasuke yang datang dari arah pintu terbuka dengan sepotong roti dan susu coklat. Lelaki Uchiha mendekati Hinata setelah menaruh makanan tersebut di atas laci meja, memeluk gadis itu, meremas punggungnya erat, memberi dekapan posesif hangat. Menyadarkan kenyataan lainnya.
"Kau berhalusinasi lagi bukan." Sasuke semakin merapatkan diri pada Hinata yang duduk mulai membalas pelukan. "Kau tahu, aku selalu di sini. Tidak pernah meninggalkanmu. Sama sekali tidak akan pernah."
Hinata memejamkan mata menikmati cinta yang diberikan Sasuke melalui tindakan kepeduliannya. Segalanya tidak seburuk dulu. Segalanya telah berubah membaik. Tidak sehitam dulu. Tidak sekelam dulu. Tidak sehancur dulu.
Sekali lagi, Hinata membiarkan tiap kecupan kasih sayang Sasuke mengenai tiap inchi wajahnya. Karena sedari dulu, dalam seumur hidup Hinata, perlakuan kecil itu tidak pernah ia dapatkan.
...dan semuanya tidak benar-benar berakhir.
...hidup Hinata tidak benar-benar berakhir saat itu.
Hinata sesegukkan. Tangisannya menggema menyedihkan. "Bagaimana kabar Kaa-san sekarang, Sasuke?"
"Dia sudah bahagia bersama keluarga barunya," sahut Sasuke menenangkan sekaligus ...ah tidak bisa dideskripsikan seperih apa perasaan di mana ibu yang melahirkanmu, berbahagia bersama anak yang lain - keluarga barunya. Meninggalkanmu. Tiada mempedulikanmu.
Sasuke menghapus air mata Hinata seringan usapan bulu. "Aku mencintaimu Hinata."
...ya. Aku tahu. Terimakasih. Sasuke sungguh merupakan kehidupannya. Dunianya. Alasan keberadaannya.
End
-psst kok makin ke huruf G H saya bikin ceritanya jadi dark gini :(, yang penting hepi en la ya, ehe.