Part 17 (When He Gone)

123 13 4
                                    

Ana Pov

Di sini lah aku,duduk di kursi roda di tengah pemakaman.

"De...dev" panggil ku bergetar sambil memandang nisan itu.

"Devan...." panggil ku

Bahkan keluarga dan sahabat-sahabat ku menatap penuh iba pada ku.

"Ke...Kenapa??Hiks ...dev??" Racau ku.

"Shhhh" kata bunda dan langsung membawa ku ke pelukannya.

Dea,Lala,Fani memeluk ku erat.

"Lo harus tabah,Na..." kata Lala

"Tap...Tapi dia...di...Dia..." kata Ana lirih dengan air mata mengenang.

"Na,Lo pasti bisa. Gue tahu Lo kuat! Be strong,okay?" Kata Dea yang membuat ku teringat ucapan Devan semalam.

"Be Strong"

Kata itu,kata terakhir kamu,Dev.

Dan aku tahu itu pesan kamu buat aku.

Makasih...Makasih....

Buat semuanya....

Aku bakal kuat untuk kamu.

Aku sayang kamu,Dev.

"The" panggil sebuah suara lirih.

Dia,

Joshua....

Aku hanya meliriknya.

Dan kembali memandang nisan Devan.

Dia nampak kecewa melihat respon ku dan tersenyum kecut.

Tiba-tiba...

Datang seorang pria berbadan besar dengan seragam jas serba hitam.

Bodyguard

Pria itu menyerahkan sebuah kotak.

Jo menerimanya dan memandang kotak itu dan aku bergantian.

Dia menghembuskan nafas nya dan berjalan ke arah ku yang ada di sebrang tempatnya berdiri.

"Aku cuman mau ngasih ini. Ini dari...Devan" katanya dengan suara lemah.

Mendengar itu aku langsung mengalihkan pandangan ku padanya -joshua- .

Aku memandang kotak itu nanar.

Dan tanpa banyak berbicara aku mengambil kotak itu kemudian menaruhnya di pangkuan ku.

Ku tatap kotak itu nanar.

     From

                Christian

     To

                 Issabelle

Ukiran indah di atas kotak ini.

Sekilas ini seperti kotak perhiasan kerajaan dahulu.

Tapi ketika menyentuhnya kamu bisa merasakan halusnya kain beludru yang menghiasi samping kotak ini.

Karena atasnya ukiran kayu.

Satu kata

Unik.

Aku mengelus perlahan kotak itu dan menengadah ke atas.

Ke arah joshua.

"Makasih" kata ku lemah dan tersenyum tipis.

Dia mengangguk dan mengecup kepala ku sekilas sebelum pergi dari sini.

Aku hanya diam,Aku terlalu terkejut dengan tingkahnya.

Ku pandangi lagi makam Devan.

"See you again,Dev" kata ku pelan dan segera beranjak mendorong kursi roda ku di bantu Fani.

**

2 minggu kemudian.....

Joshua Pov

It's been a long day....
Without my friend...

And I'll tell all about it...
When I see you again...

We've Come on long way...
From We're we began...

Oh...I'll tell all about it..
When I see you again

"Josh" suara mama mengalihkan ku.

"Yes,Mon"

"How??" Tanya mama

Dan aku langsung mengerti arah pembicaraan nya.

Aku hanya menggeleng dan tersenyum kecut.

"Why??" Tanya mama lembut dan menghampiri ku.

Di tariknya lembut tangan ku dari kursi grand piano kakek dan menggiring ku duduk ke sofa.

"Why?" Tanya mama sekali lagi.

"Dia...belum siap" jawab ku pelan.

"Sudah mencoba??" Tanya mama

Aku menggeleng lemah.

Mama tersenyum dan membelai rambut ku lembut.

"Bicaralah baik-baik" kata mama

Aku mengangguk.

"Mama yakin kamu bisa..." kata mama dan beranjak.

Aku hanya tersenyum tipis.

"Ini demi dia,Jo. Buat dia bangga, dan.Mama tahu kamu masih mencintai gadis itu" kata mama dan keluar dari music room.

Aku menerawang ke depan.

"Ya,I can" kata ku pada diri sendiri dan bangkit dari sofa.

**«»**

Pendek???
Gak bagus???

Ya,namanya juga cerita absurd.
Dan maaf ya buat reader yang nunggu cerita ini.
Aku jarang update.
Soalnya lagi fokus ke cerita aku yang
LOOK AT ME,PLEASE??

Okay,See Ya

Salam sayang

  Tatha_Rara

{STILL} My First ♡ And My Last ♥Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang