Part 05

1.3K 215 65
                                    

Jaehyun berdiri dengan tenang menghadapi kemarahan Jisung, "Kenapa setiap kita bertemu ibuku selalu ada dalam gendongan mu Yang mulia?" Tanya Jisung sarkas. Jisung menatap tajam pada Jaehyun, tangannya melambai membuat tubuh Haechan akhirnya mengapung di udara, dengan hati-hati Jisung baringkan Haechan di ranjang, setelah ia memastikan bahwa Haechan sudah dalam posisi nyaman Jisung langsung menutup pintu kamar ibunya.

SLASSH

Jaehyun langsung menghindar kala api milik Jisung menyerangnya, "menjauh dari mommy-ku dan ini peringatan terakhir" ujar Jisung, sebelum berjalan masuk menuju kamar Haechan.

Sedangkan Jaehyun hanya diam saja, ia langsung berjalan kembali ke ruang kerjanya. Namun ia masih sempat melihat pada kamar Haechan sejenak sebelum benar-benar pergi.

Jisung menatap Haechan dengan tertegun, "mommy cantik" bisik Jisung penuh kekaguman saat melihat rambut biru ibunya. Jadi ia hanya menumpukan kepalanya di samping ranjang seraya menatap Haechan.

Mata kecil Jisung akhirnya terlelap, tepat ketika mata bambi Haechan terbuka. Ia menatap bingung karena telah berada di kamarnya, "apakah yang mulia lagi yang membawaku" batin Haechan.

Pandangan bingung dimatanya terganti dengan sorot kasih sayang saat melihat putranya yang tertidur dengan posisi terduduk. Haechan turun perlahan untuk akhirnya menggendong putra kecilnya dan menempatkan permata hatinya agar dapat beristirahat dengan nyenyak.

"Suga" panggil Haechan lirih.

Harimau putih kecil itu tiba-tiba muncul dihadapan Haechan, dengan sekali sentuhan sosok harimau Suga berubah menjadi sosok anak kecil yang sama lucunya seperti Jisung.
"Apa yang dilakukan putraku hari ini?" Tanya Haechan pada Suga.

Hal ini sering dilakukan Haechan bukan untuk memata-matai putranya namun lebih pada menjamin keamanan putranya. Jadi Haechan bisa lebih bersiap jika sewaktu-waktu ada orang yang datang mencelakai putranya.

"Wanita Kang itu sudah musnah dia bukan lagi ancaman" bisik Haechan ketika Suga menceritakan apa yang dilakukan Jisung beberapa hari yang lalu.

"Lalu Suga bisakah kau membantuku untuk mencari identitas-ku, kurasa orang tua yang merawat ku selama ini bukan orang tua kandungku" ujar Haechan, wajar jika ia berspekulasi seperti itu perubahan pada dirinya serta kekuatan yang dimilikinya bukan milik manusia biasa.

"Baik tuan" ucap Suga patuh.

Mata Haechan menyorot tajam ke arah pintu, dengan satu usapan ia kembalikan bentuk Suga menjadi harimau putih. Di saat berikutnya, sosok yang mempesona muncul.

Mendominasi, mempesona, menggoda jahat, tak satu pun dari kata-kata ini bisa menggambarkan orang ini dengan tepat.

Haechan selalu kehilangan nafasnya jika Jaehyun muncul tiba-tiba seperti ini. Haechan telah melihat Jaehyun sebelumnya namun tidak dengan pesona mendominasi macam ini, ditambah jarak mereka yang begitu dekat. Rambut hitam Jaehyun sedikit berkibar, jubah ungu itu, dan wajah tak tertandingi, tak heran setiap gadis di kerajaan ini akan jatuh cinta kepada lelaki yang dikenal sebagai Yang Mulia ini.

Sedih….

Semakin indah, semakin berbahaya mereka!

Pria ini seperti bunga yang tergantung di tebing. Jika tidak hati-hati, seseorang akan jatuh ke jurang yang dalam di bawah, menemui ajalnya di kejatuhan yang menghancurkan seperti hal-hal yang mereka sebut cinta.

"Apa yang kamu pikirkan?" Tanya Jaehyun saat melihat Haechan justru linglung, pria itu sudah berhadapan muka dengannya. Terhadap nafas yang memabukkan itu, inderanya terlempar kembali ke kenyataan.

Kemudian ketika dia menyadari betapa dekatnya mereka lagi, Haechan tidak ragu sedikitpun dan mengarahkan kakinya lurus untuk sosok kasar itu.

Kakinya gagal mencapai pria itu karena ia ditangkap dengan kuat oleh tangan-tangan besar itu. Mata Jaehyun menatap Haechan dengan seringai berbahaya, "apa yang sedang dilakukan oleh calon permaisuri-ku ini?" Tanya Jaehyun yang membuat Haechan membulatkan matanya horor.

Meaning Of Love (SLOW UP)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang