Part | 09

1.3K 223 51
                                    

Haechan tahu tidak seharusnya ia membiarkan Jisung tumbuh seperti itu ia merasa itu salah namun juga benar di saat bersamaan. "Kakak ipar jangan marah pada Jisung terus, kau tahu itu karena wanita bernama Yere itu yang menghinaku, dan Jisung hanya memberinya hukuman karena sudah merendahkan statusku" jelas Renjun berusaha membela Jisung.

Meski ia tahu Jisung bahkan tidak nampak seperti dihukum, apa namanya itu dihukum jika kau disediakan meja dan diberikan berbagai makanan dan harus dihabiskan. Hanya saja ia melakukan ini karena aroma daging panggang buatan Haechan itu nampak lezat dan Renjun ingin mencobanya.

"Yeri tidak melakukan apapun padamu bukan?" Tanya Haechan pada Jisung yang hanya dapat menggeleng karena mulutnya tengah sibuk menikmati hidangan yang disediakan oleh ibunya.

Renjun mendekati Haechan perlahan sembari menjilat bibirnya ia menoel tangan Haechan pelan. "Kakak, boleh aku mencobanya juga itu terlihat enak dan lezat" ujar Renjun ia bahkan juga sesekali meneguk ludahnya dengan kasar.

Jisung yang mendengar bahwa bibi kecilnya itu menginginkan makanan miliknya langsung saja tanpa perasaan menggunakan kekuatannya untuk menerbangkan Renjun keluar dari kediaman ibunya, Haechan bahkan belum berbicara apapun.

"JUNG JISUNG, KENAPA HANYA KARENA DAGING SAJA KAU SAMPAI MENGUSIRKU SEPERTI INI" jerit Renjun dengan keras, bahkan ia tidak peduli dengan beberapa pelayan yang melihatnya.

"Hiks perutku lapar" sungut Renjun sedih.

Jeno yang melihat Renjun tengah memberengut di depan pintu kediaman Haechan hanya dapat mengulum senyum tipis. "Ayo, aku akan membawamu pergi makan" ajak Jeno yang kini sudah ada di depan Renjun.

Renjun memandang sedih pada Jeno, "tapi aku ingin daging panggang yang dibuat kakak ipar" sungut Renjun.

Jeno melihat pada pintu dihadapannya yang nampak tidak akan dibuka, "lain kali saja ya" bujuk Jeno yang terpaksa disetujui oleh Renjun, meski sembari berjalan ia masih tetap memandang pintu yang tertutup itu dengan sedih.

Sedangkan di dalam Jisung akhirnya diberi base oleh Haechan. "Lain kali jika kau bertemu Yeri langsung kembali pulang atau perintahkan para pengawal untuk mengatasinya" ujar Haechan menasehati.

Jisung mengangguk patuh, "tapi.... Bagaimana jika ia tetap nekat menyakiti ku?" Tanya Jisung.

"Lalu maju dan dorong dia sampai mati" ujar Haechan yang seketika membuat Jisung tersenyum senang seraya melahap daging dihadapannya dengan lahap.

Sedangkan Suga yang tengah berbaring malas hanya dapat memutar matanya malas, "tanpa anda katakan pun anak itu pasti akan membuat orang lain sakit kepala" batin Suga.

"Jisung." Haechan melihat ke bawah pada putranya yang saat ini menempel di kakinya: "Saya tidak ingin Anda membuat masalah di dengan mereka. Demikian pula, kami tidak takut memprovokasi orang lain jika mereka memulai pertama. Ingat, jangan menahan diri jika mereka memulai pertarungan pertama!".

"Aku mengerti kalau begitu Mom" Jisung akan ingat pesan ibunya, Jangan membuat masalah, dan jangan takut masalah.

*********

Haechan berjalan dengan anggun menuju istana ibu suri, ibu dari Jaehyun. Hari ini ia dipanggil dan diminta untuk berkunjung ke istana tersebut untuk membahas masalah pernikahannya dengan Jaehyun.

Yoona mendengar jika calon menantunya datang, tanpa menahan diri ia langsung berdiri dan menyambut Haechan sendiri. "Aku senang kau akhirnya datang" ujar Yoona, raut bahagia di wajahnya begitu tulus inilah yang membuat Jisung sangat menyukai neneknya ini.

"Halo nenek ratu yang cantik, Jisung ada disini tapi nenek hanya mengingat mommy saja" ucap Jisung dengan nada merajuk.

Yang seketika membuat Yoona tertawa pelan, dengan cepat ia angkat Jisung dan menggendong bayi kecil lucu itu. "Jangan marah ya, ini nenek akan memberimu hadiah" ucap Yoona seraya mengeluarkan sebuah mutiara ke hadapan Jisung yang langsung memandang mutiara itu dengan penasaran.

Meaning Of Love (SLOW UP)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang