Part | 10

1K 195 34
                                    

Jaehyun tidak tahu sejak kapan ia tidak suka melihat mata Haechan tertutup,. meski dokter kerajaan bilang bahwa tidak ada kondisi serius pada Haechan, dan semuanya baik-baik saja. Tapi Jaehyun masih belum bisa tenang jika Haechan belum membuka matanya.

"Daddy, aku ingin bermain keluar" suara Jisung tiba-tiba terdengar membuat Jaehyun yang sejak tadi fokus menatap pada Haechan kini teralihkan untuk menatap pada putranya.

"Pergilah" ujar Jaehyun memberi izin.

Ia tidak akan bertanya apa yang ingin dilakukan oleh putranya diluar sana. Fokusnya hanya menunggu Haechan sadar, bahkan pertemuan pagi ini eommanya yang mewakilkan.

"Kapan kau akan bangun" bisik Jaehyun sembari mengelus kepala Haechan dengan sayang. Jisung sempat tertegun melihat ekspresi khawatir di wajah daddynya, namun ia juga harus bergegas pergi, kepentingannya ini sangat amat mendesak.

Setelah kepergian Jisung, ternyata Haechan perlahan membuka matanya. Jaehyun dengan sigap menaruh tangannya diatas mata Haechan, agar wanita itu merasa terbiasa dengan sinar yang perlahan masuk dimatanya.

"Terima kasih" ujar Haechan dengan nada lemah.

"Kau baik-baik saja? Apa kau merasa kurang nyaman dengan tubuhmu?" Tanya Jaehyun lagi yang membuat Haechan tersenyum melihat betapa lelaki ini ternyata bisa bereaksi demikian.

"Kenapa kau malah tersenyum?" Tanya Jaehyun dengan nada aneh.

Haechan tidak langsung menjawab namun ia mencoba untuk bangkit dan berusaha untuk duduk. Jaehyun dengan cepat memegang pundak Haechan dan membantunya untuk duduk, membuat Haechan yang harus berhadapan langsung dengan wajah Jaehyun sempat tertegun.

"Apakah begini nyaman?" Tanya Jaehyun dan Haechan hanya mengangguk.

"Yang mulia di jam segini kenapa kau malah ada dikamar ku dan bukannya menghadiri pertemuan?" Tanya Haechan.

"Kau sedang sakit kenapa aku harus berada di aula pertemuan?" Tanya Jaehyun balik.

"Itu kan tugasmu" jawab Haechan dengan nada bingung.

"Menjaga-mu juga tugas ku" jawab Jaehyun yang membuat Haechan tertegun. "Anda berperan cukup baik untuk menjadi suami-ku" ucap Haechan sembari mengalihkan pandangannya. Ia hanya tidak ingin benar-benar terjatuh pada Jaehyun yang nanti malah membuatnya menjadi bodoh hanya karena hal yang bernama cinta.

Ia tidak mau menjadi budak cinta seperti ayahnya yang pada akhirnya membuat lelaki baik hati itu harus berubah menjadi monster tidak berperasaan.

Jaehyun memandang bingung pada wajah dingin Haechan, "kau kenapa? Aku membuatmu tidak nyaman?" Tanya Jaehyun. Sebelum akhirnya ia berdiri, "aku akan keluar kalau begitu" lanjut Jaehyun meninggalkan Haechan yang hanya mampu diam.

Selepas kepergian Jaehyun beberapa pelayan masuk dan nampak diam di pinggir seolah tengah menunggu perintah dari Haechan. "Kalian juga boleh keluar dulu, jika aku memerlukan kalian maka aku akan memanggil kalian" ujar Haechan.

"***********

Renjun memandang bingung pada Jisung yang tengah sibuk melihat sekitar, "sebenarnya apa yang kau cari?" Tanya Renjun dengan nada bingung pasalnya mereka sudah ada di sini hampir tiga puluh menit.

"Kita tunggu sebentar lagi" jawab Jisung, Renjun hanya memanyunkan bibirnya dan mulai duduk. Ia benar-benar lelah karena sejak tadi hanya berdiri diam tanpa kejelasan.

"PERGI KAU DARI SINI, DASAR ANAK GAGAL MULAI HARI INI KAU BUKAN BAGIAN DARI KELUARGA INI"

Teriakan keras itu mengalihkan perhatian Renjun, dan ia bergegas berdiri saat melihat Jisung justru berjalan menuju anak kecil yang baru dilemparkan keluar oleh keluarganya.

Meaning Of Love (SLOW UP)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang