🍂12🍂

426 37 0
                                    


«»

"Besok jangan ada yang telat. Sakura, lo handle tim besok. Bawa semua anggota ekskul. Jaga-jaga kalau ada yang buat curang."

Sakura cuma bisa ngangguk. Disaat-saat genting kayak gini, jiwa pemimpin Naruto bakalan menguar keluar.

Apalagi ini beneran gawat. Salah satu anggota inti mereka nggak ada kabar bahkan sampai sekarang.

Naruto ngeliat jam yang tertera di layar lockscreen. Udah hampir jam sembilan. Anak-anak cewe harus segera dipulangin.

"Ada yang bawa mobil?."

Sakura ngangkat tangan. "Gue."

"Lo anterin anak cewe pulang. Karin lo anterin aja kerumah gue. Yang lain langsung pulang. Hati-hati di jalan."

Mereka semua langsung ngerti maksud ucapan Naruto. Anak-anak Rhokin High School, lawan tanding mereka dikenal licik dan main curang.

"Lo emangnya mau kemana?." Tanya Gaara. "Ada urusan bentar." Jawabnya.

Nggak ada yang bertanya. Sebab, Kapten udah ngeberi perintah dan mereka cuma bisa nurut.

Mereka semua langsung cabut dari rumah pak botak. Saat Sasuke mau masuk ke mobil, dia ngeliat Naruto yang fokus sama ponselnya.

"Sleep well, Nona Muda."

Sasuke ngasih senyum samar waktu Naruto ngomong tanpa suara.

Perasaan gue nggak enak

Setelah semua teman-temannya menghilang di jalanan. Naruto nelfon Deidara. Udah empat jam sejak dia nelfon Deidara tadi. Pasti mereka udah nemuin sesuatu.

Sehabis ngebaca pesan dari Deidara yang nyuruh buat ke basecamp. Naruto makai helmnya dan memacu laju motornya.

Udah jam segini, masih banyak mobil ataupun motor yang hilir mudik. Sibuk sama kegiatan sendiri.

Nggak sampai dua puluh menit. Naruto sampai di area yang cukup tenang. Dia langsung markirin motornya sembarangan.

Cuma buat nemuin semua anggota Akatsuki yang udah pada ngumpul di teras. Jaket kulit hitam dengan lambang awan merah di punggungnya, terpasang apik.

"Nah, yang di tunggu-tunggu akhirnya muncul juga." Ucap Obito yang lagi bersila.

"Gimana, Bang? Udah nemu belum?."

Naruto nanya sama Deidara yang natap laptopnya fokus. Nagato yang cuma ngeliatin doang langsung senyum.

"Oke, selesai!." Deidara ngangkat tangan dengan wajah senang.

Dia berhasil ngelacak lokasi terakhir dari nomor ponsel Lee yang Naruto kirim. Nggak sia-sia ternyata keahliannya.

"Temen lo ada di... Pantai. Rumah kosong di pantai deket sini." Ucap Deidara sambil nunjuk lokasi yang tertera di layar laptop.

"Kita berangkat sekarang." Ucap Nagato lalu berdiri, "dua orang jaga-jaga disini. Yang lain, ikut." Titahnya mutlak.

Nggak ada yang ngebantah. Dua dari anggota Genk Akatsuki, Hidan sama Sasori, tinggal di basecamp. Walaupun awalnya nolak, tapi karena paksaan Obito akhirnya mau juga.

"Nggak kebanyakan apa Bang?." Naruto nanya. Pasalnya, Akatsuki Genk itu ahli beladiri semua.

Nagato natap anggotanya satu-satu. Deidara, Obito, Yahiko, Sasori, Hidan, Naruto, lalu dia sendiri. Oh, Juugo juga nggak keliatan.

Banyak darimananya? Akatsuki Genk cuma ada  delapan orang. Dan duanya di tinggal. Juugo juga absen. Otomatis cuma lima orang yang join.

"No, it's enough."

Setelah berunding cukup lama. Mereka langsung berangkat ke tempat tujuan. Agak berlebihan emang sampai-sampai Nagato ngerahin anggotanya buat nyari temennya si bungsu. Tapi gapapa.

"Jangan gerombolan. Nanti diikutin polisi." Nagato ngomong dan yang lain langsung mencar.

Naruto yang emang sengaja gak bawa motor, dibonceng Deidara. Gak jauh di belakang mereka, ada Nagato sama Yahiko. Obito cuma sendiri.

Sejam berlalu dan mereka sampai di jalanan si mulut pantai. Sepi. Emang, udah malam.

Tapi telinga tajam Obito langsung denger suara samar-samar ditengah-tengah deburan ombak.

"Kayaknya ini bakal sulit." Tukas Obito lalu ngelangkah lebar diatas pasir. Diikuti yang lain.

"Itu bukan sih?."

Deidara langsung ngangguk. Dia naruh ponselnya di saku dalam jaket. Lalu natap sebuah gedung tua yang kayaknya abis kebakaran.

Nggak ada yang jaga sama sekali di luar. Naruto bisa nyimpulin, kalo mereka adalah orang-orang bodoh.

Kelima laki-laki itu jalan santai menuju samping gedung. Sesampainya mereka langsung nyari spot aman.

Naruto ngintip kecil dari luar. Ngeliat kondisi.

Sapphire Naruto melebar. Disana. Lee udah nggak sadarkan diri. Mukanya babak belur.

Mukanya pucat banget.

Nafas dia memburu seiring emosi yang mulai nguasain pikirannya. Tangannya bergetar menahan kepalan yang ngebuat urat-urat ditangan terlihat.

"Mike bangsat." Umpat Deidara marah. Juugo, juga ada disana.

Dalam keadaan yang nggak jauh beda. Kacau. Luka di sepanjang tangannya keliatan jelas. Kayak sayatan. Lukanya masih baru.

Braak!

Naruto udah nggak bisa berpikir jernih. Matanya merah. Nahan tangis sama emosi. Naruto ngeliatin Lee, tergeletak di tanah gitu aja.

"Lo... Mati." Matanya kosong banget. Natap ke arah cowo bajingan yang berjumlah lima belas itu.

Nagato langsung nyerang musuh. Begitu pula Deidara dan ketiga lainnya. Nyerang membabi buta.

Mike dan rombongannya yang nggak siap dibuat kewalahan. Lima dari mereka langsung sekarat ngebuat cowo bertubuh besar itu kaget.

"Lo! Kenapa lo bisa ada disini!." Serunya sambil berusaha ngebalas Deidara.

"Bangsat!." Deidara udah kayak orang kesurupan. Nyerang orang yang jauh lebih besar darinya.

🪐

Moga Juugo sm Lee slmt!

STUPID LOVE UTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang