"Kanvas putih ku sudah kalian lumuri tinta hitam, jadi untuk sekarang SILAHKAN"
-Illy Athira-
Illy POV
Tak terasa tiga tahun sudah berlalu, sebentar lagi aku akan wisuda dan menerima gelar ku sebagai Sarjana seni di Paris University.
Minggu terakhir di negara ini, aku memutuskan untuk pergi ke monumen yang menjadi ikon kota ini. Yap menara eiffel, aku ingin mengabadikan tempat bersejarah tersebut di kanvas putihku pada minggu terakhir aku sebagai mahasiswa.
Ku siapkan semua kebutuhan yang diperlukan untuk melukis, ku pastikan tak ada yang tertinggal. Setelah semuanya siap, aku pun bergegas keluar dan berjalan menuju menara eiffel.
Jarak antara menara eiffel dan tempat tinggal ku hanya sekitar 15 menit. Ku nikmati hari hari terakhirku di kota ini. Setelah wisuda, aku memutuskan untuk kembali ke Indonesia.
Aku merasa proses pelarian ku sudah cukup, dan saatnya kembali bersama keluarga yang sudah lama aku tinggalkan.
Setelah sampai, aku langsung menuju tempat yang selalu ku gunakan untuk menggoreskan tinta pada kanvas ku. Ku siapkan semua alat dan mulai melukis.
Perlahan ku penuhi kanvasku dengan goresan cat. Ku lukis dua wanita paruh baya yang sedang menikmati makanan piknik mereka. Duduk beralaskan kain putih dengan keranjang coklat yang terbuat dari rotan.
Mereka asik bercanda dan tertawa bersama. Menikmati masa tua mereka. Melihat pemandangan di depan ku, aku teringat dengan sahabat ku. Lima belas tahun bersama banyak kenangan yang sudah kami lewati.
Senyum ketir keluar dari mimik mukaku, mengingat tragedi yang membuat kami berpisah satu sama lain.
Kota ini merupakan kota yang kami impikan untuk mengejar mimpi kami. Namun hal itu pada akhirnya tidak bisa terwujud karena kejadian yang bahkan untuk membayangkannya saja aku enggan.
Flashback
"Hallo illy sayaaaaaaang!!!" Nyaring teriakan Lini dari kejauhan
Gadis itu berlari mengahampiriku. Selalu, setiap pagi pasti suara pertama yang ku dengar saat dia datang kesekolah adalah teriakan kencangnya.
Aku hanya memutar mataku, sudah bukan hal aneh lagi bagiku.
"PR matematika" katanya setelah sampai di hadapanku dengan tangan mengadah meminta buku PR ku.
"Nggak ada akhlak banget anjir, datang datang minta contekan" omelku padanya sembari menyodorkan buku PR ku kepadanya.
"Yaelah, kek baru kenal aja lo. Gue kemaren ketiduran hehe" katanya cengengesan.
"Katiduran dari hongkong, orang Ali ngepap lo lagi jalan sama Farel" Kataku
"Lo yaa, mau yang mana sih sebenarnya Lin. Pusing gue pagi sama Angga, siang sama Piko, malam sama Farel. Ujungnya gue yang di teror sama mereka goblok" Omel ku padanya diiringi dengan jitakan dikepalanya.
"Goblok, sakit anjir lyyy" protesnya ingin membalas menjitak ku.
"Lagian gue kan cuma ajak mereka makan, ga ada lebih. Merekanya aja yang baper ama gue" jelas Lini
Lini bisa dibilang ratu sekolah, satu sekolah tahu akan keberadan Lini di dunia ini. Pentolan paskibra, ketua paduan suara, vokalis band sekolah, anggota OSIS dan lain sebagainya. Cowok mana yang tak terpikat melihat Lini yang cantik, Rambut panjang terurai dan tubuh yang proporsional.
Dan satu sekolah juga pasti mengenalku. Yap, tidak lain dan tidak bukan sebagai temannya ratu sekolah.
"Ya tapikaa..." Belum sempat aku melanjutkan omelanku seorang cowok tampan datang menghampiri kami.
Ali Hariz, Rajanya sekolah. Eits tapi dia pacar ku, bukan pasangannya ratu sekolah. Yaaa aku bisa dibilang si kutu buku yang beruntung. Karena memiliki pacar sang raja sekolah dan sahabat sang ratu sekolah.
"Hai" sapanya tepat di depan ku.
"Kantin?" Lanjutnya.
Aku hanya mengangguk dan menerima uluran tangannya.
"Yeee kalo dah ada pawangnya aja kalem lo" cerca Lini mengiringi kepergianku.
Aku menghadap ke arah Lini menjulurkan lidahku mengejeknya dan pergi meninggalkannya yang sedang menyalin PR matematika dari buku ku.
"Sayang, nanti di rumah ada acara keluarga. Bunda bilang suruh bawa kamu" Kata Ali yang sudah siap menyeruput es teh manis di depannya.
"Ada acara apa emang?" Tanyaku yang masih berkutat dengan nasi gorengku.
"Aku nggak tau juga hehe, tapi kata bunda suruh bawa kamu" jawabnya
"Oke deh, nanti aku tanya Bunda aja. Soalnya mau sesuaiin outfitnya biar ga saltum" kataku padanya.
"Yaudah, kamu tanya sendiri aja ya. Oh iya, nanti juga ada kak Bian dia baru pulang dari Jerman. Kamu tau kak Bian kan?" Katanya sambil bertanya.
Bian Hariz, kakak laki laki Ali yang baru saja menyelesaikan study nya di jerman. Aku hanya pernah mendengar namanya, tetapi belum pernah bertemu. Karena saat aku dekat dengan Ali dia sudah pergi ke luar negeri.
"Iya tau, kamu pernah cerita" Jawabku sambil memakan suapan terakhir nasi gorengku.
Ku lihat Lini dari kejauhan, tentu saja bersama seorang pria. Kali ini Saka anak kelas 11 C. Mereka menghampiri kami
"Hallo couple tersweet sesekolahan" sapanya pada kami.
"Udah selesai PR nya?" Tanyaku yang di balas tendangan kecil pada kakiku.
Aku hanya terkekeh kecil melihat tingkahnya.
"Mau makan apa Lin? Biar sekalian gue pesenin" tanya Saka pada Lini.
"Hmm mau mie goreng aja sama es jeruk nipis satu" jawab Lini.
Saka pergi menuju ibu kantin untuk memesan.
"Ly pak wisnu katanya ga masuk" kata Lini memberikan informasi kepadaku.
"Serius?" Tanyaku antusias.
"Iyaa, tadi andre kasi tau dikelas" jawabnya.
"Argh, akhirnya gaperlu pelajarin rumus kimiaaaa" kataku lega.
Ali menatapku dan mengelus rambutku gemas.
Kimia adalah mata pelajaran yang paling aku hindari, rumus rumus molekul dan lainnya membuatku mual dan ingin muntah.
Saka kembali dari memesan makanan, mereka melanjutkan makan dan kami melanjutkan obrolan dikantin. Karena kami semua sekelas dan memutuskan untuk tak masuk kekelas karena pak wisnu tidak masuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Senandika (Batin Sahabat)
RomanceTak ada ikhlas tanpa air mata. kata ikhlas itu bohong, yang ada membiasakan diri untuk merelakan. Melihat dia yang kau cintai harus menikahi sahabat yang kau sayangi, berat. tapi itulah yang saat ini harus Illy Athira lihat. "Saya terima nikahnya L...