"Bun, kenapa Bunda ngga ngasih tau Lana kalau Hemal mau kuliah ke luar negeri??"
Tanya Lanara dengan nada yang sedikit lesu lalu duduk di meja makan untuk makan malam bersama Bunda nya.
"Bunda disuruh tutup mulut sama Hemal, katanya Hemal aja yang ngasih tau supaya surprise."
Tutur Bunda Senja sambil membawa makanan ke arah meja untuk makan malam mereka berdua meskipun mereka tidak mempunyai kepala keluarga tapi keluarga Bunda Senja termasuk orang yang kaya raya, berbanding jauh dengan gaya hidup Lanara yang terlihat seperti gembel karena Lanara enggan untuk memamerkan kekayaan nya bahkan tidak jarang dia malas membawa uang saku ke sekolah.
"Ih Bunda sama aja ya kayak Hemal."
Lanara sebenarnya tidak terlalu kesal tapi Ia merasa dikhianati oleh Bundanya sendiri, padahal Lanara tau bahwa Bunda pasti sudah ada dipihaknya jika harus memilih hanya saja Hemal orang yang sangat susah ditolak dengan wajah memelasnya dengan mata yang berbinar binar, Aishh kenapa dia jadi memikirkan Hemal? Sungguh menyebalkan.
"Lana, itu makanannya keburu dingin."
Sahut Bunda Senja yang membuat Lanara ter lonjak kaget lalu segera melanjutkan makan malamnya.
"Iya Bun."
─────•─────
Hemal cabatquu🥰💘
Lan, lu gabut gak??Lanara yang sedang mengerjakan PR fisika nya langsung mengalihkan pandangan karena mendengar notifikasi dari Hemal.
Me
Gak!! Gue lagi
Ngerjain PR.Tak lama setelah Hemal membaca pesan dari Lanara dia langsung menelepon Lanara, dengan perasaan dongkol Lanara mengangkat panggilan dari Hemal.
"Apalagiii Hemal Lembayung? Ganggu aja anjir."
"Kalem kek neng, gue gabut, boleh gak gue main ke rumah lu?"
"Gak ah lu mah palingan mau caper ke Bunda, gue sibuk gabisa diganggu."
"Gw mau bantuin lu ngerjain PR kok Lan, boleh yaa."
"Serah."
Hanya itu yang Lanara lontarkan lalu mematikan sambungan sebenarnya Lanara ingin cepat cepat tidur dan bangun lebih awal karena besok adalah jadwal piketnya jadi Ia harus bangun lebih cepat supaya tidak terlambat.
"Lana, itu Hemal nungguin, ngga mau kamu samperin?"
Sahut Bunda Senja didepan pintu langsung pergi begitu saja tanpa menunggu jawaban dari sang anak perempuan nya itu.
"Ishh bisa ga sih sehari aja lu ga ganggu gue."
Lanara seperti biasanya pura pura marah padahal dalam hatinya dia sangat senang saat Hemal mengabari dia akan bermain ke rumahnya.
"Lan, udah beres? Ngerjain PR nya."
Tanya Hemal saat melihat Lanara duduk disebelah nya dengan muka ditekuk.
"Boro boro, lu mau bantuin kan?"
Lanara tau kalau Hemal itu hanya bercanda soal mau membantu PR nya karena Hemal tidak serajin dan sebaik itu.
"Udah gak minat, kapan kapan ye."
Dengan santainya Hemal berkata seperti itu membuat Lanara kesal lagi dan lagi tapi dia tak sampai hati untuk memarahi sahabatnya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
My first love
Teen FictionAku hanya berharap dengan ataupun tanpa ku dia bisa bahagia, meskipun aku sendiri yang sangat terluka. -Lanara Sajingga