Chapter 6.

858 63 52
                                    

Lima bulan kemudian, kondisi tubuh wang yibo sudah mulai membaik dan hari ini ia sudah dibolehkan pulang dan untuk beberapa kedepannya ia akan tinggal di rumah Xing lin. Itu juga karena Xing lin yang memaksanya.

Dan seperti biasa juga, xiao zhan tidak pernah mengunjungi wang yibo selama lima bulan berada di rumah sakit. Wang yibo pun juga tidak terlalu peduli jika xiao zhan tidak menjenguknya.

"Hari ini kita pulang dan nanti aku akan memasak yang banyak untuk mu" ucap Xing lin kepada wang yibo yang terbaring di ranjang.

"Tapi aku ingin tetap disini" ucap wang yibo dan Xing lin langsung mengerti bahwa wang yibo tidak ingin kembali ke mansion xiao.

"Yibo kau bisa tinggal di rumah ku selamanya jika kau mau, aku tidak keberatan sama sekali" ucap xing lin.

"Tidak, aku harus kembali kesana untuk menyelesaikan sesuatu" ucap wang yibo mengingat niat balas dendamnya belum terselesaikan.

"Seharusnya waktu itu kau tidak perlu menjadi pahlawan dan biarkan saja direktur xiao mati" ucap Xing lin.

"Hahh~ mau bagaimana lagi semua sudah berlalu dan untuk perceraian itu jangan sekarang, lakukanlah nanti jika suatu hal yang lebih buruk dari ini menimpa ku" ucap wang yibo karena ia tahu kalau Xing lin sudah sangat tidak tahan lagi untuk mengurus surat perceraian itu.

"Lebih buruk? Tapi ini bukan lagi buruk, ini sudah keterlaluan dan ini sangat tidak adil hiks.. kenapa direktur xiao sangat kejam hikss. Kau juga hikss kenapa disaat begini masih bisa tersenyum kadang tertawa hiks jika aku jadi kau mungkin hiks aku sudah mengakhiri hidup ku sendiri hiks.. atau pergi dari kepahitan ini hiks dunia terlalu kejam untuk malaikat seperti mu. Direktur xiao juga bodoh dan kenapa dia bisa menjadi direktur di perusahaan besar tapi tidak bisa membedakan hikss mana yang benar dan mana yang salah! Direktur xiao itu sangat Aaaaaaa! Hikss.." tangis Xing lin meluapkan emosinya yang terpendam selama wang yibo berada di rumah sakit.

Tanpa mereka berdua sadari seseorang sedang berdiri di depan pintu ruang inap wang yibo dan mendengar semua ucapan mereka berdua. Tidak lama dari itu dokter dan dua orang suster masuk ke dalam ruang inap wang yibo untuk melepas infus wang yibo dan sekalian untuk mengecek kondisi tubuh wang yibo.

"Ini sepertinya untuk anda tuan wang, buket ini diletakkan di depan pintu jadi saya pikir ini untuk anda" ucap dokter Feng memberikan buket bunga peony ke wang yibo.

"Wahh~ sepertinya ada yang diam-diam menyukai mu" ucap Xing lin menggoda wang yibo.

"Aishh! Kau ini, mana mungkin begitu" ucap wang yibo.

"Lalu dari siapa? Direktur xiao? Tidak mungkin dan sangat mustahil terjadi. Jika memang iya, mungkin itu bertanya kiamat sudah dekat" ucap Xing lin tapi tidak dipedulikan oleh wang yibo.

'Huh! Diabaikan lagi!' batin xing lin melihat wang yibo yang sibuk berbicara dengan dokter Feng.

"Jadi setiap satu bulan sekali anda harus datang ke rumah sakit untuk mengecek kondisi tubuh anda, jika merasa sakit di salah satu bagian tubuh lainnya boleh mengkonsumsi obat pereda rasa sakit" ucap dokter Feng.
.
.
.
Xing lin mendorong kursi roda wang yibo menuju ke taksi yang sudah menunggu di depan rumah sakit.

"Buang saja buketnya jika tidak tahu dari siapa, lagipula kau alergi dengan serbuk sari bunga" ucap Xing lin melihat ke buket bunga yang dipangku oleh wang yibo.

"Ya benar, nanti aku akan bersin-bersin dan hidung ku sulit bernapas" ucap wang yibo membuang buket bunga itu ke tempat sampah.

Xing lin membantu wang yibo masuk ke dalam taksi lalu setelah itu ia ikut masuk ke dalam dan taksi pun pergi meninggalkan area rumah sakit.

"Lima tahun bersama tapi aku tidak tahu dengan alerginya" ucap xiao zhan memungut buket bunga yang tadi wang yibo buang.

"Aku akan merebut surat perceraian itu sebelum xing lin membawanya ke pengadilan" ucap xiao zhan lalu pergi dari area rumah sakit dan mengikuti taksi yang wang yibo tumpangi.
.
.
.
.
.
Mereka sampai di rumah sederhana milik Xing lin yang jauh dari mansion xiao karena saat wang yibo masih berada dirumah sakit, Xing lin memutuskan untuk pindah rumah agar xiao zhan tidak tahu dimana ia tinggal.

"Kita sampai! Silahkan masuk~" ucap Xing lin menuntun wang yibo masuk ke dalam rumahnya.

"Apa kau pindah rumah?" tanya wang yibo melihat tempat sekitar rumah Xing lin.

"Ya, karena rumah lama ku diketahui oleh direktur xiao makanya aku pindah dan kau juga akan tetap aman" ucap xing lin.

Xing lin membantu wang yibo duduk di sofa lalu menyalakan TV agar suasana menjadi sedikit ramai.

"Tunggu disini aku akan membuatkan teh hangat untuk mu" ucap Xing lin lalu pergi ke dapur.

Diluar rumah mobil xiao zhan terparkir sedikit jauh dari rumah Xing lin, xiao zhan turun dari mobilnya lalu pergi ke rumah xing lin. Dari pintu masuk yang tidak ditutup dan tidak dikunci juga, xiao zhan dapat melihat wang yibo sedang duduk di dengan mata yang fokus pada acara TV.

Xiao zhan melangkah masuk perlahan sambil melihat ke sekeliling dan tidak mendapati Xing lin dimana pun. Mengeluarkan sapu tangan dari saku jasnya yang sudah ia beri obat bius cair. Membekap wang yibo hingga sang empu benar-benar tidak sadarkan diri.

Tanpa berlama-lama lagi xiao zhan langsung menggendong wang yibo ala bridal style lalu membawanya ke dalam mobilnya.

Sedangkan Xing lin yang baru selesai membuat teh langsung pergi ke ruang tamu tapi tidak melihat wang yibo dan TV juga masih menyala.

"Yibo??" panggil Xing lin.

"Yibo?" panggil Xing lin lagi lalu pergi melihat ke kamarnya, kamar mandi, halaman belakang tapi wang yibo tidak ada.

Xing lin mulai panik dan satu yang pasti ia tahu bahwa xiao zhan tadi datang dan membawa wang yibo, mengingat pintu tadi tidak ditutup dan tidak dikunci.
.
.
.
.
.
Sampai di mansion xiao, xiao zhan langsung membawa wang yibo ke kamar tersembunyi di mansion besar miliknya dan tempat itu tidak diketahui oleh siapapun kecuali dirinya sendiri. Kamar tersembunyi itu cukup besar dan xiao zhan juga sudah memasang banyak kamera tersembunyi, mungkin sekitar dua puluh lebih kamera tersembunyi di setiap sudut kamar dan juga kamar mandi.

Membaringkan tubuh kurus wang yibo perlahan di ranjang lalu menyelimutinya. Setelah itu xiao zhan meninggalkan kamar dengan semua kamera tersembunyi yang aktif. Mengunci pintu kamar dengan sidik jari dan password angka yang hanya dirinya saja yang tahu.






TBC.


Jangan lupa vote+komen👌



-

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 11 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

𝑳𝒐𝒗𝒊𝒏𝒈 𝒉𝒊𝒎 𝒊𝒔 𝒍𝒊𝒌𝒆 𝒅𝒚𝒊𝒏𝒈 𝒔𝒍𝒐𝒘𝒍𝒚Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang