Chapter 3.

491 50 27
                                    

Wang yibo sudah diperbolehkan pulang ke rumah tapi ia merasa tidak ingin pulang ke rumah xiao zhan yang seperti neraka baginya. Ingin pergi tapi jiwanya begitu melekat ditempat itu seakan sulit untuknya pergi.

Wang yibo masuk ke dalam mansion xiao yang sangat berantakan seperti kandang babi. Sepertinya xiao zhan mengadakan sebuah acara saat ia dirumah sakit. Wang yibo menghela nafas lalu mulai membersihkan kekacauan yang xiao zhan buat padahal ia baru pulang dari rumah sakit.

Selama ia dirumah sakit saja xiao zhan tidak menjenguknya walau hanya sebentar saja. Ia tidak tahu apa salahnya sehingga xiao zhan berbuat begitu kejam kepadanya.
.
.
Hampir selesai wang yibo membersihkan mansion besar xiao zhan, wang yibo mendengar langkah kaki seseorang tapi ia bersikap acuh saja.

Seorang wanita yang memakai kemeja putih kebesaran yang menampilkan pahanya berjalan menuruni tangga. Wang yibo tidak perduli siapa wanita itu yang pastinya itu adalah kekasih baru suaminya.

Zhao lusi menghentikan langkahnya saat melihat wang yibo lalu ia mengambil gelas dan menuangkan air ke gelas. Zhao lusi meminum setengah air dari gelas dan sisanya ia tumpahkan ke lantai.

"Bersihkan itu!" ucapnya lalu pergi.

Wang yibo menghela nafas lalu pergi untuk mengambil kain pel. Setelah selesai mengepel lantai, ia lanjut ke dapur untuk membuatkan makan siang.
.
.
.
.
.
.
.
"Ku pikir kau sudah mati!" ucap xiao zhan masuk ke dalam loteng, tempat wang yibo berada.

Wang yibo tidak menjawab ia terus menatap kearah luar dari jendela kecil di loteng. Xiao zhan yang merasa di abaikan pun menggeram tapi sesaat kemudian ia menarik nafas lalu melemparkan sebuah berkas ke arah wang yibo.

"Tanda tangani!" ucap xiao zhan tapi lagi-lagi dirinya diabaikan.

"KU BILANG TANDA TANGANI INI!!! APA KAU TULI!!" teriak xiao zhan dengan geram ia menarik rambut wang yibo dan menghempaskan tubuh kurus itu ke lantai.

Menarik tangan wang yibo dengan paksa untuk menandatangani surat perceraian mereka. Dengan sekuat tenaga menahan dorongan tangan xiao zhan, wang yibo langsung mengarahkan ujung pulpen ke xiao zhan dan itu hanya membuat goresan saja di rahang tegas xiao zhan.

"B-BERHENTI MEMPERLAKUKAN KU SEPERTI BUDAK! TIDAK PERDULI KAU MAU APA!! JANGAN MEMAKSA!! AKU TIDAK PERDULI SEAN XIAO ZHAN-

PLAK!~

Satu tamparan keras didaratkan oleh xiao zhan di pipi wang yibo, suasana di dalam loteng menjadi hening. Dengan emosi yang berapi-api xiao zhan berjalan keluar loteng tanpa mengatakan apapun.

Setelah kepergian xiao zhan, wang yibo duduk diam tanpa penerangan lampu. Cahaya yang masuk dari jendela kecil tidak cukup untuk mengalahkan gelapnya hidup.

Ia suka sendiri tapi terlalu naif untuk dikatakan tidak kesepian, kehilangan orang tua sudah cukup besar membuat luka di hidup nya.

Ia tidak akan pernah pergi atau angkat kaki dari rumah ini sebelum ia bisa membalaskan kematian orang tuanya walau di lubuk hatinya yang paling dalam, ia masih mencintai xiao zhan.

Saat di rumah sakit xing lin memintanya untuk segera menceraikan xiao zhan dan masalah orang tua wang yibo harus dilaporkan ke pihak kepolisian karena punya bukti yang cukup kuat.
.
.
.
.
.
Dua hari kemudian, sore ini wang yibo pergi keluar untuk menemui xing lin di taman yang tidak jauh dari mansion xiao, wang yibo ingin meminta bantuan dari xing lin. Surat perceraian yang xiao zhan berikan kepadanya sudah ia tanda tangani dan xiao zhan juga sudah menandatangani'nya.

Selama dua hari ini xiao zhan tidak pulang ke mansion xiao dan ini dimanfaatkan oleh wang yibo untuk pergi menemui xing lin. Selama dua hari itu pula wang yibo memikirkan semua kata-kata xing lin yang memang ada benarnya.

Sudah lima tahun wang yibo hidup dan tinggal bersama xiao zhan dengan perlakuan biadabnya. Entah bagaimana nantinya, kematian orang tuanya terbalas atau tidak tapi ia harus tetap berusaha.
.
.
Sekarang wang yibo sedang duduk di bangku taman bersama xing lin, tempat yang tidak terlalu ramai dan tempat yang jarang dilewati orang.

"Pilihan yang bagus, aku akan selalu membantu mu semampu ku" ucap xing lin menerima berkas perceraian wang yibo.

"Urus ini saat dia sudah sangat keterlaluan terhadap ku" ucap wang yibo.

"Sebenarnya apa salah mu sehingga direktur xiao berbuat hal sekeji ini kepada mu" tanya xing lin yang tidak tahu kenapa xiao zhan memperlakukan wang yibo seperti itu, padahal wang yibo adalah pasangan sah nya.

"Tidak tahu" jawab wang yibo yang memang tidak tahu dimana letak kesalahannya dan apa salah orang tuanya.

"Sudahlah lupakan ini sejenak. Mari kita nikmati sore ini, kau juga butuh hiburan" ucap xing lin lalu berdiri, mengulurkan tangannya kepada wang yibo.

Mereka berdua berkeliling di taman sambil membicarakan hal random, wang yibo sangat menikmati sore ini bersama xing lin. Rasanya ia tidak akan pernah ingin pulang ke mansion xiao tapi ada hal yang harus ia lakukan disana.

Saat melewati tempat anak-anak bermain wang yibo menyipitkan matanya untuk memastikan bahwa itu benar Zhao lusi, perempuan yang ada di mansion xiao saat ia pulang dari rumah sakit.

Benar itu adalah Zhao lusi yang sedang bersama seorang laki-laki tapi itu bukan xiao zhan. Wang yibo memilih untuk tidak perduli dan tidak ingin ikut campur.

"Ada apa?" tanya xing lin melihat wang yibo yang fokus melihat ke arah lain.

"T-tidak ada" ucap wang yibo.
.
.
.
.
Hari sudah gelap dan wang yibo baru pulang ke mansion xiao, ia berharap malam ini xiao zhan tidak pulang dan ia bisa tenang. Wang yibo berjalan masuk ke halaman mansion dan tidak melihat mobil xiao zhan.

Bernafas lega karena xiao zhan tidak pulang ke mansion dan mungkin sedang berada di club bersama para kekasihnya.

Duarr~

Suara gemuruh petir tiba-tiba menggelegar yang menandakan hujan lebat akan turun dan saat itu juga semua lampu di mansion padam dan menjadi gelap gulita.

"K-kenapa lampunya mati. biasanya juga tidak, mau sederas apapun hujan lampu mansion tetap menyala" ucap wang yibo yang berada di dalam loteng.

"Sudahlah, lagipula sudah terbiasa berada di tempat gelap" ucap wang yibo lalu melihat ke arah luar dari jendela kecil di loteng.

Hujan turun begitu deras dan cahaya petir yang menyambar seperti akar di langit gelap. Semakin lama wang yibo merasa dingin lalu ia mengambil kain yang biasa ia gunakan sebagai selimut.

Krekk~

Kresekk~

Pendengaran wang yibo langsung menajamkan pendengarannya, ia mendengar suara-suara aneh dari luar loteng. Suara itu semakin terdengar jelas dan seperti mendekat ke loteng.

Wang yibo langsung berdiri dan mengambil tongkat kayu yang ada di atas lemari lalu berdiri di dekat pintu. Gagang pintu bergerak dan seseorang masuk ke dalam loteng.

BUGG~

Saat orang itu masuk, wang yibo langsung memukulnya dengan kayu yang ia pegang. Orang itu pingsan setelah mendapat pukulan yang cukup keras dari wang yibo.

Wang yibo mendorong-dorong tubuh orang yang terkapar di lantai dengan kayu lalu mencari lilin dan menghidupkannya. Seketika wajah wang yibo langsung memucat, keringat dingin mengucur deras dari pelipisnya saat melihat orang itu.






TBC.



Jangan lupa vote+komen👌




-

𝑳𝒐𝒗𝒊𝒏𝒈 𝒉𝒊𝒎 𝒊𝒔 𝒍𝒊𝒌𝒆 𝒅𝒚𝒊𝒏𝒈 𝒔𝒍𝒐𝒘𝒍𝒚Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang