Wang yibo menyeret xiao zhan masuk ke dalam kamar milik xiao zhan tentunya, ia tidak tahu jika xiao zhan sudah pulang dan ia juga tadi memukulnya dengan kayu cukup kuat. Berhubung xiao zhan sedang mabuk berat, wang yibo berharap xiao zhan tidak mengingat kejadian ini.
Setelah membawa xiao zhan ke kamarnya, wang yibo langsung kembali ke loteng. Entah kenapa ia merasa sangat senang setelah memukul xiao zhan dengan kayu. Ia menarik kain tipis yang dijadikan sebagai selimut itu lalu menutup matanya dan tidur.
.
.
.
.
.
Satu minggu kemudian, acara pernikahan xiao zhan dengan zhao lusi sudah menyebar luas hingga ke berita-berita televisi dan akan berlangsung dalam beberapa hari lagi.Padahal xiao zhan dan wang yibo belum sah cerai di mata negara, surat perceraian itu masih ada di xing lin dan wang yibo belum menyuruhnya untuk menyerahkannya ke pihak hukum.
Selama satu minggu ini xiao zhan tidak memperlakukan wang yibo dengan buruk yah mungkin sedikit tapi tidak untuk zhao lusi, dia memperlakukan wang yibo layaknya seorang pembantu.
Dan selama itu pula wang yibo selalu melihat zhao lusi bersama laki-laki lain bukan xiao zhan tapi ia tidak perduli walau di lubuk hati terdalamnya ia sangat ingin mengatakan itu kepada xiao zhan.
.
.
.
.
Pagi ini ada hari pernikahan xiao zhan, wang yibo tidak ikut hadir dan xiao zhan juga tidak menyuruhnya datang malahan xiao zhan menguncinya di dalam loteng. Wang yibo tidak merasa sedih sedikitpun akan pernikahan xiao zhan, ia malah merasa lebih tenang dan yang harus ia lakukan adalah membalaskan kematian orang tuanya jika ia bisa tapi jika tidak bisa ia ingin segera meninggalkan tempat ini.Wang yibo menatap keluar dari jendela kecil di loteng, memandang ke luar dan semilir angin menerpa wajahnya. Wang yibo dulu di kenal dengan pemuda berpipi chubby tapi sekarang pipi chubby itu telah hilang. Lingkaran hitam di mata seperti panda, wajah pucat dan tubuh yang kurus seperti mayat hidup.
Tapi semua itu tidak membuat wang yibo menyerahkan hidupnya begitu saja walau terkadang ia sangat ingin mati. Tiba-tiba pintu loteng diketuk lalu seseorang seperti sedang berusaha membuka pintu loteng.
"Yiboo~ apa kamu di dalam?" ucap Xing lin membuka sedikit pintu loteng.
"Ahh~ lin, aku pikir tadi siapa" ucap wang yibo.
"Bagaimana bisa kamu membuka pintunya? Itu kan terkunci" tanya wang yibo dan Xing lin langsung mengangkat satu tangannya yang memegang kawat kecil sambil tersenyum.
"Huhh!~ direktur xiao sudah sangat keterlaluan dan aku akan langsung mengurus surat perceraian kalian. Enak saja dia, menikmati acara pernikahannya dengan si nenek lampir! itu sedangkan kamu di kunci didalam loteng!!" ucap Xing lin menggebu-gebu.
"Sekarang bukan waktunya, tunggu sebentar lagi" ucap wang yibo menatap Xing lin yang wajahnya langsung berubah menjadi kesal saat mendengar ucapannya.
"Huh! Kau bercerai tapi aku yang Aaaaa!! Ayolah~ aku tidak sanggup hikss melihat mu begini.." ucap Xing lalu perlahan berlutut di hadapan wang yibo, walau bukan ia yang mengalami semaunya tapi tetap saja ia tidak sanggup terus melihat wang yibo seperti ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝑳𝒐𝒗𝒊𝒏𝒈 𝒉𝒊𝒎 𝒊𝒔 𝒍𝒊𝒌𝒆 𝒅𝒚𝒊𝒏𝒈 𝒔𝒍𝒐𝒘𝒍𝒚
عاطفية"Aku tidak akan pernah kembali kepadanya"