1

47 5 10
                                    

KALVIN RICARDO MAHENDRA

Pria berusia 19 tahun yang kini asik membaca buku di perpustakaan itu terlihat menarik di mata para gadis yang berusaha mencari perhatian padanya.

"Serius amat lo. Tuh diliatin para cewek-cewek cantik." Kalvin yang tipikal cowok dingin dan bodoamat hanya diam tanpa memperdulikan omongan sahabatnya.

"Elah lo mah gitu Mulu!....Lo..."

"Sssttt...tolong tertib kalau dalam perpustakaan, kalau tidak saya akan mengeluarkan anda!" Peringat wanita paruh baya dengan kacamata di atas hidungnya itu.

Spontan Jeremi menutup muka dengan buku akibat malu menjadi pusat perhatian para pembaca di dalam perpus itu.

Kalvin? Dirinya yang memang bodoamat hanya melanjutkan acara baca membacanya sambil menulis beberapa materi yang dia rangkum sejak sejam yang lalu.

Waktu tak terasa sudah hampir menunjukkan pukul 16:30.

Jeremi yang sudah bosan menunggu sambil memainkan laptop akhirnya berdiri meninggalkan Kalvin yang masih asik dengan baca membaca.

"Gila lo. Dah dari tadi gue nungguin gak berdiri juga. Ayok pulang. Gue dah gerah nih!" Omel Jeremi dengan berbisik.

Kalvin yang memang masih asik membaca tak memperdulikan pria di sampingnya. Dia hanya fokus dengan buku yang sudah lima belas menit yang lalu, dia baca

Jeremi yang kesal hanya membuang nafas kasar dan pergi membiarkan Kalvin yang tak ingin beranjak.

"Kamu gak pulang ya? Gue mau bersihin perpus nih!" Tanya gadis dengan memegang alat pembersih menatap penuh kesal dengan Kalvin yang hampir tiap hari mengunjungi perpustakaan kalau selesai jam mata kuliah.

"Huayem...ini jam berapa?" Tanya Kalvin dengan merenggangkan otot sehabis bangun tidur.

"Ini udah jam 7 malam. Gue mau bersih-bersih Lo pergi gih!" Usir gadis itu dan membuat Kalvin kesal.

Pada akhirnya Kalvin yang malas berdebat hanya menarik ranselnya dan pergi dari sana.

Gadis  itu hanya menggerutu tak jelas dan melanjutkan bersih-bersih nya.

Keluar dari perpustakaan membuat Kalvin merasa ada yang aneh dengan keributan di seberang sana, tapi.  bukan Kalvin namanya jika dia harus mengetahui apa yang terjadi di sebelah sana.

Dirinya sudah dari kecil memiliki sikap yang dingin.

Meski dia anak yang tertua dari tiga bersaudara, dirinya tak pernah sekalipun  bersikap cuek dengan kedua adiknya.

Skip

Seketika setelah sampai di parkiran mobil. Kalvin di buat kaget dengan gadis yang masuk ke dalam mobilnya bersamaan dengan dia di depan.

"Lo siapa? Ngapain masuk mobil orang? Keluar Lo!"

"Please banget kak. Aku takut. Please jangan usir aku. Aku lagi dikejar-kejar dua preman itu kak. Please ya kak?" Mohon gadis berparas cantik dengan wajah khas wanita Rusia indo itu.

"Gue gak perduli! KELUAR!"

Gadis itu tak memperdulikan bentakan itu tapi malah merunduk di dekat Kalvin dan Kalvin hanya membuang nafas kasar membiarkan gadis itu di bawah sana.

Dua preman tadi yang mengejar-ngejar gadis itu tampak sedang mencari-cari seseorang tapi Kalvin tetap dengan sikap bodoamat nya.

Dirinya malah keluar dari dalam mobil untuk memastikan sesuatu.

"Hadeh kemana gadis sialan itu. Kita harus mendapatkan wanita itu. Kalau tidak bos akan marah!" Ujar pria berkepala plontos itu.

"Kita cari di sebelah sana mungkin dia sudah jauh dari sini!" Ujar pria satunya.

KALVIN & KINARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang