3

28 3 5
                                    

Sore hari sesuai janji Angga pada Kinara mereka berdua jalan-jalan kesebuah mall terkenal di kota itu.

"Kak. Kakak yakin mau beliin Ara baju di sini?" Ragu Kinara sambil meremas ujung kaosnya.

"Iya ra. Kenapa emangnya?" Balas Angga dengan senyum mengembang membuat kadar ketampanan pria muda itu makin menjadi.

"Gak ada."

"Kalo begitu kamu ikut kakak sekarang ke-suatu Tempat!" Ajak Angga merangkul bahu Kinara.

"Kemana... Eh kok di tarik. Kak..."

"Udah ikut aja!"

"Tap..."

Tanpa memperdulikan perkataan Kinara, Angga segera meraih tangan Kinara dan menariknya masuk di salah satu butik yang terkenal di kota itu.

"Kak. Apa ini tak berlebihan? Inikan..."

"Udah jangan nolak. Kakak yang ngajak kamu. Jadi gak usah nolak. Please!" Mohon Angga dengan menyatukan dua telapak tangan di depan wajah Kinara.

Kinara hanya membuang nafas kasar dan mengangguk pasrah dengan permintaan kakak angkatnya.

"Sudah sekarang kamu pilih baju apa yang kamu mau. Kakak yang akan bayar!" Kinara hanya manggut-manggut mengiyakan. Dia tak bisa menolak kebaikan kakaknya dia hanya bisa mengiyakan dan sekarang dia sedang memilih beberapa baju yang dia butuhkan.

Ingat! Butuhkan bukan yang dia suka. Entah apa yang dipikirkan Kinara dengan begitu teliti melihat beberapa baju dengan harga yang murah.

Dirinya mengecek harga dari setiap baju yang akan dia ambil. Bisa saja pakaiannya begitu mahal. Wajar saja mahal, semua baju yang ada di butik itu memiliki merek yang terkenal.

"Kenapa Ra? Kok kamu cuma ambil satu bajunya?" Cengok Angga dan menarik Ara kembali ke tempat gantungan baju mewah yang berjejer rapi di sisi lain butik itu.

"Sekarang kamu ambil semua yang kamu suka. Bukan kamu milih satu aja yang kamu butuh..."

"Tapi ini satu baju aja udah empat juta kak. Kinara gak mau kakak borosin duit kakak!"

"Kinara. Kakak ini udah memegang perusahaan udah lama dari jaman kakak SMA, Kamu gak usah ragu lagi. Silahkan beli yang kamu mau. Kakak gak mau tahu kamu harus borong semua yang menurut kamu bagus dan di sukai! Ingat Kinara, suka! Ini ambil kartu kakak." Ujar Angga memaksa dengan memberikan salah satu black card nya pada Kinara.

"Mata aku gak salah liat kan. Ini black card asli kan. Astaga!" Kagum batin Kinara tapi tetap mengambil perlahan dengan tangan gemetar black card itu.

"Ngapain bengong megangnya Ra? Itu bukan bom. Gak usah mikir aneh-aneh kamu bisa kok mengambil apa aja dengan kartu itu. Oh ya. Itu buat kamu aja. Kakak yakin kamu bisa pakainya!"

Kinara hanya mengangguk dan kini dia mencari sesuatu di butik itu. Entah, tapi yang jelas dia hanya mengambil beberapa baju itupun sudah memakan waktu.

"Kinara?" Panggil seorang wanita dengan dandanan kalem dan baju mewah tapi masih anggun untuk dilihat.

"Ya...maaf. kamu siapa?"

"Perkenalkan. Nama saya Karina Mahendra. Saya adik ketiga dari Kalvin!" Kinara masih terdiam menatap Karina yang tersenyum padanya. Dirinya paham kalau Kinara pasti belum tahu siapa Kalvin.

"Kalvin? Dia siapa kak? Maaf kalau boleh tahu..."

"Jangan panggil kakak. Saya lebih muda dari kak Kinara. Saya baru kelas tiga SMP. Kakak saya seumuran kakak!" Kinara masih bingung tapi tetap mengangguk seraya tersenyum kikuk pada gadis itu. Dirinya juga tak menyangka jika gadis yang tampilannya seperti anak kuliahan itu masih remaja.

KALVIN & KINARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang