2

23 3 0
                                    

Waktu begitu cepat berlalu setelah pertemuan Kinara dan Kalvin tadi membuat Kinara merasa makin risih di ikuti oleh orang suruhan Kalvin.

"Kamu maunya apasih? Kok ngikutin saya terus? Kamu mau saya lapor polisi?" Bentak Kinara pada Jeremi yang mengikuti Kinara terang-terangan.

"Jangan gitu donk. Gue cuman mau kenalan Ama Lo! Gak lebih. Lo mau kan temenan Ama gue?" Bohong Jeremi yang padahal hanya ingin mencari tahu asal-usul Kinara.

"Saya gak mau!" Ujar Kinara sinis dan pergi dari sana.

"Elah sombong amat tu cewek!"

"Jeremi...." Teriak andin dari ujung lorong dan berlari menggandeng tangan Jeremi.

"Lepasin tangan Lo. Gue risih!"

"Ish kok gitu sih. Gue kan cuma mau nanya!"

"Nanya apaan?" Sinis Jeremi menghempaskan tangan Andin.

"Kalvin kemana? Kan kampus kebetulan diliburin sehari gue mau ngajak dia kerumah keluarga aku!"

"Kepo Lo kayak Dora." Sambar Jeremi dan melenggang pergi tanpa memberikan jawaban yang diminta Andin.

Kesal. Sudah pasti Andin kesal, dirinya tidak pernah membuang waktu untuk meminta perhatian lelaki manapun selain Kalvin yang memiliki ketampanan bak dewa Yunani itu.

"Liat aja, gue bakalan buat Kalvin bertekuk lutut di depan gue nanti. Kayaknya ini waktunya mainin peran gue didepan om gadun itu!"

Andin segera bergegas dari sana memperhatikan kesekelilingnya supaya tak ada yang mendengar ocehannya barusan.

Di parkiran kampus Kalvin dibuat kaget dengan Andin yang dijemput oleh seorang pria paruh baya yang tak asing baginya

"Kayak kenal...!"

"Woy Vin. Kok gue ditinggal sih?"

"Serah gue lah. Sana lo. Urusin yang gue perintahin ke Lo!"

"Tap..."

"Mau gue potong gaji Lo?" Ancam  Kalvin spontan membuat Jeremi melambaikan tangan dengan cepat.

"Ngancem Mulu Lo. Iya deh gue cari tahu..."

"Yaudah sana! Ngapain masih di sini?"

"Hehehe..." Jeremi segera pergi dari sana dengan menggerutu tak jelas.

Kalvin langsung segera menaiki mobil sport miliknya dan melaju membela jalanan kota siang itu.

Disisi lain Kinara dibuat tercengang dengan kejadian yang dialaminya dengan sahabat satu-satunya Angga Herman.

Sahabat pria sekaligus calon kakak angkatnya. tidak, lebih tepatnya kakak angkatnya.

Ya! Sahabatnya sudah lama menginginkan seorang adik perempuan tapi siapa sangka, Kinara adalah adik angkatnya yang kini membuat Angga begitu kegirangan saat Kinara memasuki ruang tamu.

"Akhirnya gue punya adik....dan adik gue...Kinara sahabat gue! Akhirnya gue punya temen di rumah Ama ke kampus!" Ujar Angga blak-blakkan membuat Kinara hanya terkekeh.

Mamanya. Martha, dibuat geleng-geleng kepala oleh tingkah konyol Angga yang meloncat sambil menarik Kinara kedalam pelukannya.

"Bisa...bisa lepasin gak ga? Aku sesak nafas....kamu...peluk erat...gini!"

"Eh astaga maafin gue ara. Gue cuman kegirangan aja...gue mau Lo panggil gue kakak mulai sekarang, gue gak mau tahu!"

Kinara hanya menggeleng membuat Angga kembali memeluk erat dirinya.

KALVIN & KINARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang